KATA SALAM DALAM
AL-QUR’AN
D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
NAMA NIM
1.
ROMA YANTI
SIREGAR 1410500009
2.
UMMI KALSUM 1410500011
DOSEN PEMBIMBING :
SAID MUJAHID, S.T.H, M.Hum
ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR
FAKULTAS SYARIAH DAN ILMU HUKUM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
PADANGSIDIMPUAN
T.A 2016/2017
KATA PENGANTAR
Segala
puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan limpahan rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan Tugas makalah kami dengan tepat waktu. Berikut
ini penulis mempersembahkan makalah dengan judul “Kata Salam Dalam Al-Qur’an”, yang semoga dapat memberikan
manfaat yang besar bagi kita untuk menambah
ilmu khususnya dalam bidang sistem informasi manajemen.
Melalui kata pengantar ini penulis ingin meminta maaf apabila terdapat kekurangan dalam isi makalah maupun dari segi penulisan. Dengan ini saya mempersembahkan makalah ini dengan
penuh rasa terima kasih dan semoga Allah SWT
memberkahi makalah ini sehingga dapat memberikan manfaat. Amiin.
.
Padangsidimpuan, November 2016
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................ ........... i
DAFTAR ISI............................................................................................................ ........... ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................ ........... 1
A.
Latar Belakang .......................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................... ........... 2
A.
Salam
dalam Al-qur’an............................................................................. ........... 2
B.
Jumlah Kata Salam yang terdapat
dalam Al-Quran.............................. ........... 5
C.
Sejarah Salam........................................................................................................ 9
D.
Makna Dasar Salam.............................................................................................. 9
BAB III PENUTUP ............................................................................................................. 10
A.
Kesimpulan ............................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Dalam kehidupan
sehari-hari kita tak lepas dari bertemu dengan orang-orang di sekitar kita,
terutama bertemu dengan sesama muslim. Salam merupakan ucapan penghormatan kita
kepada saudara muslim, yang bertujuan agar menumbuhkan rasa kecintaan terhadap
sesama dan menghilangkan sifat sombong dari diri seorang muslim. Begitu pula
halnya menjawab salam adalah suatu keharusan yang harus kita jawab, walaupun
menjawabnya dengan jawaban yang sama, ataupun menjawabnya dengan yang lebih
baik.
Salah satu
amalan yang dapat membuat keimanan sempurna adalah mengucapkan salam kepada
siapa saja yang kita temuai, baik itu yang sudah dikenal maupun yang belum
dikenal. Ucapan salam yang biasa kita ucapkan adalah "Assalamu'alaikum
Warrahmatullaahi Waabaarakatuh". Ucapan salam tersebut artinya adalah
"kesejahteraan, rahmat dan bekah Allah swmoga dilimpahkan kepadamu.
Ayat Al Qur'an
tentang keutamaan salam sebelumnya sudah saya singung dalam artikel kerjakan 3
amalan ini maka keimanan anda akan sempurna. Dan berikut adalah ayat Al Quran
dan hadits tentang mengucapkan salam.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Salam
dalam Al-qur’an
Salam, artinya
damai; pernyataan hormat; dan ucapan assalamu alaikum warahmatullahi
wabarakatuh. Dalam perspektif Islam, mengucapkan salam assalamu'alaikum
warahmatullahi wabarakatuh --atau ringkasnya assalamu'alaikum-- artinya
menyampaikan pesan damai, rasa hormat, dan doa.
Secara
etimologis, kata سلام berasal dari kata dasar salima (سلم) yang berarti selamat
dan bebas dari bahaya. Al-Qur’an menggambarkan kata ini untuk aneka makna,
salah satunya yaitu sebagai ucapan “salam” yang bertujuan mendoakan orang lain
agar mendapat keselamatan dan kesejahteraan (QS. Adz-Dzariyat [51]: 25). Kata
as-salam ” السلام “ juga termasuk salah satu dari sifat-sifat Allah,
sebagaimana yang terdapat di dalam Al-Qur’an, yaitu pada QS. Al-Hasyr [59]: 23.
Allah as-salam berarti Dia Yang Mahaesa itu terhindar dari segala aib,
kekurangan dan kepunahan yang dialami oleh para makhluk.[1]
Salam adalah
salah satu perbuatan yang istimewa dibandingkan dengan yang lainnya. Menurut
kaidah umum perbuatan yang hukumnya fardu itu lebih utama dari pada perbuatan
yang hukumnya sunnah, tetapi sebaliknya bagi salam. Walaupun menjawab salam
hukumnya adalah wajib dan memulai salam hukumnya sunnah, tetapi memulai salam
lebih utama dari pada menjawab salam.[2]
Ucapan salam
telah menjadi tradisi dalam pergaulan hidup manusia. Dalam kehidupan
sehari-hari kita melihat setiap ummat Islam selalu mengucapkan : “Assalamu’alaikum”
ketika bertemu satu dengan yang lain atau ketika bertamu bahkan setiap kali
memasuki rumah sekalipun rumah kosong. Begitupun dalam berpidato, berkirim
surat atau undangan selalu tercantum tulisan “Assalamu’alaikum”. Ucapan/tulisan
tersebut benar-benar telah mendarah daging dan tak dapat dipisahkan dalam
kehidupan ummat Islam.[3]
Assalamu'alaikum
warahmatullahi wabarakatuh artinya "semoga keselamatan, keberkahan, dan
kasih sayang (rahmat) dari Allah SWT menyertai Anda/kalian". Al-Quran
menegaskan, selain doa, salam adalah penghormatan.
a. Petunjuk
Al-Qur’an tentang ucapan salam
Allah berfirman : Q.S. Al An’Am
(6) :54
#sÎ)ur x8uä!%y` úïÏ%©!$# tbqãZÏB÷sã $uZÏG»t$t«Î/ ö@à)sù íN»n=y öNä3øn=tæ ( |=tGx. öNä3/u 4n?tã ÏmÅ¡øÿtR spyJôm§9$# ( ¼çm¯Rr& ô`tB @ÏJtã öNä3YÏB #Läþqß 7's#»ygpg¿2 ¢OèO z>$s? .`ÏB ¾ÍnÏ÷èt/ yxn=ô¹r&ur ¼çm¯Rr'sù Öqàÿxî ÒOÏm§ ÇÎÍÈ
Artinya : 54.
Apabila orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami itu datang kepadamu,
Maka Katakanlah: "Salaamun alaikum[476]. Tuhanmu telah menetapkan atas
Diri-Nya kasih sayang[477], (yaitu) bahwasanya barang siapa yang berbuat
kejahatan di antara kamu lantaran kejahilan[478], kemudian ia bertaubat setelah
mengerjakannya dan Mengadakan perbaikan, Maka Sesungguhnya Allah Maha Pengampun
lagi Maha Penyayang.[4]
Ayat ini memberi petunjuk bahwa :
a) Yang wajib mengucapkan “SALAM” adalah yang
didatangi.
b) Jika yang datang meng-imani ayat-ayat Allah.
c) Ucapan salamnya adalah : “SALAMUN’ALAIKUM”.
Allah
Berfirman dalam Q.S. Az Zumar (39):73
t,Åur úïÏ%©!$# (#öqs)¨?$# öNåk®5u n<Î) Ïp¨Zyfø9$# #·tBã ( #Ó¨Lym #sÎ) $ydrâä!%y` ôMysÏGèùur $ygç/ºuqö/r& tA$s%ur óOçlm; $pkçJtRtyz íN»n=y öNà6øn=tæ óOçFö7ÏÛ $ydqè=äz÷$$sù tûïÏ$Î#»yz ÇÐÌÈ
Artinya : 73. Dan orang-orang yang
bertakwa kepada Tuhan dibawa ke dalam syurga berombong-rombongan (pula).
sehingga apabila mereka sampai ke syurga itu sedang pintu-pintunya telah
terbuka dan berkatalah kepada mereka penjaga-penjaganya: "Kesejahteraan
(dilimpahkan) atasmu. Berbahagialah kamu! Maka masukilah syurga ini, sedang
kamu kekal di dalamnya".
Ayat diatas menunjuk adanya konsistensi aturan pengucapan salam seperti
dalam Q.S. 6:54 yaitu :
a) Yang mengucapkan salam adalah penjaga sorga (yang
didatangi).
b)
Yang menerima
salam adalah penghuni sorga (mu’min) yang baru datang.
Allah
Berfirman dalam Q.S. Huud (11):69
ôs)s9ur ôNuä!%y` !$uZè=ßâ tLìÏdºtö/Î) 2uô³ç6ø9$$Î/ (#qä9$s% $VJ»n=y ( tA$s% ÖN»n=y ( $yJsù y]Î7s9 br& uä!%y` @@ôfÏèÎ/ 7ÏYym ÇÏÒÈ
Artinya : 69. Dan Sesungguhnya utusan-utusan Kami
(malaikat-malaikat) telah datang kepada lbrahim dengan membawa kabar gembira,
mereka mengucapkan: "Selamat." Ibrahim menjawab:
"Selamatlah," Maka tidak lama kemudian Ibrahim menyuguhkan daging anak
sapi yang dipanggang.
Ayat ini menegaskan bahwa
:[5]
a)
Para malaikat
yang datang tidak mengucapkan “SALAMUN’ALAIKUM” karena mereka mengerti aturan
main dalam Q.S. 6:54
b)
Nabi Ibrahim
juga tidak mengucapkan “SALAMUN’ALAIKUM” karena tidak mengetahui kalau yang
datang adalah para malaikat.
c)
Jika yang
didatangi tidak mengucapkan “SALAMUN’ALAIKUM” maka yang datang mengucapkan kata
“SALAMA”.
d)
Jika yang
datang mengucapkan “SALAMA” maka yang didatangi boleh menjawab dengan kata
“SALAM”
Dari ayat-ayat Al-Quran
tersebut kita mendapat pelajaran tentang “SALAM” sebagai berikut :[6]
1)
Ucapan
“SALAMUN’ALAIKUM” adalah mutlak milik mu’min calon penghuni sorga.
2)
Hanya yang
”IMAN” dengan ayat-ayat Alloh boleh menerima ucapan “SALAMUN’ALAIKUM”.
3)
Yang wajib
mengucapkan “SALAMUN’ALAIKUM” adalah orang yang didatangi bukan yang datang.
4)
Yang datang
hanya boleh mengucapkan kata “SALAMA” tanpa kata “’ALAIKUM”.
5)
Ucapan
“SALAMUN’ALAIKUM” tidak boleh diobral dengan semena-mena.
B. Jumlah
Kata Salam yang terdapat dalam Al-Quran
Salam Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh [ اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ
] sering dipakai umat Islam untuk meningkatkan hubungan persaudaraan antar
semua umat muslim, yang mempunyai makna saling mendoakan dalam kebaikan serta
mengingat kebesaran / kemuliaan Allah SWT.
Keutamaan mengucapkan salam pada saat akan memasuki rumah
tertulis pada Al-Qur'an Surat An-Nuur [24]:27;
$pkr'¯»t tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä w (#qè=äzôs? $·?qãç/ uöxî öNà6Ï?qãç/ 4_®Lym (#qÝ¡ÎSù'tGó¡n@ (#qßJÏk=|¡è@ur #n?tã $ygÎ=÷dr& 4 öNä3Ï9ºs ×öyz öNä3©9 öNä3ª=yès9 crã©.xs? ÇËÐÈ
Artinya : 27.
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah yang bukan rumahmu
sebelum meminta izin dan memberi salam kepada penghuninya. yang demikian itu
lebih baik bagimu, agar kamu (selalu) ingat.
Kata Salam [ اَلسَّلَامُ ] telah disebutkan
dan tertulis di dalam Al-Qur’an sebanyak 12 ayat pada 10 Surat, berikut ini
ayat-ayatnya :[7]
a.
QS.
An-Nisaa’ [4]:94
$pkr'¯»t úïÏ%©!$# (#þqãZtB#uä #sÎ) óOçFö/uÑ Îû È@Î6y «!$# (#qãZ¨u;tFsù wur (#qä9qà)s? ô`yJÏ9 #s+ø9r& ãNà6øs9Î) zN»n=¡¡9$# |Mó¡s9 $YZÏB÷sãB cqäótGö;s? ßttã Ío4quysø9$# $u÷R9$# yZÏèsù «!$# ÞOÏR$tótB ×otÏV2 4 Ï9ºxx. NçGYà2 `ÏiB ã@ö6s% ÆyJsù ª!$# öNà6øn=tã (#þqãZ¨t7tFsù 4 cÎ) ©!$# c%x. $yJÎ/ cqè=yJ÷ès? #ZÎ6yz ÇÒÍÈ
Artinya : 94.
Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu pergi (berperang) di jalan Allah,
Maka telitilah dan janganlah kamu mengatakan kepada orang yang mengucapkan
"salam" kepadamu[338]: "Kamu bukan seorang mukmin" (lalu
kamu membunuhnya), dengan maksud mencari harta benda kehidupan di dunia, karena
di sisi Allah ada harta yang banyak. begitu jugalah Keadaan kamu dahulu[339],
lalu Allah menganugerahkan nikmat-Nya atas kamu, Maka telitilah. Sesungguhnya
Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.
b.
QS. Yunus [10]:10~
öNßg1uqôãy $pkÏù oY»ysö6ß §Nßg¯=9$# öNåkçJ§ÏtrBur $pkÏù ÖN»n=y 4 ãÅz#uäur óOßg1uqôãy Èbr& ßôJptø:$# ¬! Éb>u úüÏJn=»yèø9$# ÇÊÉÈ
Artinya : 10.
Do'a[671] mereka di dalamnya Ialah: "Subhanakallahumma"[672], dan
salam penghormatan mereka Ialah: "Salam"[673]. dan penutup doa mereka
Ialah: "Alhamdulilaahi Rabbil 'aalamin"[674].
c.
QS.
Ar-Ra'd [13]:24
íN»n=y /ä3øn=tæ $yJÎ/ ÷Län÷y9|¹ 4 zN÷èÏYsù Ót<ø)ãã Í#¤$!$# ÇËÍÈ
Artinya : 24.
(sambil mengucapkan): "Salamun 'alaikum bima shabartum"[772]. Maka
Alangkah baiknya tempat kesudahan itu.
d.
QS.
Maryam [19]:62
w tbqãèyJó¡o $pkÏù #·qøós9 wÎ) $VJ»n=y ( öNçlm;ur öNßgè%øÍ $pkÏù Zotõ3ç/ $|ϱtãur ÇÏËÈ
Artinya : 62.
Mereka tidak mendengar Perkataan yang tak berguna di dalam syurga, kecuali
Ucapan salam. bagi mereka rezkinya di syurga itu tiap-tiap pagi dan petang.
e.
QS.
An-Nuur [24]:27
$pkr'¯»t tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä w (#qè=äzôs? $·?qãç/ uöxî öNà6Ï?qãç/ 4_®Lym (#qÝ¡ÎSù'tGó¡n@ (#qßJÏk=|¡è@ur #n?tã $ygÎ=÷dr& 4 öNä3Ï9ºs ×öyz öNä3©9 öNä3ª=yès9 crã©.xs? ÇËÐÈ
Artinya : 27.
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah yang bukan rumahmu
sebelum meminta izin dan memberi salam kepada penghuninya. yang demikian itu
lebih baik bagimu, agar kamu (selalu) ingat.
f.
~QS. Al-Ahzab
[33]:44
öNßgçG¨ÏtrB tPöqt ¼çmtRöqs)ù=t ÖN»n=y 4 £tãr&ur öNçlm; #\ô_r& $VJÌx. ÇÍÍÈ
Artinya : 44.
Salam penghormatan kepada mereka (orang-orang mukmin itu) pada hari mereka
menemui-Nya Ialah: Salam[1224]; dan Dia menyediakan pahala yang mulia bagi
mereka.
g.
QS.
Yaasiin [36]:58
ÖN»n=y Zwöqs% `ÏiB 5b>§ 5OÏm§ ÇÎÑÈ
Artinya : 58.
(kepada mereka dikatakan): "Salam", sebagai Ucapan selamat dari Tuhan
yang Maha Penyayang.
h.
QS.
Al-Waaqiah [56]:26
wÎ) WxÏ% $VJ»n=y $VJ»n=y ÇËÏÈ
Artinya :
26. Akan tetapi mereka mendengar Ucapan
salam.
Salam merupakan salah satu akar kata ISLAM, yang artinya damai dan
menebarkan kedamaian & keselamatan.
Salam juga termasuk nama indah Allah SWT (Asmaul Husna). Dari Ibnu Mas'ud
ra, Rasulullah Saw bersabda:
"As-Salam termasuk salah satu asma Allah Ta'ala yang diletakkan
Allah dibumi, maka sebarkanlah. Karena apabila orang muslim melewati sekelompok
orang, lalu ia memberi salam kepada mereka, maka ia memiliki kelebihan satu
derajat diatas mereka dengan mengingatkan salam kepada mereka. Jika mereka
tidak menjawabnya, maka ia dijawab oleh yang lebih baik dari mereka (yakni para
malaikat)" (HR. Al-Bazzar dan Baihaqi).
Karena salam adalah salah satu nama dari nama-nama Allah, kalimat
‘Assalaamu ‘alaik’ juga bisa berarti "Allah bersamamu" atau
"engkau dalam penjagaan Allah" --sehingga keselamatan pun
menyertaimu.
C. Sejarah
Salam
Sejarah salam sama tuanya dengan sejarah umat manusia. Ucapan salam sudah
ada sebelum Nabi Adam as diturunkan ke dunia.
Dari Abu Hurairah ra , Rasulullah Saw bersabda, "Allah telah
menciptakan Nabi Adam as dengan bentuk yang panjang (tingginya) nya 60 dziro
(+/- 30 m). Tatkala Nabi Adam as sudah tercipta, Allah berfirman:
"Pergilah dan berilah ucapan salam kepada para malaikat yang duduk , dan
perhatikan penghormatan apa yang mereka berikan kepadamu. Karena itu merupakan
penghormatan kepadamu dan kepada anak cucumu (kelak)".[8]
Lalu Nabi Adam as mengucapkan : "Assalamualaikum" dan para
malaikat pun menjawab : "Assalamu'alaika wa rahmatullah". Kata
warahmatullah yangg ditambahkan para malaikat berarti: "Semoga Allah
memberi rahmat kepadamu" (HR. Muttafaqun 'Alaih).
Dari beberapa ayat suci Al Quran dan Hadits diatas, sudah terbukti bahwa
keutamaan mengucapkan salam sangat besar, so marilah kita apabila bertemu
dengan sesama muslim baik itu bapak, ibu, nenek, paman, kakek, adik, kakak,
saudara, teman, sahabat, guru, tetangga atau yang lainnya sebisa mungkin kita
harus mengucapkan salam. Dengan mengucapkan salam kepada mereka maka kita juga
sudah mendoakannya, bila mereka menjawab salamnya maka kita pun didoakan oleh
mereka. Kita dan mereka akan saling mencintai, dan kita mencicil menjadi
orang-oranng yang beriman yang akan masuk surga.
D. Makna
Dasar Salam
Salam secara harfiyah berarti selamat, damai dan sejahtera. Selamat
berarti luput dari aib, cacat, kekurangan atau kebinasaan. Oleh karena itulah,
jika terjadi kecelakaan, kemudian ada yang luput dari bencana itu maka dia
disebut orang yang selamat. Seperti halnya uamt nabi Nuh yang disebut Allah
sebagai uamt yang selamat, karena luput dari kehancuran dan kebinasaan banjir
bah yang menimpa kaumnya.
Keselamatan ada yang berbentuk apsif dan ada yang berbentuk aktif. Jika
kita memberikan ucapan selamat kepada teman yang meraih kesuksesan dalam sebuh
tugas atau pekerjaan, maka itu berarti dia bukan hanya terlepas dari bahaya,
kerugian atau keburukan, namun lebih jauh dia meraih kebajikan berupa
keberhasilan.[9]
Keselamatan atau kedamaian adalah tujuan hakiki dari kehidupan setiap
muslim. Oleh karena itulah, sorga juga disebut sebagai rumah kedamaian (dar
as-salam).
Salam merupakan kedamaian yang dirasakan dalam hati seseorang. Lawannya
adalah keresahan atau kegundahan hati. Keresahan hati tersebut bentuknya ada
dua. Jika keresahan tersebut menyangkut apa yang akan terjadi maka hal itu
disebut takut. Sementara, jika keresahan tersebut lahir terhadap apa yang sudah
terjadi maka ia disebut sedih. Oleh karena itulah, muncul ungkapan “Dia takut
akan kehilangan hartanya atau dia bersedih telah kehilangan hartanya”.[10]
Kepatuhan akan aturan dan perintah Allah akan mendatangkan kedamaian hati
pada seseorang. Sementara itu, pelanggaran terhadap aturan dan perintah Allah
akan mendatangkan kersehan hati. Itulah sebabnya, kenapa nabi Adam dan hawa
diperintahkan keluar dari sorga dengan bibit permusuhan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Salam, artinya damai; pernyataan hormat; dan ucapan assalamu alaikum
warahmatullahi wabarakatuh.
Salam adalah ucapan yang disampaikan oleh seorang muslim kepada muslim
lain, yang bertujuan untuk mendoakan agar mendapat keselamatan dan
kesejahteraan dari Allah SWT. Hukum memulai salam adalah sunnah, sedangkan
menjawab salam hukumnya adalah wajib. Menyebarkan salam mempunyai beberapa
hikmah, salah satunya yaitu bisa menumbuhkan rasa saling mencintai antar sesama
muslim (sebagaimana yang telah diterangkan di dalam hadis).
Dalam perspektif Islam, mengucapkan salam assalamu'alaikum warahmatullahi
wabarakatuh --atau ringkasnya assalamu'alaikum-- artinya menyampaikan pesan
damai, rasa hormat, dan doa.
Allah menggunakan kata salam dengan bentuk indefinitif atau nakirah
sementara pada ayat kedua Allah menggunakan kata salam dengan bentuk marifat
atau definitif. Di samping itu, Allah mengkaitkan kata salam dengan hari
kelahiran, hari kematian, dan hari kebangkitan.
Salam merupakan kedamaian yang dirasakan dalam hati seseorang. Lawannya
adalah keresahan atau kegundahan hati. Keresahan hati tersebut bentuknya ada
dua. Jika keresahan tersebut menyangkut apa yang akan terjadi maka hal itu
disebut takut. Sementara, jika keresahan tersebut lahir terhadap apa yang sudah
terjadi maka ia disebut sedih.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul baqi, Muhammad
Fu’ad. 2010. Kumpulan Hadis Shahih Bukhari Muslim. Solo: Insan Kamil.
Bisri, Moh. Adib Bisri.
1997. Tarjamah Al-Faraidul Bahiyyah. Kudus: Menara Kudus.
Khoiri, Miftahul. 2010. Adab
Nabi Saw. Jogjakarta: Hikam Pustaka.
Rosyidah, Ainur. Tt. Ukhuwah
Islamiah. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani.
Sahabuddin, Dkk. 2007. Ensiklopedi
Al-Qur’an: Kajian Kosa Kata. Jakarta: Lentera Hati.
Zuhri, Moh. 1992. Terjemah
Sunan At-Tirmidzi. Semarang: cv. Asy-syifa’.
[1]
Sahabuddin Dkk, Ensiklopedi Al-Qur’an: Kajian Kosa Kata, (Lentera Hati,
Jakarta, 2007), hal. 870
[2]
Moh. Adib Bisri, Tarjamah Al-Faraidul Bahiyyah, (Menara Kudus, Kudus,
1997), hal. 54
[3]
Ibid., hal. 89
[4]
Moh. Zuhri, Terjemah Sunan At-Tirmidzi, (Cv. Asy-Syifa’, Semarang, 1992),
hal. 312-313.
[5]
Ibid., hal. 245
[6]
Ibid., hal. 245
[7]
Ainur Rosyidah, Ukhuwah Islamiah, (Pustaka Insan Madani, Yogyakarta, Tt),
hal. 29-33.
[8]
Miftahul Khoiri, Adab Nabi Saw, (Hikam Pustaka, Jogjakarta, 2010), hal.
309.
[9]
Ibid., hal. 310
[10]
Muhammad Fu’ad Abdul Baqi, Kumpulan Hadis Shahih Bukhari Muslim, (Insan
Kamil, Solo, 2010), hal. 653
Tidak ada komentar:
Posting Komentar