TEKHNIK PELAKSANAAN METODE
SYNERGETIC TEACHING, LISTENING TEAM, THE POWER OF TWO DALAM PENGAJARAN
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
D
I
S
U
S
U
N
OLEH
NAMA :
SARTIKA YULI
NIM :
1420100125
DOSEN PEMBIMBING :
Drs. SAMSUDDIN M.Ag
NIP: 19640203 199403 1
003
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULATAS TARBIYAH DAN ILMU
KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
PADANGSIDIMMPUAN
2016
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warahmatullahi
wabarakatuh.
Alhamdulillahirabbilalamin, banyak nikmat yang Allah berikan. Segala puji hanya
bagi Allah atas segala berkah, rahmat, taufik, serta hidayah-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Tekhnik Pelaksanaan Metode
Synergetic teaching, Listening Team, The Power of Two dalam Pengajaran
Pendidikan Agama Islam”.
Dalam
penyusunan dan penulisannya, penulis memperoleh banyak bantuan dari berbagai
pihak, karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
semua pihak yang telah memberikan dukungan, bantuan dan kepercayaan yang begitu
besar.
Penulis
menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar makalah ini dapat
lebih baik lagi. Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi
semua pembaca.
Wassalamualaikum warahmatullahi
wabarakatuh.
Padangsidimpuan, Desember 2016
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................ i
DAFTAR ISI............................................................................................... ii
BAB I
PENDAHULUAN.......................................................................... 1
A. Latar Belakang................................................................................. 1
BAB II
PEMBAHASAN............................................................................ 2
A. Synergetic Teaching Strategi........................................................... 2
B. Listening
Team................................................................................. 5
C. Strategi
Pembelajaran The Power Of Two....................................... 10
BAB III PENUTUP.................................................................................... 14
A. Kesimpulan...................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 15
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknlogi dalam kehidupan manusia ,yang merujuk pada
inovasi inovasi besar dalam berbagai bidang, tidak terkecuali termasuk dalam
pendidikan. Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya.
Selanjutnya, dalam proses pembelajaran, memerlukan beberapa komponen pendukung
agar suasana belajar mengajar bisa
mencapai pembelajaran yang efektif. Pembelajaran harus mampu menciptakan
suasana yang kondusif yang lebih bisa menyeimbangkan usaha, proses serta hasil
dalam berkaitan dengan siswa, lingkungan belajar serta lingkugan sekolah. Oleh
karena itu, dalam makalah ini akan kami bahas tentang hal hal yang terkait dengan pembelajaran
efektif dengan memfungsikan media pembelajaran. Media pembelajaran yang
merupakan salah satu komponen yang bisa menunjang keberhasilan belajar yang
efektif
Dalam proses
pendidikan diperlukan suatu perhitungan tentang kondisi dan situasi panjang.
Dengan perhitungan tersebut, maka proses pendidikan Islam akan lebih terarah
kepada tujuan yang hendak dicapai, karena segala sesuatunya telah direncanakan
secara matang
Itulah sebabnya
pendidikan memerlukan strategi yang menyangkut pada masalah bagaimana
melaksanakan proses pendidikan terhadap sasaran pendidikan dengan melihat
situasi dan kondisi yang ada, dan bagaimana agar dalam proses tersebut tidak terdapat
hambatan serta gangguan baik internal maupun eksternal yang menyangkut
kelembagaan atau lingkungan sekitarnya.
Dalam
pembelajaran, metode dan pendekatan tidak bisa dipisahkan karena kedua unsur
ini merupakan alat dan cara yang digunakan untuk menunjang kelancaran
pendidikan.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Synergetic Teaching Strategi
a. Pengertian Synergetic Teaching Strategi
Pembelajaran tipe Synergetic Teachingmerupakan strategi
pembelajaran yang melibatkan siswa dalam proses pembelajaran dengan membentuk
siswa menjadi dua kelompok dan memberikan metode pembelajaran yang berbeda
antar kelompok dan kemudian mencocokkan hasil belajar mereka yang berupa
catatan dan tugas.[1]
Pembelajaran aktif (active learning) dimaksudkan untuk mengoptimalkan
penggunaan semua potensi yang dimiliki oleh anak didik, sehingga semua anak
didik dapat mencapai hasil belajar yang memuaskan sesuai dengan karakteristik
pribadi yang mereka miliki.
Di samping itu
pembelajaran aktif (active learning) juga dimaksudkan untuk menjaga perhatian
siswa/anak didik agar tetap tertuju pada proses pembelajaran. Bahwa Belajar
aktif merupakan sebuah kesatuan sumber kumpulan strategi-strategi pembelajaran
yang komprehensif. Belajar aktif meliputi berbagai cara untuk membuat peserta
didik aktif sejak awal melalui aktifitas-aktifitas yang membanngun kerja
kelompok dan dalam waktu singkat mebuat mereka berfikir tentang materi
pelajaran
Strategi
pembelajaran tipe synergetic teaching ini menekankan pada kemampuan siswa dalam
memilih ide-ide atau gagasan pokok yang akan dibahas. [2]
Selain itu dalam pembelajaran strategi pembelajaran tipe synergetic teaching
melatih kemampuan motork siswa diantaranya panca indra siswa. Dalam penerepan
strategi pembelajaran tipe synergetic teachingmelatih siswa untuk konsentrasi
pada satu arah. Siswa juga dilatih untuk membuat resume atau kesimpulan dari
pokok bahasan yang disampaikan oleh guru
b. Langkah-langkah
pembelajaran Strategi pembelajaran Tipe Synergetic
Teaching
Langkah-langkah
pembelajaran strategi pembelajaran tipe synergeticyang dikemukakan oleh
Silberman.[3]
1. Bagilah
kelas menjadi dua bagian
2. Kirimkan
satu kelompok ke ruang lain untuk membaca tentang tentang topik yang anda
ajarkan. Pastikan materi terformat dengan baik dan mudah dibaca.
3. Selama
masa ini, berilah sebuah pelajaran yang dsampaikan dengan lisan, ceramah,
tentang materi yang sama kepada separuh lainnya di kelas itu.
4. Kemudian, ganti pengalaman pelajaran. Berilah materi
bacaan tentang topik anda bagi bagi kelompok yang telah mendengarkan pelajaran
yang disampaikan dengan ceramah dan berikan suatu pelajaran yang didasarkan
dengan pembelajaran bagi kelompok yang membaca tersebut.
5. Pasangkan
anggota-anggota untuk masing-masing kelompok dan surulah mereka
menyimpulkan/meringkas apa yang telah mereka pelajari.
6. Mintalah
separuh dari peserta didik itu mendengarkan presentase pembelajaran yang
disampaikan dalam pembelajaran dengan mata tertutup sementara seperti
transparansi OHP yang menyertai pembelajaran dengan telinga mereka tertutup.
7. Setelah
pembelajaran selesai maka mintalah dua kelompok tersebut membandingkan
catatan-catatan tentang apa yang mereka dengar atau lihat.
c. Keunggulan
dan kelemahan Strategi pembelajaran tipe synergetic
teaching
1)
Keunggulan Strategi pembelajaran tipe
synergetic teaching
Hartono (2008 : 20 ) mengemukakan bahwa seperti strategi
pembelajaran lainnya strategi pembelajaran tipe synergetic teachingmemliki
keunggulan yaitu: strategi pembelajaran tipe synergetic teaching pada umumnya
memiliki keunggulan yaitu a) siswa lebih mudah memahami materi, b), siswa
mendapatkan pengalaman belajar yang
berbeda c) siswa lebih aktif dalam belajar d).pengajaran berjalan lebih
menarik, e) merangsang stimulus motorik siswa [4]
2)
Kelemahan Strategi pembelajaran tipe
synergetic teaching
Selain
memiliki keunggulan, Strategi pembelajaran tipe synergetic teaching juga
memiliki kelemahan. Seperti yang diungkapkan oleh Hartono (2008 : 12)
Kelemahan Strategi pembelajaran tipe
synergetic teaching adalah: a) Relevan menggunakan ruang dan waktu banyak; b)
Suasana kelas sulit untuk terkontrol; c) membutuhkan media pembelajaran yang
seperi OHP atau LCD; d) Membutuhkan keprofesional guru karena harus
menyesuaikan mengajarkan materi sesuai dengan langkah-langkah strategi
pembelajaran yang adasesuai dengan tingkat
kemampuan siswa.[5]
Untuk
lebih jelasnya diuraikan sebagai berikut
1) Relevan
menggunakan ruang dan waktu banyak karena harus membagi siswa menjadi dua
bagian dan memisahkan pada ruang yang berbeda sehingga pengajaran memerlukan
waktu yang banyak.
2) Suasana
kelas sulit untuk terkontrol karena guru harus mengajar siswa dua ruangan.
Sehingga sulit mengontrol kelas yang sementara ditinggalkan.
3) Membutuhkan
media pembelajaran yang seperi OHP atau LCD. Dalam mengajarkan strategi
pembelajaran tipe synergetic teaching membutukan media yang tepat untuk melatih
kosentrasi siswa dalam menggunakan panca indra siswa.
Membutuhkan
keprofesional guru karena harus menyesuaikan mengajarkan materi sesuai dengan
langkah-langkah strategi pembelajaran
yang ada sesuai dengan tingkat kemampuan siswa. Guru harus menguasai
langkah-langkah strategi pembelajaran tipe synergetic teachingsebelum
mengajarkan sehingga mencapai hasil yang maksimal.
B.
Listening
Team
a. Pengertian
Pembelajaran Tim Pendengar (Listening
Team)
Pembelajaran tim
pendengar merupakan salah satu pembelajaran yang dimana siswa terlibat secara
aktif dan terjadi hubungan yang dinamis serta saling mendukung antara siswa
satu dengan siswa yang lain. Pembelajaran ini dimaksudkan untuk mengaktifkan
seluruh siswa dengan membagi siswa secara berkelompok dan memberikan tugas yang
berbeda kepada masing-masing kelompok tersebut.[6]
Pengertian
operasional dari metode listening team adalah suatu usaha untuk memperoleh
pemahaman akan hakikat dari suatu konsep atau prinsip atau keterampilan
tertentu melalui proses kegiatan atau latihan yang melibatkan indera
pendengaran. Penggunaan metode listening team dalam pembelajaran yang lebih
menekankan pada pengoptimalan indera pendengaran siswa (di samping indera
lainnya), diharapkan secara tepat dapat mendorong siswa agar tetap fokus dan
siap siaga selama proses pembelajaran berlangsung.
Pengertian
operasional dari Listening Team adalah suatu usaha untuk memperoleh pemahaman
akan hakikat dari suatu konsep atau prinsip atau keterampilan tertentu melalui
proses kegiatan atau latihan yang melibatkan indera pendengaran. Penggunaan
Listening Team dalam pembelajaran yang lebih menekankan pada pengoptimalan
indera pendengaran siswa (di samping indera lainnya), diharapkan secara tepat
dapat mendorong siswa agar tetap fokus dan siap siaga selama proses
pembelajaran berlangsung.
Strategi ini
membantu siswa untuk tetap berkonsentrasi dan terfokus dalam pelajaran yang
menggunakan metode ceramah. Metode ceramah dapat diartikan sebagai cara
menyajikan pelajaran melalui penuturan secara lisan atau penjelasan langsung
kepada sekelompok siswa.[7]
Penggunaan
strategi Listening Team akan mencapai tujuan yang maksimal apabila memenuhi prinsip-prinsip
di bawah ini :
1. Pelaksanaannya
dilakukan oleh kelompok-kelompok siswa.
2. Semua
siswa harus terlibat sesuai dengan peranannya.
3. Penentuan
topik disesuaikan dengan kemampuan kelas, tingkat sekolah dan situasi tempat.
4. Materi
yang dipilih hendaknya terkait persoalan yang relatif banyak menimbulkan
pertanyaan dan pendapat.
5. Materi
yang diajukan hendaknya dapat juga menumbuhkan pertimbangan dari berbagai
pihak.
Strategi
Listening Team ini bertujuan membentuk kelompok yang mempunyai tugas atau
tanggung jawab tertentu berkaitan dengan materi pelajaran sehingga akan
diperoleh partisipasi aktif siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Yang
mana diawali dengan pemaparan pembelajaran oleh guru. Selanjutnya guru membagi
kelas menjadi kelompok-kelompok. Setiap kelompok mempunyai peran masing-masing.
Misal, 40 orang dalam suatu kelas dibagi menjadi 4 kelompok.
b. Langkah-langkah
Pembelajaran Tim Pendengar
1. Bagilah
siswa menjadi empat kelompok, masing-masing kelompok mendapat salah satu dari
tugas berikut ini :
Tim
|
Peran
|
Tugas
|
1
|
Penanya
|
Setelah
pelajaran yang didasarkan ceramah selesai, Penanya yang bertugas membuat
minimal dua pertanyaan mengenai materi yang baru saja disampaikan.
|
2
|
Orang
yang setuju
|
Setelah
pelajaran yang didasarkan pada ceramah selesai, menyatakan poin-poin mana
yang mereka sepakati (atau membantu) dan menjelaskan mengapa demikian. Dan
Kelompok kedua ini merupakan kumpulan orang yang menjawab berdasarkan
perspektif tertentu. Atau disebut juga sebagai kelompok Pendukung yang
bertugas mencari ide-ide yang disetujui atau dipandang berguna dari materi
pelajaran yang baru saja disampaikan dengan memberi alasan “mengapa kami
setuju”.
|
3
|
Orang
yang tidak Setuju
|
Setelah
pelajaran yang didasarkan pada ceramah selesai, mengomentari tentang poin
mana yang tidak mereka setujui (atau tidak membantu) dan menjelaskan mengapa
demikian. Atau Kelompok ketiga ini merupakan kumpulan orang yang menjawab
dengan perspektif yang berbeda dengan kelompok kedua. Atau disebut juga
sebagai kelompok Penentang yang bertugas mencari ide-ide yang tidak disetujui
atau dipandang tidak berguna dari materi pelajaran yang baru saja disampaikan
dengan memberi alasan. Perbedaan ini diharapkan memunculkan diskusi yang
aktif yang ditandai oleh adanya proses dialektika berpikir, sehingga mereka
dapat menemukan pengetahuan struktural.
|
4
|
Pemberi
Contoh
|
Setelah
pelajaran yang didasarkan pada ceramah selesai, memberi contoh-contoh khusus
atau aplikasi materi. Atau merupakan kelompok yang bertugas mereview dan
membuat kesimpulan dari hasil diskusi. Serta Pemberi Contoh yang spesifik
atau penerapan dari materi yang disampaikan guru dengan memberikan alasan.
|
2. Sampaikan
materi pelajaran dengan metode ceramah yang didasarkan pada sesi tatap muka.
Setelah selesai, berilah kesempatan kepada masing-masing kelompok untuk
menyelesaikan tugas mereka dan beberapa saat untuk mengomentari tugas-tugas
mereka.
3. Mintalah
masing-masing kelompok untuk menyampaikan hasil dari tugas mereka. Baik itu
akan menimbulkan kegiatan bertanya, sepakat, dan sebagainya. Guru hendaknya
memperoleh partisipasi peserta didik dari pada yang pernah guru bayangkan.
4. Beri
klarifikasi secukupnya.[8]
Modifikasi :
Jika jumlah siswa banyak, buatlah
kelompok ganda artinya terdapat 2 kelompok sebagai penanya dan begitu pula pada
kelompok lainnya.
Bisa juga dawali dengan tugas
individual.
5. Pembelajaran
diakhiri dengan penyampaian berbagai kata kunci atau konsep yang telah
dikembangkan oleh peserta didik dalam diskusi.[9]
6. Buatlah
peranan-peranan yang lainnnya. Sebagai contoh, mintalah salah satu tim untuk
menyimpulkan pelajaran yang disampaikan dengan ceramah atau mintalah salah satu
tim menciptakan berbagai pertanyaan yang menguji pemahaman peserta didik
tentang materi pelajaran, atau buat nama kelompok yang unik untuk setiap peran
mereka. Tantanglah peserta didik untuk bertukar fungsi secara mendadak setelah
menyelesaikan kegiatan diatas.
7. Berikan
pertanyaan-pertanyaan lanjutan yang akan dijawab dengan pelajaran yang
disampaikan dengan ceramah. Tantanglah
peserta didik untuk mendengarkan jawaban-jawabannya. Tim yang dapat
menjawab paling banyak adalah tim yang menang.
c. Kelebihan
Listening Team
-
Tidak memerlukan skill komunikatif yang
rumit, dalam banyak hal siswa dapat berbuat dengan pengarahan yang simple
-
Interaksi antara siswa memungkinkan
timbulnya keakraban.
-
Strategi ini menimbulkan respon yang
positif bagi siswa yang lamban, kurang cakap, dan kurang motivasinya.
-
Listening Team melatih siswa agar mampu
berfikir kritis.
-
Siswa tidak terlalu bergantung pada
guru, akan tetapi dapat menambah kepercayaan kemampuan berpikir sendiri.
-
Dapat mengembangkan kemampuan
mengungkapkan ide/gagasan.
-
Dapat membantu anak untuk merespon orang
lain.
-
Dapat memberdayakan siswa untuk lebih
bertanggung jawab dalam belajar.
-
Dapat mengembangkan kemampuan siswa
untuk menguji ide dan pemahamannya sendiri serta menerima umpan balik.
-
Dapat meningkatkan motivasi dan
memberikan rangsangan untuk berfikir.
Kelemahan Listening Team
-
Efektivitasnya dalam memajukan proses
belajar mengajar belum terbuktikan oleh riset.
-
Dalam pelaksanaannya sering tidak
terlibatkan elemen-elemen penting.
-
Waktu yang dihabiskan cukup panjang.
-
Dengan keleluasaan pembelajaran, maka
apabila keleluasaan itu tidak optimal maka tujuan dari apa yang dipelajari
tidak akan tercapai.
-
Penilaian kelompok dapat membutakan
penilaian secara individu apabila guru tidak jeli dalam pelaksanaannya.
-
Mengembangkan kesadaran berkelompok
memerlukan waktu yang panjang.
C.
Strategi
Pembelajaran The Power Of Two
a. Pengertian
Pembelajaran The Power of Two
Salah satu hal yang menandai profesionalisme guru
adalah komitmennya untuk selalu memperbaharui dan meningkatkan kemampuannya
dalam suatus proses bertindak dan berefleksi dalam kegiatan belajar mengajar.
Strategi the power of two ini
dirancang untuk menghindari pembelajaran berpusat pada guru (teacher centered). Suatu jangkauan
alternative yang luas disediakan, kesemuanya adalah yang mendorong para peserta
didik memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap secara aktif. Siberman
mendefinisikan The Power Of Two,
The Power Of Two artinya menggabungkan kekuatan dua orang. Dalam
pembelajaran the power of two adalah kegiatan yang dilaksanakan untuk
meningkatkan belajar kolaboratif dan mendorong kepentingan dan keuntungan
sinergi, itu karenanya 2 kepala tentu lebih baik dari pada 1 kepala.[10]
Strategi pembelajaran the power of two ini adalah termasuk bagian dari active
learning yang merupakan salah satu cara terbaik untuk meningkatkan belajar
lebih aktif dengan pemberian tugas belajar yang dilakukan dalam kelompok
kecil siswa. Dukungan sesama siswa dan keragaman pendapat, pengetahuan, serta
keterampilan mereka akan membantu menjadikan belajar sebagai bagian berharga
dari iklim di kelas. Namun demikian, belajar bersama tidaklah selalu efektif.
Boleh jadi terdapat partisipasi yang tidak seimbang, komunikasi yang buruk dan
kebingungan. Menurut Hisyam Zaini,
The power of two merupakan aktifitas pembelajaran yang
digunakan untuk mendorong pembelajaran kooperatif dan memperkuat arti penting
serta manfaat sinergi dua orang. Strategi ini mempunyai prinsip bahwa berfikir
berdua jauh lebih baik dari pada berfikir sendiri.[11]
Aktivitas pembelajaran dengan kekuatan dua orang,
digunakan untuk meningkatkan pembelajaran, dan menegaskan manfaat dari sinergi,
yakni; bahwa dua kepala adalah lebih baik dari pada satu. Asumsi atau teori
yang mendasari model pembelajaran kooperatif dengan strategi the
power of two adalah bahwa belajar paling baik ketika mereka dapat
saling membimbing satu sama lain, memiliki tanggung jawab perorangan, dan
terdapat kesepakatan untuk aktif dan saling interaktif.
Dengan demikian pembelajaran dengan the power of two strategy diharapkan
dapat memecahkan permasalahan yang dihadapi oleh sebagian besar jenjang
pendidikan formal, yaitu rendahnya aktifitas siswa dalam kegiatan pembelajaran
dan rendahnya prestasi belajar siswa. Dalam pelaksanaan strategi
pembelajaran ini menggunakan beberapa sistem pengajaran dengan menggunakan
beberapa metode yang sesuai dengan langkah-langkah strategi pembelajaran the
power of two yang mendukung untuk mendapatkan kemudahan dalam pembelajaran siswa adalah
menggunakan metode ceramah, diskusi, kerja kelompok, dan lain-lain.
Strategi the power of two ini
dirancang untuk memaksimalkan belajar kolaboratif (bersama) dan meminimalkan
kesenjangan antara siswa yang satu dengan siswa yang lain. Belajar kolaboratif
menjadi populer di lingkungan pendidikan sekarang. Dengan menempatkan peserta didik dalam kelompok dan memberinya tugas
dimana mereka saling tergantung satu dengan yang lain untuk menyelesaikan
pekerjaan adalah cara yang mengagumkan dengan memberi kemampuan pada keperluan
siswa dalam masyarakat. Mereka condong lebik menarik dalam belajar karena
mereka melakukannya dengan teman-teman sekelas mereka.
Strategi belajar kekuatan berdua (the power of two)
adalah kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan belajar kolaboratif dan
mendorong munculnya keuntungan dari sinergi itu, sebab dua orang tentu lebih
baik dari pada satu.
Aktivitas belajar kolaboratif membantu mengarahkan
belajar aktif. Meskipun belajar independen dan kelas penuh instruksi juga mendorong
belajar aktif, kemampuan untuk mengajar melalui aktivitas kerja kolaboratif
dalam kelompok kecil akan memungkinkan anda untuk mempromosikan belajar dengan
belajar aktif. Strategi yang dipilih oleh pendidik tidak boleh bertentangan
dengan tujuan pembelajaran. Strategi harus mendukung kemana kegiatan interaksi
edukatif berproses guna mencapai tujuan. Tujuan pokok pembelajaran
adalah mengembangkan kemampuan anak secara individu agar bisa menyelesaikan
segala permasalahan yang dihadapinya.
Dalam pelaksanaan strategi pembelajaran the power
of two ada beberapa tujuan yang dicapai diantaranya adalah:
a)
Membiasakan belajar aktif secara individu dan kelompok (belajar bersama
hasilnya lebih berkesan)
b)
Untuk meningkatkan belajar kolaboratif.
c)
Agar peserta didik memiliki keterampilan memecahkan masalah terkait
dengan materi pokok.
d)
Meminimalkan kegagalan
e)
Meminimalkan kesenjangan antara sisa yang satu dengan siswa yang lain.
Dari beberapa
pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran dengan kekuatan
dua orang (The power of two strategy), merupakan pembelajaran kooperatif
yang digunakan untuk meningkatkan pembelajaran kolaboratif, menumbuhkan
kerjasama secara maksimal, dan memperkuat arti penting manfaat sinergi dua
orang (dua kepala lebih baik dari pada satu), dalam pembelajaran ini siswa akan
berkolaborasi dengan temannya (dua orang) untuk memperkuat pemahaman individu
masing-masing.
b. Langkah Praktis Pembelajaran The Power Of Two
1) Guru menanyakan kepada siswa tentang
teks negosiasi
2) Guru menjelaskan mengenai teks
negosiasi
3) Guru membagi siswa menjadi beberapa
kelompok yang terdiri dari 2 siswa setiap kelompok
4) Kemudian setiap kelompok
mendiskusikan tentang surat pembaca
5) Guru menugaskan setiap kelompok
untuk membuat tulisan surat pembaca tentang lingkungan
6) Selanjutnya setiap kelompok
mempersentasikan hasil diskusinya ke depan kelas
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Seperti telah diketahui bahwa strategi pembelajaran adalah
suatu pola umum yang dapat menggambarkan kegiatan guru dan peserta didik di
dalam pembelajaran.Pengertian strategi dalam hal ini menunjukkan pada
karakteristik abstrak dari serangkaian kegiatan mengajar dan peserta didik
didalam peristiwa pembelajaran sedangkan serangkaian kegiatan pengajar dan
peserta didik dalam proses pembelajaran secara aktual tertentu dinamakan
prosedur pembelajaran
Ada beberapa alasan menggunakan pembelajaran aktif yaitu ;
memiliki pengaruh yang kuat pada pembelajaran si belajar; strategi-strategi
pengembangan pembelajaran aktif lebih mampu meningkatkan ketrampilan berfikir
para pelajar dari pada peningkatan penguasaan isi; melibatkan para pelajar
dalam tugas-tugas berfikir tingkat lebih tinggi seperti analisis, sintesis, dan
evaluasi; berbagai gaya belajar dapat dilayani dengan sebaik-baiknya dengan melibatkan
para pelajar dalam kegiatan-kegiatan belajar aktif.
Penggunaan pembelajaran aktif membawa beberapa keuntungan
seperti; para pelajar yang aktif menggunakan pengetahuan utama mereka dalam
membentuk pemahaman dari isi materi pembelajaran; para pelajar yang aktif
berfikir secara kritis dan menciptakan pengembangan mereka sendiri; para
pelajar yang aktif terlibat secara
kognitif; dan para pelajar yang aktif menerapkan suatu strategi membaca dan
belajar lingkup yang luas.
DAFTAR PUSTAKA
Sanjaya, Wina,
2007. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Ed. 1.
Cet. 2, Jakarta : Kencana.
Sabri, Ahmad,
2007. Strategi Belajar Mengajar & Micro Teaching, Ciputat : PT.
Ciputat Press.
Mudassir,
2010. Metode-Metode Pembelajaran
Pendidikan Agama Islam, Pekanbaru : Suska Press.
Mel Silberman, 2002. Active Learning : 101 Strategies to Teach Any Subject, Jakarta :
Pustaka Insan Madani.
Zaini, Hisyam, dkk, 2007. Strategi
Pembelajaran Aktif, Yogyakarta: CTSD.
Djamarah,
Syaiful Bahri dan Drs. Aswin Zain, Strategi Belajar Mengajar,
Penerbit Bineka Cipta
Kamaludin
Ahmad. 2004. Teori Pembelajaran Aktif, Malaysis: MPTI.
Usman,
Moh.Uzer. 2000. Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar Bandung:
PT. Remaja Rosda Karya
L.Siberman,
Melvin terjemah:Raisul Muttaqiem, 2004. 101 Active Learning Cara Belajar Siswa Aktif. Bandung :
PT.Nuansa.
Zaini,
Hisyam. 2004. Strategi Pembelajaran Aktif, Edisi revisi Yogyakarta:CTSD
Center for Teaching Staff Development.
[1]
Drs. Syaiful Bahri Djamarah dan Drs. Aswin Zain, Strategi Belajar Mengajar
(Jakarta:Rineka Cipta, 2010), hal. 5
[2]
Ibid, hal. 6
[3]
Melvin L.Siberman,(terjemah:Raisul Muttaqiem),101 Active Learning
Cara Belajar Siswa Aktif.(Bandung :PT.Nuansa,Cet,2004), hal.34
[4]
Hisyam Zaini, Strategi Pembelajaran Aktif, Edisi revisi (Yogyakarta:CTSD Center
for Teaching Staff Development, Cet 2, 2004), hal.16
[5]
Ibid., hal. 17
[6]
Moh.Uzer Usman, Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar
(Bandung:PT. Remaja Rosda Karya,2000), Hal.8
[7]
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,
Ed. 1. Cet. 2, (Jakarta : Kencana, 2007), h. 145
[8]
Ahmad Sabri, Strategi Belajar Mengajar & Micro Teaching, (Ciputat :
PT. Ciputat Press. 2007), hal. 124-125
[9]
Mudassir, Metode-Metode Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Pekanbaru
: Suska Press. 2010), hal. 58
[10]
Mel Silberman, Active Learning : 101 Strategies to Teach
Any Subject, (Jakarta : Pustaka Insan Madani, 2002), hlm. 106
[11]
Hisyam Zaini, dkk, Strategi
Pembelajaran Aktif, (Yogyakarta: CTSD, 2007), hlm. 52
Tidak ada komentar:
Posting Komentar