Tugas Mandiri
MODEL-MODEL
PENELITIAN ILMU KALAM
D
I
S
U
S
U
N
OLEH:
NAMA : TUKMAIDA SIREGAR
NIM : 13 23001 32
DOSEN
PENGAMPU
SRI
LESTARI
JURUSAN EKONOMI
SYARIQAH
FAKULTAS EKONOMI
DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA
ISLAM NEGERI (IAIN)
PADANGSIDIMPUAN
T.A
2016
KATA PENGANTAR
Puji
syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya kepada kita semua yang berupa ilmu dan amal.
Dan berkat Rahmat dan Hidayah-Nya pula, penulis dapat menyelesaikan makalah
Bahasa Indonesia yang insyaallah tepat pada waktunya.
Penulis
menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini tidak akan tuntas tanpa adanya
bimbingan serta bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan
ini penulis ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya, khususnya kepada Bapak
Sawaluddin Siregar, M.A selaku dosen pembimbing mata kuliah Bahasa Indonesia
dan juga teman Kelompok 2 selaku Penulis dan pembuat Makalah ini.
Penulis
menyadari bahwa makalah ini masih terdapat banyak terdapat banyak kekurangan.
Akhirnya, kritik, saran, dan masukan yang membangun sangat penulis butuhkan
untuk dijadikan pedoman dalam penulisan ke arah yang lebih baik lagi. Semoga
makalah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Amiin.
Padangsidimpuan, September 2016
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................ i
DAFTAR ISI............................................................................................... ii
BAB I
PENDAHULUAN.......................................................................... 1
BAB II
PEMBAHASAN............................................................................ 2
A. Pengertian Bahasa............................................................................ 2
B. Fungsi Bahasa Indonesia................................................................. 3
C. Hakikat Komunikasi........................................................................ 5
D. Bahasa Indonesia sebagai Media Komunikasi................................. 6
BAB III PENUTUP.................................................................................... 8
A. Kesimpulan...................................................................................... 8
B. Saran................................................................................................ 8
DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 9
BAB I
PENDAHULUAN
Bahasa
merupakan komponen terpenting dalam kelanjutan hidup manusia. Manusia tidak
akan melanjutkan hidup ini dengan baik dan teratur tanpa ada bahasa. Bisa
dikatakan bahwa bahasa sebagai bagian dari kebutuhan primer, sebagai pengatur, bahkan
bahasa sebagai senjata yang paling ampuh untuk membentengi diri dari sesuatu.
Segala
aktifitas yang akan kita lakukan diatas muka bumi ini harus diawali dengan
bahasa. Diera globalisasi saat ini seiring dengan lajunya perkembangan
teknologi dan infomasi sangat mempengaruhi penggunaan bahasa sebagai media
berkomunikasi, ada dua sisi yang mempengaruhi sistem komunikasi dibalik
kecanggihan teknologi informasi yang juga bagian dari media komunikasi yang
pertama adalah pengaruh positif dimana media teknologi informasi sangat
memperlancar hubungan komunikasi antar sesama. Disisi yang lain majunya
perkembangan teknologi informasi dalam tanda kutip sangat mencendrai kaida atau
tata cara bahasa terutama bahasa kita yang tercinta ini Bahasa Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Bahasa
Menurut Gorys Keraf[1],
bahasa adalah alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi
yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Ketika anggota masyarakat menginginkan
untuk berkomunikasi dengan sesamanya, maka orang tersebut akan menggunakan
suatu bahasa yang sudah biasa digunakannya untuk menyampaikan sesuatu
informasi. Pada umumnya bahasa-bahasa tersebut dapat berbeda antara satu daerah
dengan daerah yang lain, hal ini dapat dikarenakan adanya perbedaan kultur, lingkungan
dan kebiasaan yang mereka miliki. Mungkin asumsi beberapa orang berpendapat
bahwa tidak hanya bahasa saja yang dapat dijadikan sebagai media komunikasi.
Mereka menunjukkan bahwa terdapat dua orang atau lebih yang mengadakan
komunikasi dengan mempergunakan cara-cara tertentu yang telah disepakati
bersama. Mereka memakai beberapa alat ataupun media untuk menyampaikan suatu
kabar yang memang ingin diinformasikan kepada pihak lain dengan menggunakan
lukisan-lukisan, asap api, bunyi gendang atau tong-tong dan sebagainya.
Lain halnya menurut
Owen dalam Stiawan[2],
menjelaskan definisi bahasa yaitu language
can be defined as a socially shared combinations of those symbols and rule
governed combinations of those symbols (bahasa dapat didefenisikan sebagai
kode yang diterima secara sosial atau sistem konvensional untuk menyampaikan
konsep melalui kegunaan simbol-simbol yang dikehendaki dan kombinasi
simbol-simbol yang diatur oleh ketentuan).
Pendapat di atas
mirip dengan apa yang diungkapkan oleh Tarigan[3],
beliau memberikan dua definisi bahasa. Pertama, bahasa adalah suatu sistem yang
sistematis, barang kali juga untuk sistem generatif. Kedua, bahasa adalah
seperangkat lambang-lambang mana suka atau simbol-simbol arbitrer.
Menurut Santoso[4],
bahasa adalah rangkaian bunyi yang dihasilkan oleh alat uap manusia secara sadar.
Definisi lain,
Bahasa adalah suatu bentuk dan bukan suatu keadaan (lenguage may be form and not matter) atau sesuatu sistem lambang
bunyi yang arbitrer, atau juga suatu sistem dari sekian banyak sistem-sistem,
suatu sistem dari suatu tatanan atau suatu tatanan dalam sistem-sistem.[5]
Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), bahasa
adalah sistem lambang bunyi yang arbiter, yang dipergunakan oleh sekelompok
masyarakat untuk bekerjasama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri.
Dilihat dari pengertian yang ada dalam kamus tersebut, dapat difahami bahwa
bahasa juga dapat berfungsi sebagai lambang bunyi sebagai mana not yang ada
pada nada, akan tetapi fungsi atau manfaat yang diberikan sangatlah berbeda
antara keduanya. Bunyi yang dihasilkan oleh bahasa dipreoritaskan untuk
menyampaikan suatu informasi serta lebih menitik beratkan pada kepadatan isinya
bukan pada fungsi estetika yang dihasilkannya.
Bahasa adalah sistem simbol dan tanda. Yang dimaksud
dengan sistem simbol adalah hubungan simbol dengan makna yang bersifat
konvensional. Sedangkan yang dimaksud dengan sistem tanda adalah bahwa hubungan
tanda dan makna bukan konvensional tetapi ditentukan oleh sifat atau ciri
tertentu yang dimiliki benda atau situasi yang dimaksud.
Dari beberapa definisi yang telah dipaparkan di atas
maka dapat disimpulkan bahwa bahasa adalah alat untuk berkomunikasi yang dapat
disampaikan melalui lisan, tulisan maupun media lain yang sudah disepakati oleh
pihak yang berkomunikasi. Bahasa yang disampaikan melalui lisan dapat disebut
dengan bahasa primer sedangkan bahasa yang diutarakan dengan menggunakan selain
lisan disebut dengan bahasa sekunder.
B.
Fungsi Bahasa Indonesia
Pada dasarnya bahasa memiliki fungsi-fungsi tertentu
yang digunakan berdasarkan kebutuhan seseorang, yakni sebagai alat untuk
mengekspresikan diri, sebagai alat untuk berkomunikasi, sebagai alat untuk
mengadakan integrasi dan beradaptasi sosial dalam lingkungan atau situasi
tertentu, dan sebagai alat untuk melakukan kontrol sosial.
Menurut Mukhammad Doyin[6]
“Bahasa yang disahkan oleh undang-undang sebagai alat komunikasi nasional
secara resmi adalah bahasa Indonesia”. Konsekuensi keputusan ini menjadikan bahasa
indonesia digunakan dalam segala keperluan dan dalam segala bidang. secara
historis kita mengetahuai memang bahasa indonesia berasal dari bahasa melayu.
Namun karena adanya keputusan dalam sumpah pemuda itulah maka bahasa indonesia
kemudian berkembang dalam berbagai bidang. karena masing - masing bidang
memiliki kekhususan tertentu,penggunaan bahasa indonesia dalam bidang - bidang
tertentu tersebut kadang-kadang juga harus menyesuaikan dengan kekhususan-
kekhususan tertentu itu. oleh karena itulah pada akhirnya kita melihat ada
bahasa indonesia yang bersifat khusus,dalam pengertian memiliki ciri khusus
dalam bidang-bidang tertentu tersebut.
Sebagai sebuah ilmu, hal seperti itu tersebut diatas
itu memang memungkinkan, hal ini terjadi ilmu itu berkembang sesuai dengan
perkembangan zaman. Jika ilmu itu berkembang, bahasa Indonesia sebagai ilmu pun
dengan sendirinya ikut berkembang. Namun dibalik itu, karena ilu harus memiliki
aturan-aturan yang dapat dipertanggungjawabkan, perkembangan bahasa Indonesia tersebut
juga dikaji untuk memperoleh gambaran batas-batas perkembangan tersebut .
Tanpa adanya bahasa (termasuk bahasa Indonesia) ilmu
pengetahuan dan teknologi tidak dapat tumbuh dan berkembang. Selain itu bahasa
Indonesia di dalam struktur budaya, ternyata memiliki kedudukan, fungsi, dan
peran ganda, yaitu sebagai akar dan produk budaya yang sekaligus berfungsi
sebagai sarana berfikir dan sarana pendukung pertumbuhan dan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Tanpa peran bahasa serupa itu, ilmu pengetahuan dan
teknologi tidak akan dapat berkembang.Oleh karena itu, jika cermat dalam
menggunakan bahasa, kita akan cermat pula dalam berfikir karena bahasa
merupakan cermin dari daya nalar (pikiran). Fungsi bahasa dapat dibagi menjadi
dua bagian, yaitu fungsi bahasa secara umum dan secara khusus.
C.
Hakikat Komunikasi
Salah satu fungfi bahasa seperti yang telah kita
bicarakan sebelumnya adalah sebagai alat komunikasi. Tentunya timnul pertanyaan
apakah sebenarnya fungsi itu? Dalam webster S New Collegiate Dictionary,
dikatakan bahwa komunikasi adalah proses pertukaran informasi antara individual
melalui simbol, tanda atau tingkah laku yang umum. Kalau disimak batasan di
atas, maka kita dapatkan tiga komponen yang harus ada dalam proses komunikasi,
yaitu: [7]
1.
Pihak yang
berkomunikasi, yakni pengirim dan penerima informasi yang dikomunikasikan yang
lain disebut partisipan.
2.
Informasi yang
dikomunikasikan.
3.
Alat yang
digunakan dalamkomunikasi itu pihak yang terlibat dalam suatu proses komunikasi
tentunya ada dua orang atau lebih yaitu pertama yang mengirim (sender) informasi, kedua adalah (receiver) informasi. Informasi yang
disampaikan tentunya berupa suatu ide, gagasan, keterangan ataupun pesan.
Sedangkan alat yang digunakan dapat berupa simbol atau lambang seperti bahasa,
berupa tanda-tanda seperti rambu-rambu lalulintas, gambar atau petunjuk dan
dapat juga berupa gerak-gerik anggota badan (kinestik).
Komunikasi adalah bagian dari dimensi sosial yang
khusus membahas pola interaksi antar manusia dengan menggunakan ide atau
gagasan lewat lambang atau bunyi ujaran. Hakikat sistem komunikasi menurut
analogi dari person adalah suatu pola hubungan yang saling melengkapi antara
sistem dalam sistem komunikasi. Sistem komunikasi juga tidak akan berjalan
dengan baik manakala tidak menggunakan media tertentu. Sebagai alat komunikasi
bahasa merupakan saluran perumusan maksud kita, melahirkan perasaan kita, dan
memungkinkan kita dapat bekerja sama antar sesame anggota masyarakat.[8]
Dalam kehidupan bermasyarakat, tentunya kita tidak bisa
lepas dari komunikasi antara satu dengan yang lainnya. Rukun atau tidaknya,
baik atau buruknya sebuah kehidupan bertetangga sangat ditentukan oleh sistem
komunikasi yang bangun. Sering terjadi disekelilingi kita perang mulut
(perkelahian), acuh tak acuh antar sesama. Hal ini terwujud disebabkan karena
komunikasi yang tidak baik, bahasa-bahasa hasutan dan sebagainya.
Islam sebagai agama yang cinta perdamaian, tidak
menginginkan hal ini terjadi, islam menganjurkan kepada sesama pemeluknya untuk
selalu menjaga hubungan baik, menyambung terus tali persaudaraan dan
seilaturahmi dengan cara membangun sistem komunikasi yang baik. Komunikasi yang
baik dapat terwujud apabila bahasa yang digunakan adalah bahasa yang baik,
benar, bisa dimengerti, dan tidak menyakiti perasaan orang lain.
D.
Bahasa Indonesia sebagai Media Komunikasi
Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang
bergerak maju dalam berbagai kegiatan, termasuk kegiatan dalam bidang sains,
ilmu-ilmu sosial, kemanusiaan, dan teknologi didasari generasi tua ke generasi
muda, pendokumentasian karya ilmiah, dan penyebarluasan penemuan baru. Banyak
buku ilmiah sudah diterbitkan, baik berupa karya asli maupun terjemahan, dan
banyak pula artikel dan makalah yang disebarluaskan. Semuanya itu dilakukan
untuk memperkaya khazanah ilmu pengetahuan dan teknologi di bumi Indonesia
tercinta ini. Semua kegiatan ilmiah yang dikemukakan di atas dilakukan dengan
menggunakan alat komunikasi bahasa Indonesia, baik lisan maupun tulisan. Jadi
jelas, bahasa Indonesia merupakan alat komunikasi untuk menyebarluaskan
informasi tentang kegiatan ilmiah dalam berbagai bidang ilmu, baik ilmu-ilmu
sosial, kemanusiaan, sains, maupun teknologi.
Bahasa selalu berkembang.sebagai alat komunikasi
bahasa selalu mengikuti perkembangan teknologi dan budaya manusia yang
menggunakannya. ragam bahasa ilmiah alat komunikasi dalam lingkup resmi atau
ilmiah dengan demikian juga akan mengalami proses seiring dengan perkembangan
teknologi dan budaya manusia yang menggunakannya itu. hal ini brarti proses pembakuan
kata atau ejaan pun juga akan berjalan seiring dengan perjalanan waktu.[9]
Ada hal terpenting yang harus kita ketahui tentang
bahasa, yaitu mengenai dengan variasi bahasa. Ada empat variasi bahasa yang
perlu diketahui, yaitu:[10]
1.
Variasi bahasa
yang pertama kita lihat berdasarkan penuturnya adalah variasi bahasa yang
disebut idiolek yaitu variasi bahasa yang bersifat perseorangan membuat konsep
idiolek, setiap orang mempunyai variasi bahasanya atau idioleknya
masing-masing. Variasi ini berkenaan dengan warna suara, pilihan kata gaya
bahasa, dan suasana kalimat. Tetapi yang paling dominan adalah mengenai dengan
warnai suara, sehingga jika cukup akrab dengan seseorang hanya dengan
mendengarkan cuaranya tanpa harus melihat orangnya.
2.
Variasi kedua
berdasarkan penuturnya adalah disebut dialek yaitu variasi bahasa dari kelompok
penutur yang jumlahnya relatif berada pada suatu tempat atau wilayah tertentu,
karena dialek ini berdasarkan atau tempat tinggal penuturnya maka dialek ini
lazim disebut dialek daerah regional atau dialek geografis. Para penutur dalam
suatu dialek. Meskipun mereka mempunyai idioleknya masing-masing namun memiliki
kesamaan diri yang menandai bahwa mereka berada pada suatu dialek yang berada
dengan kelompok yang berada.
3.
Variasi bahasa
yang ketiga berdasarkan penuturnya disebut kronoleg atau dialek yakni variasi
yang digunakan oleh kelompok sosial pada masa tertentu bentuk variasi bahasa
yang digunakan sangat berbeda, baik dari segi lafal, ejaan morfologi, maupun
sintaksis dan yang paling nampak adalah biasanya dari segi leksikon.
4.
Variasi bahasa
yang keempat, berdasarkan penuturnya disebut sosiolek atau dialek sosial, yaitu
variasi bahasa yang berkenaan dengan status, golongan, dan kelas sosial para
penuturnya. Dalam sosio linguistik biasanya variasi inilah yang banyak
dibicarakan karena variasi ini menyangkut semua masalah pribadi pada penuturnya
seperti usia, pendidikan, pekerjaan tingkat kebangsawan, tingkat sosial
ekonomi.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Bahasa adalah sistem simbol
bunyi yang bermakna dan berartikulasi (dihasilkan oleh alat ucap) yang bersifat
arbitrer dan konvensional, yang dipakai sebagai alat berkomunikasi oleh
sekelompok manusia untuk melahirkan perasaan dan pikiran. Sedangkan dari makna
Bahasa itu terdapat macam dan ragam bahasa yang telah dijelaskan di atas.
Komunikasi bisa berlangsung apabila terdapat unsur
atau komponen yang mendukung berlangsungnya proses komunikasi yaitu pihak yang
bekomunikasi, informasi atau pesan yang dikomunikasikan, dan alat yang
dihunakan untuk dikomunikasikan. Komunikasi bisa berlangsung dengan baik
tergantung media yang digunakan terutama bahasa adalah media yang baik dapat
dimengerti dan tidak menyinggung orang lain.
Bahasa adalah alat verbal yang digunakan untuk
berkomunikasi, bahasa itu adalah satu sistem, sama dengan sistem-sistem lain,
yang sekaligus bersifat sistematis.
B.
Saran
Demi tercapainya persatuan dalam keberagaman yang
ada di Indonesia perlu adanya kesadaran untuk menanamkan rasa nasionalisme
dalam diri sendiri. Sebagai generasi muda dan salah satu cara untuk mencapainya
yaitu dengan mempelajari bahasa Indonesia secara detail dan mendalam serta
menanamkan rasa kecintaan, kesenangan untuk mempelajari Bahasa Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Chaer Abdul dan
Agustina Leonie. 2004. Sosio Linguistik Perkenalan Awal. Jakarta:
PT Rineka Cipta.
Doyin,mukhammad. 2002. Kamus kata buku bahasa indonesia.
Semarang: Nusa Budaya.
Keraf, Gorys. 2004. Komposisi Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa. Flores:
Nusa Indah.
Mackey, W.F. 1986. Analisis Bahasa. Surabaya: Usaha
Nasional.
Nurudin. 2004. Sistem
Komunikasi Indonesia. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Santoso, Kusno Budi.
1990. Problematika Bahasa Indonesia.
Bandung: Angkasa.
Tarigan, Syamsuddin,
A.R. 1986. Sanggar Bahasa Indonesia.
Jakarta: Universitas Terbuka Jakarta.
Yasin, Stiawa. 2006. Perkembangan Bahasa. Jakarta:Media Nusa.
[1]
Gorys Keraf , Komposisi Sebuah
Pengantar Kemahiran Bahasa, (Flores: Nusa Indah, 2004), hal. 1
[2]
Stiawa Yasin, Perkembangan Bahasa,
(Jakarta:Media Nusa, 2006), hal. 1
[3],Syamsuddin
A.R Tarigan, Sanggar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Universitas Terbuka Jakarta,
1986), hal. 4
[4] Kusno
Budi Santoso, Problematika Bahasa
Indonesia, (Bandung: Angkasa, 1990), hal. 1
[5]
Mackey, W.F, Analisis Bahasa, (Surabaya: Usaha Nasional, 1986), hal. 12
[6] Mukhammad Doyin, Kamus Kata Baku Bahasa
Indonesia, (Semarang: Nusa Budaya 2002), hal. 1
[7]
Chaer Abdul dan Agustina Leonie, Sosio
Linguistik Perkenalan Awal, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2004), hal. 3
[8] Ibid., hal. 4
[9] Mukhammad Doyin. Op.cit., hal. 2
[10] Nurudin,
Sistem Komunikasi Indonesia, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004),
hal. 6
Tidak ada komentar:
Posting Komentar