PERENCANAAN PENULISAN KARYA ILMIAH
D
I
S
U
S
U
N
Oleh:
1.
YUNI SAHARA
2.
YUNITA
3.
EVI SUMARNI
Dosen Pengampu:
FADLI, S.E.I, M.SY
JURUSAN PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS SYARIAH DAN ILMU HUKUM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PADANGSIDIMPUAN
T.A 2016/2017
A.
Pendahuluan
Karya ilmiah merupakan karya tulis yang isinya berusaha
memaparkan suatu pembahasan secara ilmiah yang dilakukan oleh seorang penulis
atau peneliti. Untuk memberitahukan sesuatu hal secara logis dan sistematis
kepada para pembaca. Karya ilmiah biasanya ditulis untuk mencari jawaban
mengenai sesuatu hal dan untuk membuktikan kebenaran tentang sesuatu yang
terdapat dalam objek tulisan.
Maka sudah selayaknyalah, jika tulisan ilmiah sering
mengangkat tema seputar hal-hal yang baru (aktual) dan belum pernah ditulis
orang lain.Jikapun, tulisan tersebut sudah pernah ditulis dengan tema yang
sama, tujuannya adalah sebagai upaya pengembangan dari tema terdahulu. Disebut
juga dengan penelitian lanjutan.Tradisi keilmuan menuntut para calon ilmuan
(mahasiswa) bukan sekadar menjadi penerima ilmu. Akan tetapi sekaligus sebagai
pemberi (penyumbang) ilmu.
Dengan demikian, tugas kaum intelektual dan cendikiawan
tidak hanya dapat membaca, tetapi juga harus dapat menulis tentang
tulisan-tulisan ilmiah. Apalagi bagi seorang mahasiswa sebagai calon ilmuan
wajib menguasai tata cara menyusun karya ilmiah. Ini tidak terbatas pada
teknik, tetapi juga praktik penulisannya. Kaum intelektual jangan hanya pintar
bicara dan “menyanyi” saja, tetapi juga harus gemar dan pintar menulis. Istilah
karya ilmiah disini adalah mengacu kepada karya tulis yang menyusun dan
penyajiannya didasarkan pada kajian
ilmiah dan cara kerja ilmiah.
Di lihat dari panjang pendeknya atau kedalaman uraiaan,
karya tulis ilmiah dibedakan atas makalah (paper) dan laporan penelitian. Dalam
penulisan, baik makalah maupun laporan penelitian, didasarkan pada kajian
ilmiah dan cara kerja ilmiah.
B.
Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Karya Ilmiah ?
2. Apa Saja Jenis-Jenis Karya Ilmiah ?
3. Bagaimana Tujuan dan Manfaat Karya
Ilmiah ?
4. Bagaimana Sikap Penulisan Karya
Ilmiah ?
5. Bagaimana Tahap-Tahap Penyusunan
Karya Ilmiah ?
6. Bagaimana Konvensi Karya Ilmiah ?
7. Bagaimana Sistematika Karya Ilmiah ?
C.
Tujuan
1. Untuk Mengetahui Pengertian Karya
Ilmiah
2. Untuk Mengetahui Jenis-Jenis Karya
Ilmiah
3. Untuk Mengetahui Tujuan dan Manfaat
Karya Ilmiah
4. Untuk Mengetahui Sikap Penulisan
Karya Ilmiah
5. Untuk Mengetahui Tahap-Tahap
Penyusunan Karya Ilmiah
6. Untuk Mengetahui Konvensi Karya
Ilmiah
7. Untuk Mengetahui Sistematika Karya
Ilmiah
D.
Pengertian
Karya Ilmiah
Tulisan ilmiah
adalah naskah yang membahas suatu masalah tertentu, atas dasar konsepsi
keilmuan tertentu, dengan memilih metode penyajian tertentu secara utuh,
teratur dan konsisten.[1]
Ilmiah artinya mempunyai sifat keilmuan. Suatu karya tulis, apakah itu
berbentuk laporan, makalah, buku, maupun terjemahan, baru dapat disebut ilmiah
apabila memenuhi tiga syarat, yakni :[2]
1.
Isi kajiannya berada pada lingkup
pengetahuan ilmiah.
2.
Menggunakan metode ilmiah atau cara
berpikir ilmiah.
3.
Sosok penampilannya sesuai dan telah
memenuhi persyaratan sebagai suatu tulisan keilmuan.
Selanjutnya,
yang dimaksud pengetahuan ilmiah adalah
segala sesuatu yang kita ketahui (pengetahuan) yang dihimpun dengan metode
ilmiah. Pengetahuan ilmiah ini selanjutnya disebut dengan “ilmu”. Para filsuf
memiliki pemahaman yang sama mengenai ilmu, yaitu merupakan suatu kumpulan
pengetahuan ilmiah yang tersusun secara sistematis.
Selanjutnya
berpikir ilmiah mengandung makna bahwa orang yang berpikir ilmiah selalu
memiliki sikap skeptis, analitis, dan kritis dalam menghadapi fenomena
masyarakat yang terjadi. Sementara itu, dengan metode ilmiah berarti bahwa ilmu
pengetahuan diperoleh dengan prosedur atau langkah-langkah dan struktur yang
rasional. Dalam kegiatan ilmiah tercermin adanya proses kerja yang menggunakan metode keilmuan yang ditandai
dengan adanya argumentasi teoritik yang benar, sahih dan relevan, serta
dukungan fakta empirik. Di samping itu juga ada analisis kajian yang mempertautkan
antara argumentasi teoretik dengan fakta empirik terhadap permasalahan yang
dikaji. Kegiatan ilmiah dapat berupa : [3]
(1)
Penelitian (research),
(2)
Pengembangan (development), dan
(3)
Evaluasi (evaluation)
Karya ilmiah
atau karangan ilmiah atau scientific paper adalah sebuah laporan yang secara tertulis
dan diterbitkan dengan memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah
dilakukan oleh seseorang atau dalam sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika
keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan. Atau karya
ilmiah ini dapat diartikan sebagai karangan yang mengungkapkan buah pikiran
hasil pengamatan, dalam bidang tertentu dengan sistematika penulisan bersantun
bahasa yang kebenarannya dapat dipertanggung jawabkan.
Adapum jenis
karya ilmiah, antara lain laporan penelitian, makalah seminar atau simposium
atau paper, artikel ilmiah, naskah publikasi, tugas akhir, skripsi, tesis, dan
artikel jurnal yang pada dasarnya kesemuanya itu merupakan produk dari kegiatan
ilmuwan.
E.
Jenis-Jenis
Karya Ilmiah[4]
1) Makalah
Makalah adalah
karya tulis ilmiah yang menyajikan suatu masalah yang pembahasannya berdasarkan
data di lapangan yang bersifat objektif. Makalah menyajikan makalah dengan
melalui proses berfikir deduktif dan induktif. Makalah menggunakan bahasa yang
lugas dan tegas. Jika dilihat dari bentuknya makalah adalah bentuk yang paling
sederhana di antara karya tulis ilmiah yang lain.
2) Kertas
Kerja
Kertas kerja,
seperti halnya makalah kertas kerja juga karya ilmiah yang menyajikan sesuatu
berdasarkan data di lapangan yang juga bersifat objektif. Analisis dalam kertas
kerja lebih serius daripada analisis dalam makalah. Kertas kerja ditulis untuk
disajikan dalam suatu seminar.
3) Laporan
Penelitian
Laporan
Penelitian adalah penyampaian hasil penelitian yang telah dilakukan sesuai
dengan ketentuan yang ditetapkan berdasarkan jenis dan tujuan penelitian.
4) Skripsi
Skripsi adalah
karya tulis ilmiah yang mengemukakan pendapat penulis berdasarkan pendapat
orang lain. Pendapat yang diajukan harus didukung oleh data dan fakta yang
objektif baik berdasarkan penelitian langsung (observasi lapangan) maupun
penelitian tidak langsung (studi kepustakaan). Skripsi ditulis sebagai tugas
akhir dalam suatu study di perguruan tinggi guna melengkapi syarat mendapat
gelar sarjana atau diploma.
5) Tesis
Tesis adalah
karya ilmiah yang sifatnya lebih mendalam daripada skripsi. Tesis akan
mengungkapkan pengetahuan baru yang yang diperoleh dari penelitian sendiri.
Karya tulis ini akan memperbincangkan pengujian terhadap suatu hipotesis atau
lebih ditulis oleh mahasiswa pascasarjana.
6) Desertasi
Desertasi adalah
karya ilmiah yang mengemukakan suatu pendapat yang dapat dibuktikan oleh
penulis berdasarkan fakta dan data yang benar dan dengan analisis yang terinci.
Desertasi ini berisi suatu temuan penulis sendiri yang berupa temuan original.
Jika temuan original ini dapat dipertahankan oleh penulis dari sanggahan
penguji maka penulisnya berhak menyandang gelar doktor. Semua jenis karya
ilmiah hendaklah ditulis dengan padat serta disusun secara logis dan cermat.
F.
Tujuan
dan Manfaat Karya Ilmiah
Berfikir
deduktif atau berfikir rasional merupakan sebagian dari berfikir ilmiah. Dalam
logika deduktif menarik suatu kesimpulan dimulai dari pernyataan umum menuju
pernyataan khusus dengan menggunakan penalaran atau rasional. Hasil berfikir
deduktif dapat digunakan untuk menyusun hipotesis yakni jawaban sementara yang
kebenaranya masih perlu diuji atau dibuktikan melalui proses keilmuan.
Sedangkan
Proses berfikir
induktif adalah kebalikan dari berfikir deduktif yakni pengambilan kesimpulan
dimulai dari pernyataan atau fakta-fakta khusus menuju pada kesimpulan yang
bersifat umum. Proses berfikir induktif tidak dimulai dari teori yang beersifat
umum tapi dari fakta atau data khusus berdasarkan pengamatan di lapangan. Data
dan fakta hasil pengamatan disusun, diolah, dikaji, untuk kemudian ditarik
makna dalam bentuk pernyataan atau kesimpulan yang bersifat umum.
Tujuan Karya
Ilmiah antara lain :[5]
1)
Memberi penjelasan.
2)
Memberi komentar atau penilaian.
3)
Memberi saran.
4) Menyampaikan
sanggahan.
5)
Membuktikan hipotesa atau perkiraan sementara.
Manfaat
Karya Ilmiah antara lain :[6]
a.
Melatih untuk mengembangkan keterampilan
membaca yang efektif.
b.
Melatih untuk menggabungkan hasil bacaan
dari berbagai sumber.
c.
Mengenalkan dengan kegiatan kepustakaan.
d.
Meningkatkan pengorganisasian fakta atau
data secara jelas dan sistematis.
e.
Memperoleh kepuasan intelektual.
f.
Memperluas cakrawala ilmu pengetahuan.
G.
Sikap
Peulisan Karya Ilmiah
Dalam penulisan
karya ilmiah ada 7 sikap ilmiah yang merupakan sikap yang harus ada agar
karyanya bisa diertanggungjawabkan. Sikap-sikap ilmiah yang dimaksud adalah
sebagai berikut :[7]
1) Sikap
ingin tahu. Sikap ingin tahu ini terlihat pada kebiasaan bertanya tentang
berbagai hal yang berkaitan dengan bidang kajiannya.
2) Sikap
kritis. Sikap kritis ini terlihat pada kebiasaan mencari informasi sebanyak
mungkin berkaitan dengan bidang kajiannya untuk dibanding-banding
kelebihan-kekurangannya, kecocokan-tidaknya, kebenaran-tidaknya, dan
sebagainya.
3) Sikap
terbuka. Sikap terbuka ini terlihat pada kebiasaan mau mendengarkan pendapat,
argumentasi, kritik, dan keterangan orang lain, walaupun pada akhirnya
pendapat, argumentasi, kritik, dan keterangan orang lain tersebut tidak
diterima karena tidak sepaham atau tidak sesuai.
4) Sikap
objektif. Sikap objektif ini terlihat pada kebiasaan menyatakan apa adanya,
tanpa diikuti perasaan pribadi.
5) Sikap
rela menghargai karya orang lain. Sikap menghargai karya orang lain ini
terlihat pada kebiasaan menyebutkan sumber secara jelas sekiranya pernyataan
atau pendapat yang disampaikan memang berasal dari pernyataan atau pendapat
orang lain.
6) Sikap
berani mempertahankan kebenaran. Sikap ini menampak pada ketegaran membela
fakta dan hasil temuan lapangan atau pengembangan walapun bertentangan atau
tidak sesuai dengan teori atau dalil yang ada.
7) Sikap
menjangkau ke depan. Sikap ini dibuktikan dengan selalu ingin membuktikan
hipotesis yang disusunnya demi pengembangan bidang ilmunya.
H.
Tahap-Tahap
Penyusunan Karya Ilmiah
Pada dasarnya
dalam penyusunan karya ilmiah terdapat lima tahap antara lain, persiapan,
pengumpulan data, pengorganisasian dan pengonsepan, pemeriksaan, dan penyajian.
Tahapan
persiapan penulisan karya ilmiah adalah sebagai berikut :[8]
i.
Persiapan
Dalam tahap persiapan dilakukan pemilihan
topic atau masalah, penentuan judul, dan pembuatan rangka karangan.
a) Pemilihan
Topik atau Masalah
Topik
atau masalah adalah pokok pembicaraan. Dalam hubungan pemilihan topic yang akan
diangkat ke dalam karya ilmiah adalah penyusun karya ilmiah lebih baik meulis
sesuatu yang menarik perhatian dengan pokok persoalan yang benar-benar
diketahui daripada menulis pokok-pokok yang tidak menarik atau tidak diketahui
sama sekali.
b) Penentuan
Judul
Penentuan
judul karya ilmiah dapat ditempuh dengan melontarkan pertanyaan masalah apa,
mengapa, bagaimana, dimana, dan kapan. Tentu saja, tidak semua pertanyaan itu
harus digunakan pada penentuan judul.
c) Pembuatan
Rangka Karangan
Rangka
karangan disebut juga ragangan. Penyusunan rangka pada prinsipnya adalah proses
penggolongan dan penataan berbagai fakta yang kadang berbeda jenis dan sifatnya
menjadi kesatuan yang berpautan.
ii.
Pengumpulan Data
Jika
judul karya ilmiah dan rangkanya sudah disetujui oleh embimbing atau lembaga
pendidikan yang bersangkutan penyusun sudah dapat melakukan pengumpulan data.
Langkah
pertama yang harus ditempuh adalah mencari informasi dari kepustakaan (buku,
Koran, majalah, brosur) mengenai hal-hal yang ada hubungannya dengan topic
pembahasan. Informasi diambil intinya dan dicatat. Di samping pencarian
informasi dari kepustakaan penyusun juga dapat langsung terjun ke lapangan.
Akan tetapi, sebelum terjun ke lapangan penyusun meminta izin kepada pimpinan
perusahaan yang akan diteliti. Data dilapangan data dikumpulkan melalui
pengamatan, wawancara, atau esperimen.
iii. Pengorganisasian
dan Pengonsepan
Jika
data sudah terkumpul penyusun menyeleksi dan mengorganisasi data tersebut.
Penyusun harus menggolongkan data menurut jenis, sifat, atau bentuk. Penulis
menentukan data mana yang akan dibicarakan kemudian. Jadi penyusun harus
mengolah dan menganalisis data yang ada. Selanjutnya, penyusun dapat mengonsep
karya ilmiah itu sesuai dengan urutan dalam rangka yang ditetapkan.
iv. Pemeriksaan
Sebelum mengetik
konsep, penyusun memeriksa dahulu konsep tersebut. Tentu ada bagian yang
tumpang tindih atau ada penjelasan yang berulang-ulang. Buanglah penjelasan
yang tidak perlu dan tambahkan penjelasan yang dirasa menunjang pembahasan.
v.
Penyajian
Dalam
mengetik naskah penyusun hendaknya memperhatikan segi kerapian dan kebersihan.
Penyusun memperhatikan tata letak unsur-unsur dalam karya ilmiah.
I.
Konvensi
Karya Ilmiah[9]
a. Pengantar
Walaupun
tiap-tiap perguruan memiliki ketentuan masing-masing tentang prosedur pembuatan
karya ilmiah, pada dasarnya konvensi penulisannya sama. Konvensi penulisan
karya ilmiah itu menyangkut Bentuk Karya Ilmiah, Bagian-Bagian Karya Ilmiah.
1)
Pembicaraan bentuk karya ilmiah mencakup
a) Bahan
Yang Digunakan
b) Perwajahan
c) Penomoran
Halaman
2)
Pembicaraan bagian-bagian karya ilmiah
mencakup
a) Judul
karya ilmiah
b) Judul
bab-bab dalam karya ilmiah
c) Judul
anak bab
d) Judul
tabel, grafik, bagan, gambar
e) Daftar
pustaka
f) Lampiran
i.
Bahan dan Jumlah Halaman
Kertas yang
digunakan untuk mengetik karya ilmiah sebaiknya kertas HVS yang berukuran
kuarto (21,5 x 28 cm2), sedangkan untuk kulitnya menggunakan kertas yang agak
tebal. Kemudian gunakan warna huruf yang hitam dalam pengetikan.Jumlah karya
ilmiah untuk mata kuliah tertentu bias berkisar antara 10-15 halaman termasuk
daftar isi dan daftar pustaka. Jika dalam skripsi untuk memenuhi syarat ujian
diploma atau sarjana tidak kurang dari 30 halaman.
ii.
Perwajahan
Yang dimaksud perwajahan adalah
tata letak unsur-unsur karya ilmiah serta aturan penulisan unsur-unsur
tersebut, yang dikaitkan dengan segi keindahan dan estetika naskah.
iii.
Penomoran Halaman
a) Angka
yang Digunakan
Penomoran yang
lazim digunakan dalam krya ilmiah adalah dengan angka romawi yang kecil, besar,
dan angka arab. Angka romawi kecil dipakai untuk menomori halaman judul,
halaman yang berisi prakata, daftar isi, daftar tabel, daftar grafik (jika
ada), daftar bagan (jika ada) daftar skema (jika ada), daftar singkatan dan
lambing. Angka romawi besar digunakan untuk menomori tajuk bab pendahuluan, bab
pembahasan, dan bab kesimpulan, angka arab digunakan untuk menomori
halaman-halaman naskah mulai bab pendahuluan sampai dengan halaman terakhir dan
untuk menomori nama-nama tabel, grafik, bagan, dan skema.
b) Letak
Penomoran
Halaman judul,
daftar isi, daftar tabel, daftar grafik, daftar bagan daftar skema, daftar
singkatan dan lambing menggunakan lambing menggunakan angka romawi kecil yang
diletakkan pada bagian bawah, tepat ditengah-tengah. Halaman yang bertajuk bab pendahuluan, bab pembahasan, bab
kesimpulan, daftar pustaka, indeks, dan lampiran menggunakan angka arab yang
diletakkan pada bagian bawah, tepat ditengah-tengah. Halaman naskah lanjutan
menggunakan angka arab yang diletakkan pada bagian atas, tepat ditengah-tengah.
iv.
Penyajian
Dalam mengetik
naskah penyusun hendaknya memperhatikan segi kerapian dan kebersihan. Penyusun
memperhatikan tata letak unsur-unsur dalam karya ilmiah.
J.
Sistematika
Karya Ilmiah[10]
Bagian Pembuka
1) Kulit
Luar/Kover.
a. Judul
karya ilmiah.
b. Nama
Penyusun.
c. Nama
Lembaga Pendidikan.
d. Nama
Kota.
2) Halaman
Pengesahan.
Dalam
halaman ini dicantumkan nama dosen pembimbing, dan tanggal, bulan, tahun
persetujuan.
3) Kata
Pengantar
Kata
pengantar dibuat untuk memberikan gambaran umum kepada pembaca tentang
penulisan karya ilmiah. Kata pengantar hendaknya singkat tapi jelas. Yang
dicantumkan dalam kata pengantar adalah:
-
Puji syukur kepada Tuhan
-
Keterangan dalam rangka apa karya dibuat
-
Kesulitan atau hambatan yang
dihadapi
-
Ucapan terima kasih kepada pihak yang
membantu tersusunnya karya ilmiah
-
Harapan penulis
-
Tempat, tanggal, tahun, dan nama
penyusun karya ilmiah
4) Daftar
Tabel.
Tajuk Daftar Tabel dituliskan
dengan huruf kapital semua dan terletak di tengah.
5) Daftar
Grafik, Bagan, atau Skema
Pada dasarnya penulisannya hampir
sama seperti penulisan Daftar Tabel.
6) Daftar
Singkatan/Lambang
Penulisan sama dengan penulisan
Daftar Tabel, Grafik, Bagan, atau Skema.
Bagian Inti Karangan
I. Bab
Pendahuluan
a. Latar
Belakang Masalah
Bagian
ini memuat alasan penulis mengambil judul itu dan manfaat praktis yang dapat diambil dari karangan ilmiah
tersebut. Alasan-alasan ini dituangkan dalam paragraf-paragraf yang dimulai
dari hal yang bersifat umum sampai yang bersifat khusus.
b. Rumusan
masalah
Permasalahan
yang timbul akan dibahas dalam bagian pembahasan dan ini ada kaitannya dengan
latar belakang masalah yang sudah dibahas sebelumnya. Permasalahan ini
dirumuskan dalam kalimat-kalimat pertanyaan.
c. Tujuan
ini
mencantumkan garis besar tujuan pembahasan dengan jelas dan tujuan ini ada
kaitannya dengan rumusan masalah dan relevansinya dengan judul.
d. Ruang
Lingkup
Ruang
lingkup ini menjelaskan pembatasan masalah yang dibahas. Pembatasan masalah hendaknya terinci dan istilah istilah
yang berhubungan dirumuskan secara tepat. Rumusan ruang lingkup harus sesuai
dengan tujuan pembahasan
e. Landasan
Teori
Landasan teori
berisi prinsip-prinsip teori yang mempengaruhi dalam pembahasan. Teori ini juga
berguna untuk membantu gambaran langkah kerja sehingga membantu penulis dalam
membahas masalah yang sedang diteliti.
f. Hipotesis
Hipotesis
merupakan kesimpulan/perkiraan yang dirumuskan dan untuk sementara diterima,
serta masih harus dibuktikan kebenarannya dengan data-data otentik yang ada,
pada bab-bab be rikutnya. Hipotesis harus dirumuskan secara jelas dan
sederhana, serta cukup mencakup masalah yang dibahas.
g. Sumber
data atau kajian pustaka
Sumber
data atau kajian pustaka yang digunakan penulis karangan ilmiah biasanya adalah
kepustakaan, tempat kejadian peristiwa (hasil observasi), interview, seminar,
diskusi, dan sebagainya.
h. Metode
dan teknik
1) Metode
Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data adalah cara
mencari data bagi suatu penulisan, ada yang secara deduktif dan atau induktif.
Mencari data dapat dilakukan dengan cara studi pustaka, penelitian lapangan,
wawancara, seminar, diskusi, dan lain sebagainya.
2) Teknik
Penelitian
Teknik penelitian yang dapat
digunakan ialah teknik wawancara,angket, daftar kuesioner, dan observasi. Semua
ini disesuaikan dengan masalah yang dibahas
3) Sistematika
Penulisan
Sistematika Penulisan adalah suatu
tulisan mengenai isi pokok secara garis besar dari bab I sampai bab terakhir
atau kesimpulan dari suatu karangan
ilmiah. Berdasarkan landasan teori
II. Bab
Analisis/Bab Pembahasan
Bab ini
merupakan bagian pokok dari sebuah karangan ilmiah,yaitu masalah-masalah akan dibahas secara
terperinci dan sistematis. Jika bab pembahasan cukup besar, penulisan dapat
dijadikan dalam beberapa anak bab.
III.
Bab Kesimpulan dan Saran
Bab ini berisi kesimpulan yang
telah diperoleh dari penelitian yang telah dilakukan. Kesimpulan adalah gambaran
umum seluruh analisis dan relevansinya dengan hipotesis yang sudah
dikemukakan.Yang dimaksudkan dengan saran adalah saran penulis tentang metode
penelitian lanjutan, penerapan hasil penelitian, atau beberapa saran yang ada
hubungannya dengan hambatan yang dialami selama penelitian.
Bagian
Penutup
Pada bagian
Penutup terdiri dari Kutipan, Daftar Pustaka, dan Catatan Kaki Penulisan kutipan, daftar pustaka, dan
catatan kaki berkaitan erat dengan proses pengambilan data untuk kepentingan
penulisan karya ilmiah. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengambilan
data.
1.
Harus mencantumkan sumber aslinya. Hal
ini penting karena pengambilan data tanpa mencantumkan sumber aslinya dapat
dikategorikan sebagai penjiplakan atau plagiat.
2.
Data yang diambil harus sesuai dengan
fakta, tidak boleh diubah ataupun direkayasa.
3.
Pengambilan data hendaknya diperoleh
dari sumber yang dapat dipercaya, baik dari objektivitas, metode pengumpulan,
(jika data diperoleh dari pengamatan,
pengujian, atau angket) maupun kewenangan pihak pemberi data.
Bagian ini
terdiri dari atas daftar pustaka dan catatan kaki.
a.
Daftar Pustaka
Daftar
pustaka adalah sebuah daftar yang berisi judul buku-buku, artikel, dan
bahan-bahan penerbitan lain yang mempunyai pertalian dengan karangan yang telah
disusun. Petunjuk umum penulisan daftar
pustaka adalah sebagai berikut:
1.
Daftar pustaka diletakkan pada bagian
akhir tulisan.
2.
Daftar pustaka tidak diberi nomor urut.
3.
Nama penulis diurutkan menurut abjad
setelah nama pengarang dibalik.
4.
Tiap sumber bacaan diketik dengan jarak
satu spasi.
5.
Jarak antarsumber bacaan yang satu
dengan yang lainnya dua spasi.
Hal-hal lain yang perlu kita
perhatikan dalam penyusunan daftar pustaka
adalah sebagai berikut:
1. Nama
Pengarang
Penulisan nama pengarang dari buku dengan
seorang pengarang.
1)
Nama keluarga ditulis sebelum nama kecil
atau inisial.
2)
Jika buku disusun oleh sebuah
komisi/lembaga, nama komisi/lembaga
dipakai untuk menggantikan nama pengarang.
3)
Jika tidak ada nama pengarang, urutan
dimulai dari judul buku.
Contoh: Keraf, Gorys. 1988. Diksi dan Gaya Bahasa.
Jakarta: Gramedia.
2. Penulisan
nama pengarang dari buku dengan dua atau tiga pengarang.
1)
Nama pengarang kedua dan ketiga tidak
dibalik. Ketentuan lain sama dengan bagian.
2)
Urutan nama pengarang harus sesuai dengan
yang tercantum dalam halaman judul buku
dan tidak boleh ada perubahan urutan.
Contoh: Kridalaksana, Harimurti dan
Djoko Kentjono,ed. 1991. Seminar Bahasa
Indonesia 1968. Ende-Flores: Nusa Indah.
3)
Penulisan nama pengarang dari buku
dengan banyak pengarang.
-
Hanya nama pertama yang dicantumkan
dengan susunan terbal
-
Nama-nama pengarang yang lainnya
dituliskan dengan singkatan dkk.
Contoh: Karso, dkk. 1994. Sejarah
Nasional dan Sejarah Umum. Bandung: Angkasa. 2. Tahun Terbit
3. Tahun
terbit
Tahun terbit ditulis sesudah nama
pengarang dipisahkan dengan tanda titik dan diakhiri debgan titik.
Misalnya:
Syahrani, Ridwan.1995.
Mustofa, Z. 1996
4. Judul
Buku
Judul digaris bawahi atau dicetak
miring. Setiap huruf awal kata dalam judul diketik dengan huruf kapital,
kecuali kata depan dan konjungsi.
Misalnya:
Kridalaksana, Harimurti. 1993.
Kamus Linguistik
5. Tempat
Terbit
Tempat terbit ditulis sesudah judul
buku, dipisahkan dengan tanda titik.
Misalnya:
Suhono, Budi. 1991. Ular-ular Berbisa di Jawa.Jakarta.
Yunus, Ahmad. 1999.
Ketenagakerjaan. Bandung.
6. Penerbit
Nama penerbit ditulis sesudah nama
tempat terbit, dipisahkan dengan tanda titik dua (:) dan diakhiri dengan titik.
Misalnya:
Suhono, Budi. 1991. Ular-ular Berbisa di Jawa.Jakarta: Antarkota
Yunus, Ahmad. 1999. Ketenagakerjaan.
Bandung: Karya Nusantara.
7. Penulisan
daftar pustaka dari buku yang terdiri atas dua jilid atau lebih
a.
Angka jilid ditempatkan sesudah judul
dipisahkan dengan sebuah tanda titik.
b.
Tulisan jilid disingkat Jil. atau Jld..
Contoh: Soekmono, R. 1973.
Pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesia. Jil. 2 . Yogyakarta: Kanisius.
8. Penulisan
data pustaka dari sebuah buku terjemahan
a.
Nama pengarang asli diurutkan dalam
daftar urutan alfabetis.
b.
Keterangan penerjemah ditempatkan
sesudah judul buku dipisahkan dengan tanda koma.
Contoh: Multatuli. 1972. Max
Havelar, atau Lelang Kopi Persekutuan Dagang Belanda, terj. H.B. Jassin.
Jakarta: Jambatan.
9. Data
Pustaka dari artikel majalah
a.
Judul artikel dan judul majalah diapit
oleh tanda petik.
b.
Tidak ada tempat publikasi dan penerbit,
tapi dicantumkan nomor, tanggal, dan
halaman.
Contoh: Solihin, Burhan, dkk.
“Selamat Datang di Surga Nirkabel”. Tempo. Edisi 4-10 April 2005, hal 90-91.
10. Artikel
dari Harian
Tanda titik dipakai sesudah nama
pengarang/penulis, selanjutnya menggunakan tanda koma sebagai pemisah.
Contoh :Pramudianto. ”Penderita dan
Pemulihan Nias”. Dalam Kompas, 2 April 2005, hal 46.
11. Catatan
Kaki
Catatan kaki adalah
keterangan-keterangan atas teks karangan yang ditempatkan pada kaki halaman
karangan yang bersangkutan. Semua kutipan, baik langsung maupun tidak langsung
dapat dijelaskan sumbernya dalam sebuah catatan kaki.
Hal-hal yang perlu diperhatikan
dalam membuat catatan kaki.
a)
Hubungan catatan kaki dan teks ditandai
dengan nomor penunjukan yang ditempatkan agak ke atas setengah spasi dari teks.
b)
Pemberian nomor urut yang berlaku untuk
tiap bab atau untuk seluruh karangan.
12. Teknik
pembuatan catatan kaki adalah sebagai berikut.
a.
Sediakan tempat secukupnya pada kaki
halaman tersebut.
b.
Sesudah baris terakhir dari teks dalam
jarak 3 spasi harus dibuat sebuah garis, mulai dari kiri sepanjang 15 ketikan.
c.
Dalam jarak 2 spasi dan garis dalam
jarak 5-7 ketikan dari margin kiri diketik nomor penunjukan.
d.
Langsung sesudah nomor, setengah ke
bawah mulai diketik baris pertama dari catatan kaki.
e.
Jarak antarbaris dalam catatan kaki
adalah spasi rapat, sedangkan jarak antarcatatan kaki pada halaman yang sama
adalah dua spasi.
K.
Kesimpulan
Karya ilmiah
atau karangan ilmiah atau scientific paper adalah sebuah laporan yang secara
tertulis dan diterbitkan dengan memaparkan hasil penelitian atau pengkajian
yang telah dilakukan oleh seseorang atau dalam sebuah tim dengan memenuhi
kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan.
Atau karya ilmiah ini dapat diartikan sebagai karangan yang mengungkapkan buah
pikiran hasil pengamatan, dalam bidang tertentu dengan sistematika penulisan
bersantun bahasa yang kebenarannya dapat dipertanggung jawabkan.
Ada beberapa
jenis karya ilmiah antara lain makalah, kertas kerja, skripsi, laporan
penelitian, tesis dan desertasi. Istilah-istilah itu dipakai untuk memberi nama
suatu karya tulis yang bersifat ilmiah. Semua jenis karya ilmiah itu selalu
menyajikan suatu hasil kegiatan penelitian tentang suatu pokok masalah
berdasarkan data dan fakta di lapangan. Karya ilmiah seperti itu disusun
berdasarkan metode ilmiah yang menyajikan suatu topik secara sistematis dan
dilengkapi dengan data dan fakta yang ada dan menggunakan bahasa yang khas.
Jadi tidak semua karya tulis bisa disebut sebagai karya ilmiah.
DAFTAR
PUSTAKA
Arivin, E. Zaenal. 1987. Petunujuk Praktis
Penyusunan Karya Tulis. Jakarta: PT Grasindo.
Sikumbang, Abdul Razak. 1981. Penulisan Karangan
Ilmiah. Padang: FKSS, IKIP Padang.
Ekosusilo, Madyo dan Triyanto, Bambang. 1995. Pedoman
Penulisan Karya Ilmiah. Semarang: Dahara Prize.
Munawar Syamsudin,
1994, Dasar-dasar dan Metode Penultsan Ilmiah. Surakarta. Sebelas Maret
University Press.
Suhardjono. 1995. Pedoman
Penyusunan Karya Tulis Ilmiah di bidang Pendidikan dan Angka Kredit
Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: Dikgutentis.
Tim Penyusun Panduan Akademik FISIP. 2012. Panduan
Penyusunan Proposal dan Penulisan Skripsi. Jakarta
Winarto, T. Yunita, Suhardiyanto, Totok dan Choesin,
M. Ezra (ed). 2004. Karya Tulis Ilmiah Sosial. Jakarta: Yayasan Obor
Indonesia Jakarta
[1]
Munawar Syamsudin, Dasar-dasar
dan Metode Penultsan Ilmiah. (Surakarta. Sebelas Maret University Press. 1994).,
hal. 76
[2]
Ibid., hal. 79
[3]
Suhardjono. Pedoman Penyusunan
Karya Tulis Ilmiah di bidang Pendidikan dan Angka Kredit Pengembangan Profesi Guru,
(Jakarta: Dikgutentis. 1995)., hal. 98
[4] Ibid., hal. 67-70
[5]
Arivin, E. Zaenal. Petunujuk Praktis Penyusunan
Karya Tulis. (Jakarta: PT Grasindo. 1987)., hal. 87
[6] Ibid., hal. 88
[7]
Ekosusilo, Madyo dan Triyanto, Bambang. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. (Semarang:
Dahara Prize, 1995)., hal. 98
[8]
Sikumbang, Abdul Razak. Penulisan
Karangan Ilmiah. (Padang: FKSS, IKIP Padang. 1981)., hal. 91-99
[9]
Winarto, T. Yunita, Suhardiyanto, Totok dan Choesin, M. Ezra (ed). Op. Cit., hal. 97
[10]
Tim Penyusun Panduan Akademik FISIP. Panduan
Penyusunan Proposal dan Penulisan Skripsi.(FSIP: Jakarta 2012)., hal. 76-80
Tidak ada komentar:
Posting Komentar