STRATEGI PEMANFAATAN TV DALAM
PENGAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
D
I
S
U
S
U
N
OLEH
NAMA :
EIVI KHAIRANI
NIM :
1420100035
DOSEN PEMBIMBING :
Drs. SAMSUDDIN M.Ag
NIP: 19640203 199403 1
003
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULATAS TARBIYAH DAN ILMU
KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
PADANGSIDIMMPUAN
2016
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warahmatullahi
wabarakatuh.
Puji
syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkann rahmat dan
hidayah-Nya , serta sholawat dan salam tercurah limpahkan kepada junjungan kita
Nabi Besar Muhammad SAW, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas penulisan
makalah Strategi Pemanfaatan TV dalam Pengajaran Pendidikan Agama Islam”.
Penulis
menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini banyak terdapat kekurangan serta
jauh dari kata sempurna. Karena
sebenarnya kekurangan adalah milik manusia dan kesempurnaan hanyalah milik
Allah SWT. Oleh karena itu saran dan
kritik sangat penulis harapkan, sehingga kedepannya penulis dapat membuat
makalah yang lebih baik lagi.
Akhirnya
hanya kepada Allah penulis berserah diri disertai do’a, semoga upaya yang kecil
ini mendapat ridho-Nya, sehingga dengan adanya makalah ini memberi manfaat pada
kita semua.
Padangsidimpuan, Desember 2016
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................ i
DAFTAR ISI............................................................................................... ii
BAB I
PENDAHULUAN.......................................................................... 1
A. Latar Belakang................................................................................. 1
BAB II
PEMBAHASAN............................................................................ 2
A. Pengertiantian Televisi..................................................................... 2
B. Televisi
Pendidikan.......................................................................... 4
C. Sistem
Siaran Pendidikan................................................................ 5
D. Belajar
di Kelas Melalui Televisi...................................................... 7
E. Kelebihan
dan Kelemahan Televisi Sebagai Media
Pendidikan....................................................................................... 8
F. Dampak
Media Televisi Terhadap Peserta Didik ............................ 10
BAB III PENUTUP.................................................................................... 12
A. Kesimpulan...................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 13
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Kita harus
mengakui bahwa televisi memegang peranan yang begitu besar dalam perkembangan
anak-anak. Sikap anak tehadap televisi, jumlah jam yang mereka habiskan untuk
menonton televisi, jenis acara yang ditonton, serta alasan yang mendorong
mereka untuk menonton televisi, semuanya sangat mempengaruhi perkembangan pada
anak-anak. Meskipun begitu kita tidak bisa mengatakan bahwa televisi memegang
peranan yang cukup dominan dalam hal ini karena masalah yang paling mendasar bukanlah
jumlah jam yang dilewatkan si anak untuk menonton televisi, melainkan
program-program yang ia tonton dan bagaimana peran orangtua serta guru
memanfaatkan program-program ini untuk sedapat mungkin membantu kegiatan
belajar mereka.
Pendidikan
masyarakat yang makin baik diharapkan menangkal masuknya unsur-unsur negative
dari acara yang disajikan media televisi.[2] Karena tidak bisa dipungkiri
keberadaan media televisi dalam beberapa dasawarsa terakhir ini semakin menarik
perhatian masyarakat sehingga dari apa yang tersaji di dalamnya tentu saja
membawa dampak positif sekaligus negative bagi penontonnya terutama anak-anak.
Televisi juga merupakan salah satu media dalam pembelajaran pendidikan agama
islam yang sangat efektif. Hal ini tidak terlepas dari kekuatan media televisi
dalam mempengaruhi penontonnya terutama anak-anak dalam menanamkan nilai-nilai
dan moral melalui program-program yang disiarkan di dalamnya.
Dibandingkan
dengan media lainnya seperti media radio, surat kabar, bahkan internet yang
hadir dengan berbagai kelebihannya, televisi masih mendominasi media-medaia
tersebut sebagai media pembelajaran pada anak-anak karena mempunyai sejumlah
kelebihan yang tidak bisa diberikan oleh media lainnya. Oleh karena itu,
penulis bermaksud mengangkat tema televisi sebagai media pendidikan agama islam
pada anak.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertiantian Televisi
Mengenai
televisi dan pendidikan, pada saat ini masyarakat masih banyak yang berpendapat
bahwa televisi adalah tergolong dari suatu benda yang mewah dan banyak
mudorotnya atau banyak keburukannya dibandingkan manfaatnya bagi. Hal ini
taklain karena pada zaman moderen ini banyak sekali tayangan-tayangan yang tak
semestinya ditayangkan, seperti adanya film yang menayangkan tragedi KDRT atau
aksi-aksi pemukulan dan terlebih-lebih pemerkosaan. Hal ini sangan tidak baik
jika ditonton oleh anak yang masih dalam masa pertumbuhan, karena
dapatmempengaruhi keadaan psikisnya.
Pendapat yang demikian tergolong pendapat yang skeptis.
Akan tetapi
kemudian muncul pandangan yang berpendapat agar televisi digunakan dalam
pengajaran dalam kelas.[1]
Maka pendapat ini pun memerlukan pene,litian dan pembuktian yang falit tentang
penggunaan televisi di sekolah. Kemudian pendapat inilah yang mendorong
masyarakat pittsburg (U.S.A) mengadakan penyelidikan dan kemudian diterbitkan
berbagai artikel tentang televisi dalam pendidikan. bahkan untuk keperluan
pendidikan, workshop dan operasi pernah dikeluarkan biaya sebesar 60 juta
dollar amerika.[2]
1. Pengaruh
Siaran Televisi pada Pendidikan
Pada keyataannya
saat ini, dari berbagai bentuk tegnologi komunikasi yang ada, siaran televisi
(TV) merupakan media yang sangat ampuh (a powerful medium) dalam menyebarkan
informasi kepada masyarakat secara serempak. Televisi juga mempunyai daya
jangkau yang luas dan mampu meniadakan
batas wilayah geografis, sistem sosial, politik dan budaya masyarakat pemirsa.[3]
Akan tetapi
selain yang disebutkan diatas, sangat penting kita ketahui bahwasannya televisi
juga mempunyai potensi yang sangat besar sebagai penetrasi dalam mempengaruhi
sikap seseorang, kreativitas, motivasi, pandangan hidup, gaya hidup, dan juga
orientasi masyarakat. Dengan demikian, salah satu bentuk pendayagunaan
tegnologi komunikasi adalah media elevisi.
Media televisi
sebagai media yang terbukti memiliki kemampuan yang sangat efektif
(penatrasinya lebih dari 70%) sehingga dimanfaatkan untuk penyiaran
program-program pembelajaran secara
nasianal agar dapat memperluas kesempatan untuk memperoleh pendidikan, meningkatkan
kualitas pendidikan dan meningkatkan efektivitas pendidikan.[4]
Televisi juga
dapat memberikan pengaruh sosial. Televisi memberikan pengaruh sosial yang
sangat besar terhadap masyarakat, baik
bagi anak-anak maupun terhadap pemuda dan orang dewasa. Pengaruh ini dapat
dilihat antera lain dalam percakapan-percakapan dan perbuatan mereka. Akan terdapat kemajuan mereka dalam hal
pembicaraan tentang kebudayaan, menambah pemberdayaan bahasa dan menyebabkan
berkurangnya minat mereka dalam membaca surat kabar atau majalah. Bahkan
pengaruh itu juga dapat terlihat, bahwa televisi seolah-olah menggantikan
bioskop, akbatnya mereka jadi jarang
keluar rumahuntuk menonton bioskop, akan tetapi lebih betah di rumah untuk
menonton televisi.[5]
Berdasarkan
penyelididkan yang pernah dilakukan di amerika serikat pada umumnya waktu Yang
mereka pergunakan melihat televisi lima kali lebih banyak dari pada membaca
koran dan sepuluh kali lebih banyak dari pada nonton bioskop dan sebelas kali
lebih banyak dari pada membaca majalah. Bahkan ada sebagian pemuda yang mengatakan,
bahwa “televisi telah mengisi hidup kita”. Dengan ini nampak jelas bahwa alat ini mengikat hidup
masyarakat.[6]
B.
Televisi
Pendidikan
Televisi adalah
sebuah media telekomunikasi terkenal yang berfungsi sebagai penerima siaran
gambar bergerak beserta suara, baik itu yang monokrom (hitam putih) maupun
berwarna. Kata televisi merupakan gabungan dari kata tele (jauh) dari bahasa
Yunani dan visio (penglihatan) dari bahasa Latin, sehingga televisi dapat
diartikan sebagai alat komunikasi jarak jauh yang menggunakan media
visual/penglihatan.[7]
Televisi adalah system elektronik yang mengirimkan gambar diam dan gambar hidup
bersama suara melalui kabel atau ruang. Sistem ini menggunakan peralatan yang mengubah cahaya
dan suara ke dalam gelombang elektrik dan mengkonversinya kembali ke dalam
cahaya yang dapat dilihat dan suara yang dapat didengar .[8]
Ada dua jenis
pengiriman (penyiaran) gambar dan suara, yaitu penyiaran langsung kejadian atau
peristiwa yang kita saksikan sementara ia terjadi dan penyiaran program yang
telah direkam di atas pita film atau pita video atau penyimpanan digital.
Ketika kita menyaksikan siaran peristiwa disatu tempat, kita seakan-akan
mengamati dan menjalani pengalaman kehidupan nyata. Kita dapat mendengar dan
melihat bahkan merasakannya.
Sebagai media
komunikasi massa televisi merupakan sarana yang ampuh untuk menyiarkan acara
pendidikan kepada khalayak yang jumlahnya begitu banyak secara simulatan.
Sesuai dengan makna pendidikan, yakni meningkatkan pengetahuan dan penalaran
masyarakat, stasiun televisi menyiarkan acara-acara tertentu secara teratur,
misalnya pelajaran bahasa, matematika, elektronika, dan lain-lain.
Televisi
Pendidikan adalah penggunaan program video yang direncanakan untuk mencapai
tujuan pengajaran tertentu tanpa melihat siapa yang menyiarkannya. Televisi
pendidikan tidak sekadar menghibur tetapi yang lebih penting adalah mendidik.
Oleh karena itu, ia memiliki ciri-ciri tersendiri, antara lain yaitu:[9]
1.
Dituntun oleh instruktur, yakni seorang
guru atau instruktur menuntun peserta didik melalui pengalaman-pengalaman
visual.
2.
Sistematis, yakni siaran berkaitan
dengan mata pelajaran dan silabus dengan tujuan dan pengalaman belajar yang
terencana.
3.
Teratur dan berurutan, yakni siaran
disajikan dengan selang waktu yang beraturan secara berurutan di mana satu siaran dibangun atau mendasari siaran
lainnya.
4.
Terpadu, yakni siaran berkaitan dengan
pengalamn belajar lainnya seperti latihan, membaca, diskusi, laboratorium,
percobaan, menulis, dan pemecahan masalah.
Pemanfaatan
media televisi secara umum melibatkan dua unsur yaitu peralatan dan programnya.
Peralatan televisi atau biasa dikenal dengan istilah pesawat televisi telah
berkembang sedemikian rupa dari waktu ke waktu, demikian juga program atau
siarannya.
C.
Sistem
Siaran Pendidikan
Acara siaran
pendidikan yang disiarkan melalui televisi, ada dua klasifikasi, yaitu siaran
pendidikan sekolah (school broadcasting)
dan siaran pendidikan sepanjang masa.
1.
Siaran pendidikan sekolah (school broadcasting)[10]
Yang menjadi
sasaran acara ini adalah para murid sekolah, dari tingkat taman kanak-kanak
sampai dengan para mahasiswa di perguruan tinggi. Siarannya langsung dikirim ke
sekolah-sekolah yang bersangkutan. Dengan demikian, acara siaran pendidikan
jenis ini erat sekali hubungannya dengan kurikulum sekolah yang berlaku pada
tahun ajaran itu. Ini berarti bahwa stasiun penyiaran yang bersangkutan
melakukan kerja sama dengan Departemen Pendidikan Nasional.
Diharapkan dari
siaran pendidikan untuk sekolah ini tentu saja disesuaikan dengan landasan dan
tujuan pendidikan dari negara yang bersangkutan. Karena acara siaran pendidikan
untuk sekolah mengacu kepada kurikulum, tentu akan memberikan pengaruh secara
langsung kepada anak-anak tentang:[11]
a)
Menimbulkan keinginan kepada anak-anak
untuk mencoba menggali pengetahuan sesuai dengan pola pikir mereka.
b)
Membantu anak-anak atas suatu pengertian
yang sebelumnya belum pernah dialami.
c)
Mengrangsang untuk menumbuhkan hasrat
dan menggali hubungan antara keegiatan belajar dengan keadaan sekitarnya.
d)
Merangsang anak-anak untuk berkeinginan
menjadi seorang cendekiawan.
2.
Siaran pendidikan sepanjang masa (life long education)
Berbeda dengan
siaran pendidikan yang berlandaskan kurikulum sekolah, acara pendidikan yang termasuk dalam klasifikasi ini dilandasi
oleh nilai-nilai pendidikan saja dan yang menjadi sasarannya khalayak umum.
Hanya saja khalayak dibagi menurut tingkatan tertentu, misalnya : usia, jenis
kelamin, agama, agama, pendidikan dan sebagainya.
Tujuan yang
ingin dicapai melalui acara ini adalah, untuk mendorong khalayak sasaran, agar
berkeinginan untuk terus belajar dalam ruang lingkup yang lebih luas tentang
berbagai aspek sosial, seni, sastra, home economic dan hobi. Acara siaran
pendidikan harus memiliki ciri-ciri sebagai berikut :[12]
a) Mempunyai
sasaran khalayak yang khusus/ terbatas.
b) Tujuan
umum acara sejalan dengan tujuan Pendidikan Nasional, untuk Iindonesia tentu
saja harus sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003,
tentang Sistem Pendidikan Nasional.
c) Penyiarannya
dilaksanakan secara sistematis dan berseri.
D.
Belajar
di Kelas Melalui Televisi
Ruang kelas yang
menggunakan televisi sebagai media pendidikan, biasanya menampung sejumlah
40-50 orang murid. Pada jumlah murid sebanyak itu, masih mungkin mengamati
acara televisi dengan baik. Ini berarti tidak akan mengganggu dalam proses
belajar mengajar. Apabila anak-anak belajar melalui televisi mereka tidak hanya
mengamati acaranya dengan tenang, melainkan mereka juga memerhatikan
perubahan-perubahan gambar yang terjadi. Demikian pula mereka memerhatikan
susunan kata-kata dan teks yang ada.[13]
Kegiatan belajar
melalui media penyiaran ini, oleh Yoichi Nishimoto disebut sebagai
“Broadcasting Learning Activitis”. Ketika belajar melalui media penyiaran ini,
anak-anak dituntut mampu berkosentrasi dengan penuh selama acara berlangsung. Hal
ini sesuai dengan sifat media penyiaran itu sendiri, dan daya kemampuan
berkosentrasi ini erat hubungannya dengan kemampuan untuk mengerti dan
kemampuan untuk mereproduksi apa yang telah diamatinya. Ini berarti bahwa
anak-anak dituntut untuk mampu mengantisipasi isi pesan yang ada dalam acara
tersebut.
Menurut Cece
Wijaya, dkk., faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam penggunaan dalam
penggunaan televisi untuk kelas adalah:[14]
1. Teknik
pemilihan
Pemilihan siaran
televisi yang sesuai untuk pembelajaran adalah semacam proses evaluasi dan
pemilihan film suara. Seperti dalam memilih setiap media pengajaran
audiovisual, pertanyaan dasar adalah apakah televisi dapat membantu menciptakan
situasi belajar yang lebih baik dibandingkan dengan media sebelumnya? Masalah
yang unik bagi guru dalam menilai dan memilih siaran adalah ketidakmungkinan
mengadakan preview. Oleh karena itu, pertimbangan harus didasarkan atas
kemampuan program menyumbangkan pengalaman. Reputasi sponsor atau produser
tingkat ahli, atau peraga yang ada dalam siaran, memperhatikan pengelolaan
siaran membantu guru dalam menentukan siaran apa yang mesti disiarkan saat ini
dan yang bisa diproduksi untuk nanti. Pertimbangan yang sama untuk validitas
kurikulum dan pemilihan perangkat audivisual adalah :
a) Tingkat
usia kelompok yang memirsa.
b) Isi
siaran yang lebih mudah dipahami. Apakah program memuat suplemen yang panjang?
Akhirnya kualitas siaran itu
sendiri harus dievaluasi sebagai contoh, apakah kualitas program cukup tinggi.
Di sini harus memiliki keahlian dalam menilai kualitas perangkat pengajaran.
2. Kebijaksanaan
penggunaan televise
Kebijaksanaan
penggunaan televisi untuk kelas merupakan salah satu tanggung jawab guru.
Demikian juga dalam perencanaan siaran di kelas. Sebelum siaran, guru harus
memberikan aktivitas-aktivitas yang akan meningkatkan minat siswa. Para siswa
akan bertanya-tanya, membahas program, dan ingin mengetahui tujuan menyaksikan
siaran tersebut. Mereka akan segera mempersiapkan diri untuk mengikuti program
TV. Kesulitan besar guru dalam merencanakan penggunaan program televisi adalah
ketudaktahuan secara pasti terhadap isi program.
E.
Kelebihan
dan Kelemahan Televisi Sebagai Media Pendidikan
Sebagai media
pembelajaran, televisi memiliki beberapa kelebihan dalam menyampaikan pesan dan
juga mempunyai kelemahan. Di antara kelebihan media televisi adalah seperti
berikut.[15]
1.
Televisi dapat memancarkan berbagai
jenis bahan audio-visual termasuk gambar diam, film, objek, spesimen dan drama.
2.
Televisi bisa menyajikan model dan
contoh-contoh yang baik bagi peserta didik.
3.
Televisi dapat membawa dunia nyata ke
rumah dan ke kelas-kelas, seperti orang, tempat-tempat dan peristiwa, melalui
penyiaran langsung atau rekaman.
4.
Televisi dapat memberikan kepada peserta
didik peluang untuk melihat dan mendengar diri sendiri.
5.
Televisi dapat menyajikan
program-program yang dapat dipahami oleh peserta didik dengan usia dan
tingkatan pendidikan yang berbeda-beda.
6.
Televisi dapat menyajikan visual dan
suara yang amat sulit diperoleh pada dunia nyata; misalnya ekspresi wajah,
dental operation, dan lain-lain.
7.
Televisi dapat menghemat waktu guru dan
peserta didik, misalnya dengan merekam siaran pelajaran yang disajikan dapat
diputar ulang jika diperlukan tanpa harus melakukan proses itu kembali.
Disamping itu, televisi merupakan cara yang ekonomis untuk menjangkau sejumlah
besar peserta didik pada lokasi yang berbeda-berbeda untuk penyajian yang
bersamaan.
Adapun kelemahan yang dimiliki
media televisi adalah sebagai berikut:
1. Televisi
hanya mampu menyajikan komunikasi satu arah.
2. Televisi
pada saat disiarkan akan berjalan terus dan tidak ada kesempatan untuk memahami
pesan-pesannya sesuai dengan kemampuan individual peserta didik.
3. Guru
tidak memiliki kesempatan untuk merevisi film sebelum disiarkan.
4. Layar
pesawat televisi tidak mampu menjangkau kelas besar sehingga sulit bagi semua
peserta didik untuk melihat secara rinci gambar yang disiarkan.
5. Kekhawatiran
muncul bahwa peserta didik tidak memiliki hubungan pribadi dengan guru, dan
peserta didik bisa jadi bersikap pasif selama penayangan.
Kelebihan
Televisi dari media massa lainnya ialah kemampuan menyajiakan berbagai
kebutuhan manusia, baik hiburan, informasi, maupun pendidikan dengan sangat
memuaskan. Penonton TV tak perlu bersusah-susah pergi kegedung bioskop atau
gedung sandiwara karena pesawat TV menyajikan di rumahnya. Ia tak perlu pergi
ke Amerika untuk menonton Mohammad Ali bertanding, atau pergi kesenanyan untuk
menonton kebolehan Liem Swie King, sebab peristiwa- peristiwa seperti itu dapat
dinikmati dirumah sambil berleha-leha.[16]
F.
Dampak
Media Televisi Terhadap Peserta Didik
Kehadiran media
TV dalam kehidupan modern ini sudah begitu memasyarakat, bahkan TV sudah
menjadi kebutuhan tersendiri bagi setiap orang. Hampir setiap rumah tangga
telah memiliki pesawat TV, dan tidak jarang satu rumah tangga memiliki lebih
dari satu pesawa TV. Televisi dapat menjadi guru bertombol, ditambah jika
televisi dapat memberikan tampilan acara-acara yang bersifat edukatif
Program televisi yang bersifat pendidikan, misalnya “si bolang” yang
dapat meningkatkan pengetahuan umum, dan “jika aku menjadi” yang mengandung
nilai-nilai sosial. Program tersebut dikemas dengan menarik walaupun nuansa
pendidikannya tetap ada.
Televisi
merupakan sumber belajar yang sangat efektif untuk meningkatkan perilaku
pembelajaran peserta didik. Televisi juga dapat menyajikan kejadian yang aktual
dengan kondisi yang nyata sehingga dapat memberikan informasi sesuai kejadian,
seperti kejadian Aceh, Solo, Irak, dan lain-lain.
TV sebagai
produk perkembangan teknologi yang lain, bagi masyarakat terutama dalam konteks
pendidikan anak-anak di dalamnya memiliki sisi negatif dan sisi positif.
Menurut Martin Leman sisi negatif dari TV bagi pendidikan anak yaitu:[17]
1.
Ketidakmampuan sorang anak membedakan
dunia yang dilihat di TV dengan apa yang sebenarnya.
2.
Anak menjadi pasif, tidak aktif, dan
tidak kreatif.
3.
Anak cenderung lebih gemuk, bahkan bisa
overweight karena mereka biasanya menonton TV sambil makan kudapan (cemilan),
terus menerus tanpa terasa.
4.
Menyebabkan kecanduan dalam menonton TV
menjadikan ana kuper (kurang pergaulan).
5.
Mengakibatkan menurunnya prestasi karena
kurangnya waktu belajar gara-gara menonton televisi.
6.
Dengan adanya iklan-iklan TV yang
bombastis menyebabkan tanpa sadar menanamkan nilai-nilai konsumerisme dan bahwa
kebahagiaan keluarga yang diperoleh diukur dari kemampuan memiliki produk
terbaru yang ditawarkan.
7.
Efek untuk orang tua yang malas
menjadikan TV sebagai electronik baby sitter akhirnya berkurang kedekatan anak
dan orang tua.
Sementara itu sisi positif dari TV
pendidikan anak antara lain:
1. Menambah
kosakata (vocabulary) terutama kata-kata yang tidak terlalu sering digunakan
sehari-hari.
2. Anak
dapat belajar tentang berbagai hal melalui program edukasi dari siaran
televisi. (masih sedikit)
3. Menambah
wawasan dan minat.
4. Mengenal
berbagai aktifitas yang bisa dilakukannya.
5. Mengetahui
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
6. Film
pun ada yang bagus dan mendidik, mengajarkan hal baik, sikap baik , tentang
nilai kemanusiaan, nilai keagamaan dsb.(masih sedikit).
Penyiaran agama melalui televisi sudah dilakukan
untuk pembinaan nilai-ilai keagamaan sejak media tersebut muncul di Indonesia
pada tahun 1976. Namun belum banyak yang diketahui mengenai hal-hal yang
menyangkut dengan keadaan tersebut, baik aspek isi atau materi siaran maupun
minat masyarakat untuk menonton siaran-siaran agama.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Televisi
merupakan sebuah media yang dapat di andalkan untuk membuat pendidikan menjadi
lebih baik. Salah satu upaya tersebut adalah pembuatan TV edukasi. Dengan
adanya TV edukasi, maka di harapkan proses pemerataan dan perbaikan pendidikan
di Indonesia dapat berjalan dengan baik. Memperbanyak sistem penyiaran dan
materi pada TV edukasi, membutikan keseriusan pemerintah dalam mengerjakan
kegiatan in
Televisi
sebagai teknologi audio visual sangatlah cocok digunakan untuk media
pembelajaran. Adanya kelebihan-kelebihan yang telah disebutkan di atas membuat
proses pembelajaran berlangsung efektif dan efisien. Guru akan lebih mudah
menyampaikan pelajaran karena alat bantu tersebut dan siswa pun lebih cepat
merangsang materi pelajaran karena mereka bisa melihat secara langsung.
Penggunaan TV
sebagai media pembelajaran membutuhkan adanya rancangan yang jelas, guru harus
terlebih dahulu menyiapkan materi yang cocok untuk siswanya, dan kemudian
setelah proses pembelajaran selesai harus diadakan evaluasi agar siswa tidak
hanya sekedar menonton saja tetapi betul-betul memahami apa kandungan pelajaran
yang ada di dalamnya.
DAFTAR
PUSTAKA
Arsyad, Azhar M. A.
2009. Media Pembelajaran, Jakarta: Rajawali Press
Anderson, Ronald,
Penj. Yusufhadi Miarso, dkk .1987. Pemilihan dan Pengembangan Media Untuk
Pembelajaran, Jakarta: Rajawali Press
Damin, Sudarman,
1994. Media Komunikasi Pendidikan, Jakarta, Bumi Aksara
Munadhi, Yudhi.
2008. Media Pembelajaran (Sebuah Pendekatan Baru). Jakarta: Gaung
Persada Press.
Nasution, 2008. Teknologi
Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Rohani, Ahmad.
1994. Media Instruksional Edukatif. Jakarta:
Rineka Cipta
[1]
Oemar Hamalik, Media Pendidikan, (Bandung
: Alumni, 1986), hal;136.
[2]
Ibid., hal. 136
[3]
Bambang Warsita, Teknologi Pembelajaran, (Jakarta, PT. RINEKA CIPTA, 2008), hal; 117
[4]
Ibid., hal; 117
[5]
Oemar Hamalik, Op. Cit, hal; 134
[6]
Oemar Hamalik, Op. Cit, hal; 135
[7]
Ronald Anderson, Penj. Yusufhadi Miarso, dkk. Pemilihan dan
Pengembangan Media Untuk Pembelajaran, (Jakarta: Rajawali Press, 1987), hal. 87
[8]
Yudhi Munadhi, Media Pembelajaran
(Sebuah Pendekatan Baru). (Jakarta: Gaung Persada Press,
2008), hal. 53
[12]
Yudhi Munadhi, Op. Cit., hal. 65
[14]
Ibid, hal. 66
[15]
Ahmad Rohani, Op. Cit, hal. 102
[17]
Ronald Anderson, Op. Cit, hal. 56
Tidak ada komentar:
Posting Komentar