BANGKITNYA KEMBALI PEMUJAAN BERHALA PADA UMAT MASA
KINI
D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
KELOMPOK 9
NAMA NIM
1.
SOPIA MARSADA 1510300001
2.
YUNI KARTIKA 1510300008
DOSEN PENGAMPU
SAWALUDDIN SIREGAR, MA
JURUSAN HUKUM TATA NEGARA
FAKULTAS SYARIAH DAN ILMU HUKUM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
PADANGSIDIMPUAN
T.A 2016
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah
SWT. karena atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan baik.
Makalah ini berjudul “Bangkitnya Kembali Pemujaan Berhala Pada Umat masa
Kini”.
Ucapan terima kasih kepada Bapak Dosen
Mata Kuliah Hukum Tata Negara, Bapak Sawaluddin Siregar teman-teman
dan semua pihak yang telah terlibat dan memberikan
bantuan dalam bentuk moril maupun materil dalam proses
penyusunan makalah ini, sehingga dapat selesai tepat pada waktunya.
Penyusun menyadari makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, untuk itu kritik dan saran yang bersifat konstruktif sangat
dibutuhkan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan berguna serta
bisa digunakan sebagaimana mestinya.
Padangsidimpuan, September 2016
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................... i
DAFTAR ISI......................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN...................................................................... 2
A. Pengertian Berhala...................................................................... 2
B. Penyembahan
Berhala Masa Kini................................................ 4
C. Berhala-Berhala
Yang Tidak Disadari........................................ 7
BAB III PENUTUP.............................................................................. 10
A. Kesimpulan.................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berhala adalah
patung, gambar dari sesuatu, atau simbol yang dijadikan objek pengabdian yang
penuh gairah, entah berwujud atau hanya ada dalam pikiran. Secara umum,
penyembahan berhala adalah pemujaan, kasih, atau ibadat kepada suatu berhala,
dan biasanya ditujukan kepada suatu kuasa yang dianggap atau yang memang lebih
tinggi. Kuasa itu diyakini memiliki eksistensi (sebagai manusia, binatang, atau
organisasi) atau bisa juga tidak (seperti suatu kekuatan atau objek alam yang
tak bernyawa). Penyembahan berhala umumnya berkaitan dengan suatu bentuk,
upacara, atau ritus.
Kata-kata
Ibrani yang digunakan untuk berhala sering kali menonjolkan asal usulnya dan
hakikat berhala yang memang tidak berguna, atau merupakan istilah hinaan yang
merendahkan. Di antaranya ialah kata-kata yang diterjemahkan menjadi ”patung
pahatan atau ukiran” (harfiah, sesuatu yang dipahat); ”patung, atau berhala,
tuangan” (harfiah, sesuatu yang dituang atau dicurahkan); ”berhala yang
mengerikan”; ”berhala yang tidak berguna” (harfiah, kesia-siaan); dan ”berhala
tahi”. ”Berhala” merupakan terjemahan umum kata Yunani eiʹdo·lon.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Berhala
Kata berhala
dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, sebagai kata benda memiliki arti patung
dewa, kemudian penggunaan kata berhala meluas menjadi makhluk/benda (matahari,
bulan, malaikat, hewan) apa saja yang disembah selain perintah Allah adalah termasuk
dalam kategori berhala.
Sedangkan kata
kerja dari memberhalakan berarti memuja dan mendewakan, bisa pula dijadikan
menjadi kata kerja yang artinya berbeda lagi, seperti memberhalakan sesuatu
tidak selalu berarti bahwa pemujanya mengatakan “inilah Tuhan yang harus
disembah”. Tidak juga berarti bahwa ia mesti bersujud dihadapannya.[1]
Kemudian
kalimat memberhalakan pun meluas menjadi dapat diartikan kepada rasa suka
seseorang terhadap sesuatu melebihi rasa sukanya kepada Allah. Misalnya, lebih
takut kepada seseorang/ benda dibanding rasa takut kepada Allah, atau lebih
mencintai seseorang/ benda dibanding cintanya kepada Allah.
Kata berhala
di dalam Al-Qur'an digunakan untuk mengartikan tiga istilah yang berbeda,
masing-masing kata tersebut dalam al-Qur'an mempunyai makna yang berbeda sesuai
dengan konteks ketika kata itu disandarkan. Kalimat-kalimat tersebut adalah
sebagai berikut:[2]
1. Asnam (ال اسنم) adalah segala sesuatu yang
terbuat dari kayu, batu, emas, perak, tembaga dan semua jenis bahan berasal dari bumi yang memiliki bentuk menyerupai makhluk hidup seperti manusia, binatang dan tumbuhan serta memiliki bentuk tubuh yang
besar. Selain itu, al-asnam mengalami perluasan makna yang digunakan untuk
menunjukkan makna majazi dari berhala.
2. Awsan (آل أوسان) adalah terbuat dari bahan
baku pembuatnya sama dengan al-asnam, namun kata ini lebih umum daripada
al-asnam, karena dapat berupa segala sesuatu yang berbentuk dan tidak
berbentuk, baik kecil maupun besar. Sehingga, kata al-asnam dapat dimasukkan ke
dalam kategori al-awsan.
3. Ansab (الأنصب) adalah batu yang tidak
memiliki bentuk tertentu yang digunakan untuk tempat menyembelih binatang yang
akan dipersembahkan (altar) untuk berhala-berhala. Al-ansab juga
dipakai untuk jenis batu yang tidak dibentuk yang disembah apabila tidak mampu
membuat al-asnam.
Selain itu,
ada sebagian kamus-kamus bahasa Arab yang menyamakan ketiga istilah
tersebut sehingga makna dari ketiganya menjadi tidak jelas.
Dalam
al-Qur'àn berhala atau patung disebut aê-êanam atau al-aênam dalam bentuk
jamak. Pada masa jahiliah atau sebelum Islam, banyak orang-orang Arab yang
memuja berhala dengan cara mempersembahkan kurban kehadapan berhala dan memohon
pertolongan dan petunjuk dalam suatu persoalan penting.[3]
Disebutkan bahwa disekitar Ka'bah menempatkan lebih dari 360 berhala dalam
berbagai macam bentuk; setiap kabilah atau keluarga mempunyai berhala sendiri
yang mereka sembah dan agungkan. Namun, disamping berhala kabilah biasanya
mereka juga memiliki berhala-berhala keluarga yang disimpan di dalam rumah
masing-masing dan disembah pada waktu-waktu dan kegiatan tertentu, seperti pada
saat akan bepergian dan kembali dari bepergian.
B. Penyembahan Berhala Masa Kini
Dalam hidup
beragama, penyembahan berhala sering kali hanya dianggap sebagai bentuk
penyembahan kepada allah lain, penyembahan kepada benda-benda, patung-patung
atau pun segala yang berbentuk yang terlihat, yang dinilai memiliki kuasa atau
kekuatan di dalam benda tersebut. benda-benda yang diyakini bisa menjadi wadah
bagi suatu roh atau tuhan sehingga pantas untuk disembah, namun bagi orang yang
tidak meyakini hal tersebut akan menyebutnya penyembahan berhala. Namun, di
zaman modren ini penyembahan berhala sudah mulai beralih dan memiliki makna
yang lebih luas, tidak hanya sekedar dalam bentuk penyembahan terhadap
benda-benda yang dianggap gaib tapi mulai beralih ke hal-hal duniawi yang terlihat
simple dan bukan apa-apa.
Penyembahan
berhala modren lebih kepada hal yang
membuat kita secara tidak sadar memfokuskan tujuan, tindakan ke suatu hal yang
bersifat duniawi dan hanya menyisakan sisa-sisa waktu(ada kadarnya) untuk
Tuhan, atau hal duniawi yang membuat manusia lebih mengandalkan hal tersebut
dan menjadi mudah khawatir ketika hal itu sedang menjauh, dengan kata lain
kecanduan terhadap suatu hal yang berlebihan sehingga fokus yang biasanya untuk
Tuhan, jadi beralih ke hal duniawi yang lebih menyenangkan, seperti kecanduan
game sering membuat orang lupa waktu, sehingga waktu untuk beribadah pun
digunakan untuk bermain game atau saat beribadah yang seharusnya memfokuskan
waktu itu untuk Tuhan, justru digunakan untuk bermain game dengan segala alasan
yang terlihat masuk akal namun hanya ingin memuaskan keinginan akibat kecanduan
main game tsb, contoh lainnya lagi kecanduan chatting baik BBM atau WA juga
sering kali membuat fokus teralihkan saat beribadah atau saat d tempat ibadah
dengan alasan tidak enak kalau tidak membalas atau ada hal penting yang kalau
tidak langsung membalas atau alasan lainnya yang sebenarnya hanya alasan untuk
memuaskan kecanduan chatting belaka. serta kecanduan terhadap materi-materi
nyata.[4]
Dan sering kali orang mengabaikan hal-hal seperti ini dan dikarenakan banyak
juga orang lain yang juga seperti itu sehingga dianggap hal yang wajar dan
biasa aja. Namun sebenarnya secara tidak sadar kita sedang melakukan
penyembahan berhala.
Lantas
bagaimana cara kita menilai atau melihat, jika kita sudah berada pada tahap
penyembahan berhala berhadap hal-hal duniawi? sebenarnya sangat gampang untuk
melihatnya, sebagai contoh : Hp, Hp itu seharusnya sebuah alat komukasi dengan
berbagai fitur yang memungkinkan untuk melakukan banyak hal menarik dan menyenangkan,
meskipun hp itu sangat penting terutama di kota besar, ketika hp itu
ketinggalan dirumah saat kita berpergian, apa reaksi kita? seandainya reaksinya
panik setengah mati, atau membuat kita tidak tenang seharian dan binggung entah
mau bagaimana, seolah-olah dunia mau kiamat dan jadi tidak ada niat untuk
melakukan hal lain, dan hati mulai khawatir, maka ini sudah termasuk
penyembahan berhala masa kini kepada hp tersebut karena telah memfokuskan hati
kita ke hp tersebut. Uang, Uang itu sangat penting dalam kehidupan sehari-hari,
mendapatkan uang yang banyak itu adalah hal yang wajar, pernahkah uang membuat
kita jadi lupa waktu untuk istirahat? pernahkan uang membuat anda lupa waktu
beribadah? atau pernahkah karena kehilangan uang yang banyak membuat anda
merasa tidak berdaya dan membuat anda menjadi kehilangan arah? atau pernahkah
uang membuat anda jadi lebih mementingkan uang itu dari pada mementingkan hal
lain seperti keluarga, ibadah atau teman? atau hati mulai khawatir? jika iya,
maka ini sudah termasuk penyembahan berhala masa kini penyembahan berhala
terhadap uang tersebut Game, Game itu sebuah hiburan dan hal yang wajar ketika
menyediakan sedikit waktu untuk bermain game, yahh itung-itung rilex bentar
untuk menghilangkan stress, tapi pernahkah karena game anda jadi lupa waktu?
lupa waktu untuk makan, untuk tidur, atau waktu untuk keluarga bahkan kita lupa
waktu untuk Tuhan? jika ya, maka ini sudah termasuk penyembahan berhala masa
kini penyembahan berhala terhadap game tersebut. Intinya penyembahan berhala
masa kini membuat manusia lebih bergantung kepada benda dibanding kepada Tuhan
serta hal yang membuat kita lebih mementingkan hal tersebut dibanding hal lain
yang lebih penting seperti keluarga, saudara atau Tuhan, meninggalkan sumber
kepuasan yang tidak terbatas dan mengalihkan pikiran kepada hal-hal duniawi
yang terbatas yang hanya mampu memuaskan secara sesaat. Kita memang harus
waspada, banyak hal duniawi yang bisa secara nyata namun tidak sadar membawa
kita pada penyembahan berhala masa kini, membuat kita menjauh dari yang Maha
Kuasa.
C. Berhala-Berhala
Yang Tidak Disadari
Dalam renungan hari ini, kita belajar bahwa Allah
berpesan pada kita agar jangan ada allah lain di hadapanNya dan agar jangan
kita berpaling kepada berhala-berhala. Apa itu berhala? Berhala adalah sesuatu
yang dapat mengalihkan perhatian kita dari menyembah Allah yang sesungguhnya
kepada sesuatu yang kita rasa kita butuhkan.[5]
Pada jaman bangsa Israel, berhala identik dengan
patung-patung yang mereka dirikan yang tampak dengan amat sangat jelas sebagai
penyembahan berhala. Tetapi saya mendapati bahwa pada saat sekarang ini, kita
sebagai orang Kristen juga bisa terjebak kepada penyembahan berhala dalam
bentuk berhala-berhala modern di antaranya :[6]
1.
Artis /
idola / pendeta
Berapa banyak dari kita yang begitu mengidolakan artis
sampai-sampai rela mengorbankan tidak pergi ibadah hanya karena ingin menonton
konser mereka misalnya. Atau ada sebagian dari kita yang sampai mengikuti style
artis idola kita karena kita begitu mengidolakan mereka. Gembala Sidang kita
Pak Josia pernah berkata bahwa, idola kita sebaiknya hanya Tuhan Yesus Kristus
saja dan tidak ada yang lain.
Ada mungkin sbagian orang yang begitu mengidolakan
seorang pendeta sampai-sampai kalo bukan pendeta tersebut yang berkotbah maka
mereka tidak pergi ke gereja. Mari hari ini kita belajar bahwa yang kita cari
harusnya Tuhan itu sendiri dan bukan manusia. Yang kita idolakan hanya Tuhan
Yesus dan bukan manusia.
2.
Pangkat
/ karir / jabatan / kekuasaan / kekayaan
Banyak orang juga yang hidupnya mengejar hal-hal di atas
dan tanpa sadar, mereka sudah terjebak dalam penyembahan berhala. Mereka begitu
haus akan kekuasaan misalnya dan sampai rela membayar harga apapun demi untuk
memuaskan hawa nafsunya tersebut.
Ada yang begitu mengejar kekayaan karena mereka berpikir
dengan mendapat itu semua, mereka akan memperoleh keamanan dan kepastian dalam
hidup. Mereka lupa bahwa hanya Tuhan Yesus lah satu-satunya yang menjadi sumber
keamanan dan kepastian hidup mereka.
3.
Pujian
Ada orang yang begitu haus akan pujian sehingga mereka
melakukan segala upaya apapun sehingga mereka dapat dipuji orang. Tanpa sadar,
itu juga sudah menjadi berhala mereka. Orang-orang yang terbiasa tampil di atas
panggung, sebagian dari mereka mungkin terjebak dalam berhala ini.
Apabila pada suatu ketika mereka tampil dan tidak
mendapat pujian yang mereka harapkan, maka hati mereka menjadi tidak puas dan
kesal karena merasa tidak dihargai.
4.
Hobby
Ada orang yang begitu tenggelam dalam hobbynya
sampai-sampai tidak sempat untuk berdoa dan berhubungan intim dengan Tuhan.
Tiap ada waktu kosong, waktunya dipakai untuk melakukan hobbynya dan sampai
berlarut-larut yang akhirnya mengorbankan waktu yang seharusnya bisa dipakai
untuk Tuhan.
Bukan sesuatu yang salah mempunyai hobby, tetapi apabila
hobby itu sudah lebih banyak menyita waktu kita sampai-sampai kita tidak punya
lagi waktu untuk Tuhan, maka itu sudah termasuk sebagai berhala kita.
5.
Orang
yang dikasihi
Sadar atau tidak sadar, orang yang dikasihi pun dapat
menjadi berhala dalam hidup kita. Ketika orang itu sudah menjadi lebih semakin
penting bagi kita dibanding Tuhan, maka ia sudah menjadi berhala bagi kita.
Ketika orang yang dikasihi itu hilang dari hadapan kita atau dipanggil Tuhan
dan kita menjadi marah kepada Tuhan, maka mereka sudah menjadi berhala dalam
hidup kita.
6.
Uang
Tidak ada berhala yang lebih ampuh yang
menjadi lawan tanding Tuhan selain uang. Banyak orang bahkan sampai rela
menjual imannya demi uang. Banyak orang bahkan sampai rela putus hubungan
saudara karena uang. Banyak orang bahkan bisa sampai saling bunuh karena uang.
Allah
mengumpamakan kepercayaan orang-orang musyrik terhadap kekuatan berhala-berhala
yang disembahnya sama dengan kepercayaan laba-laba terhadap kekuatan sarangnya,
seperti termaktub dalam surah Al 'Ankabuut (laba-laba) pada ayat 41 surat ini,
dimana Allah mengumpamakan penyembah-penyembah berhala-berhala itu, dengan
laba-laba yang percaya kepada kekuatan rumahnya sebagai tempat ia berlindung
dan tempat ia menjerat mangsanya, jikalau dihembus angin atau ditimpa oleh
suatu barang yang kecil saja, sarang itu akan hancur.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam Islam, Berhala adalah obyek berbentuk makhluk hidup
atau benda yang didewakan, disembah, dipuja dan dibuat oleh tangan manusia. Ritual
terpenting dari ajaran paganisme berkaitan dengan seks dan perang. Segala
bentuk penyembahan berhala bertumpu pada pemuasan hawa nafsu dan kekuatan fisik
duniawi untuk mencapai surga duniawi. Tidak ada aspek transcendental dalam
semua ajaran paganisme. Sementara agama samawi menitik beratkan pencapaian
tertinggi dalam kehidupan bersifat transcendental, dalam konsep kebahagiaan
ruhaniyah yang abadi sesudah mati dialam akhirat.
Penyembahan berhala masa kini membuat manusia lebih
bergantung kepada benda dibanding kepada Tuhan serta hal yang membuat kita
lebih mementingkan hal tersebut dibanding hal lain yang lebih penting seperti
keluarga, saudara atau Tuhan, meninggalkan sumber kepuasan yang tidak terbatas
dan mengalihkan pikiran kepada hal-hal duniawi yang terbatas yang hanya mampu
memuaskan secara sesaat. Kita memang harus waspada, banyak hal duniawi yang
bisa secara nyata namun tidak sadar membawa kita pada penyembahan berhala masa
kini, membuat kita menjauh dari yang Maha Kuasa.
DAFTAR PUSTAKA
Kuncoro, widago.
2008. Pendidikan agama islam. Jakarta utara : Rajawali Cili
Jaih Mubarok.
2004. Sejarah Peradaban Islam, Bandung
: Pustaka Bani Quraisy
Musthafa, 2013, Kisah-kisah berhala musyrikin jahiliyahdan
Modren, Gema Ilmu Yogyakarta.
https://id.wikipedia.org/wiki/Berhala_(Islam),
di upload. Tanggal 26 Oktober 2016 Puku. 20.21 WIB
[1]
Jaih Mubarok. Sejarah Peradaban Islam, (Bandung : Pustaka Bani Quraisy,
2004. )., ha. 87
[2]
Ibid., hal. 88
[3]
Kuncoro, widago. Pendidikan agama islam. (Jakarta utara : Rajawali Cili,
2008)., hal. 102
[4]
https://id.wikipedia.org/wiki/Berhala_(Islam),
di upload. Tanggal 26 Oktober 2016 Puku. 20.21 WIB
[5]
Ibid
[6]
Musthafa, Kisah-kisah berhala musyrikin
jahiliyahdan Modren, (Gema Ilmu
Yogyakarta tahun 2013), Hal. 69-70
Tidak ada komentar:
Posting Komentar