.arrow { font-size: 18px; font-family: serif; font-weight: 900; } .readmore-link { margin-top: 20px; border-bottom: 1px solid gainsboro; margin-left: 250px; }
SELAMAT DATANG DI BLOG HOLONG MARINA COMPUTER/ INANG GROUP CORPORATION

RAJA MAKALAH

RAJA MAKALAH

Jumat, 27 Januari 2017

BANGKITNYA KEMBALI PEMUJAAN BERHALA PADA UMAT MASA KINI

BANGKITNYA KEMBALI PEMUJAAN BERHALA PADA UMAT MASA KINI

D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
KELOMPOK 9
            NAMA                                                            NIM
1.      SOPIA MARSADA                                       1510300001
2.      YUNI KARTIKA                                          1510300008


DOSEN PENGAMPU
SAWALUDDIN SIREGAR, MA


JURUSAN HUKUM TATA NEGARA
FAKULTAS SYARIAH DAN ILMU HUKUM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
PADANGSIDIMPUAN

T.A 2016

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. karena atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan baik. Makalah ini berjudul “Bangkitnya Kembali Pemujaan Berhala Pada Umat masa Kini”. 
Ucapan terima kasih kepada Bapak Dosen Mata Kuliah Hukum Tata Negara, Bapak Sawaluddin Siregar teman-teman dan semua pihak yang telah terlibat dan memberikan bantuan dalam bentuk moril maupun materil dalam proses penyusunan makalah ini, sehingga dapat selesai tepat pada waktunya.
Penyusun menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu kritik dan saran yang bersifat konstruktif sangat dibutuhkan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan berguna serta bisa digunakan sebagaimana mestinya.

                                              Padangsidimpuan,    September 2016




                                                          Penyusun


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................        i
DAFTAR ISI.........................................................................................        ii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................        1
A.    Latar Belakang ...........................................................................        1
BAB II PEMBAHASAN......................................................................        2
A.    Pengertian Berhala......................................................................        2
B.     Penyembahan Berhala Masa Kini................................................        4
C.     Berhala-Berhala Yang Tidak Disadari........................................        7
BAB III PENUTUP..............................................................................        10
A.    Kesimpulan..................................................................................        10
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Berhala adalah patung, gambar dari sesuatu, atau simbol yang dijadikan objek pengabdian yang penuh gairah, entah berwujud atau hanya ada dalam pikiran. Secara umum, penyembahan berhala adalah pemujaan, kasih, atau ibadat kepada suatu berhala, dan biasanya ditujukan kepada suatu kuasa yang dianggap atau yang memang lebih tinggi. Kuasa itu diyakini memiliki eksistensi (sebagai manusia, binatang, atau organisasi) atau bisa juga tidak (seperti suatu kekuatan atau objek alam yang tak bernyawa). Penyembahan berhala umumnya berkaitan dengan suatu bentuk, upacara, atau ritus.
Kata-kata Ibrani yang digunakan untuk berhala sering kali menonjolkan asal usulnya dan hakikat berhala yang memang tidak berguna, atau merupakan istilah hinaan yang merendahkan. Di antaranya ialah kata-kata yang diterjemahkan menjadi ”patung pahatan atau ukiran” (harfiah, sesuatu yang dipahat); ”patung, atau berhala, tuangan” (harfiah, sesuatu yang dituang atau dicurahkan); ”berhala yang mengerikan”; ”berhala yang tidak berguna” (harfiah, kesia-siaan); dan ”berhala tahi”. ”Berhala” merupakan terjemahan umum kata Yunani eiʹdo·lon.


BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Berhala
Kata berhala dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, sebagai kata benda memiliki arti patung dewa, kemudian penggunaan kata berhala meluas menjadi makhluk/benda (matahari, bulan, malaikat, hewan) apa saja yang disembah selain perintah Allah adalah termasuk dalam kategori berhala.
Sedangkan kata kerja dari memberhalakan berarti memuja dan mendewakan, bisa pula dijadikan menjadi kata kerja yang artinya berbeda lagi, seperti memberhalakan sesuatu tidak selalu berarti bahwa pemujanya mengatakan “inilah Tuhan yang harus disembah”. Tidak juga berarti bahwa ia mesti bersujud dihadapannya.[1]
Kemudian kalimat memberhalakan pun meluas menjadi dapat diartikan kepada rasa suka seseorang terhadap sesuatu melebihi rasa sukanya kepada Allah. Misalnya, lebih takut kepada seseorang/ benda dibanding rasa takut kepada Allah, atau lebih mencintai seseorang/ benda dibanding cintanya kepada Allah.
Kata berhala di dalam Al-Qur'an digunakan untuk mengartikan tiga istilah yang berbeda, masing-masing kata tersebut dalam al-Qur'an mempunyai makna yang berbeda sesuai dengan konteks ketika kata itu disandarkan. Kalimat-kalimat tersebut adalah sebagai berikut:[2]
1.      Asnam (ال اسنم) adalah segala sesuatu yang terbuat dari kayu, batu, emas, perak, tembaga dan semua jenis bahan berasal dari bumi yang memiliki bentuk menyerupai makhluk hidup seperti manusia, binatang dan tumbuhan serta memiliki bentuk tubuh yang besar. Selain itu, al-asnam mengalami perluasan makna yang digunakan untuk menunjukkan makna majazi dari berhala.
2.      Awsan (آل أوسان) adalah terbuat dari bahan baku pembuatnya sama dengan al-asnam, namun kata ini lebih umum daripada al-asnam, karena dapat berupa segala sesuatu yang berbentuk dan tidak berbentuk, baik kecil maupun besar. Sehingga, kata al-asnam dapat dimasukkan ke dalam kategori al-awsan.
3.      Ansab (الأنصب) adalah batu yang tidak memiliki bentuk tertentu yang digunakan untuk tempat menyembelih binatang yang akan dipersembahkan (altar) untuk berhala-berhala. Al-ansab juga dipakai untuk jenis batu yang tidak dibentuk yang disembah apabila tidak mampu membuat al-asnam.
Selain itu, ada sebagian kamus-kamus bahasa Arab yang menyamakan ketiga istilah tersebut sehingga makna dari ketiganya menjadi tidak jelas.
Dalam al-Qur'àn berhala atau patung disebut aê-êanam atau al-aênam dalam bentuk jamak. Pada masa jahiliah atau sebelum Islam, banyak orang-orang Arab yang memuja berhala dengan cara mempersembahkan kurban kehadapan berhala dan memohon pertolongan dan petunjuk dalam suatu persoalan penting.[3] Disebutkan bahwa disekitar Ka'bah menempatkan lebih dari 360 berhala dalam berbagai macam bentuk; setiap kabilah atau keluarga mempunyai berhala sendiri yang mereka sembah dan agungkan. Namun, disamping berhala kabilah biasanya mereka juga memiliki berhala-berhala keluarga yang disimpan di dalam rumah masing-masing dan disembah pada waktu-waktu dan kegiatan tertentu, seperti pada saat akan bepergian dan kembali dari bepergian.
B.     Penyembahan Berhala Masa Kini
Dalam hidup beragama, penyembahan berhala sering kali hanya dianggap sebagai bentuk penyembahan kepada allah lain, penyembahan kepada benda-benda, patung-patung atau pun segala yang berbentuk yang terlihat, yang dinilai memiliki kuasa atau kekuatan di dalam benda tersebut. benda-benda yang diyakini bisa menjadi wadah bagi suatu roh atau tuhan sehingga pantas untuk disembah, namun bagi orang yang tidak meyakini hal tersebut akan menyebutnya penyembahan berhala. Namun, di zaman modren ini penyembahan berhala sudah mulai beralih dan memiliki makna yang lebih luas, tidak hanya sekedar dalam bentuk penyembahan terhadap benda-benda yang dianggap gaib tapi mulai beralih ke hal-hal duniawi yang terlihat simple dan bukan apa-apa.
Penyembahan berhala modren lebih kepada  hal yang membuat kita secara tidak sadar memfokuskan tujuan, tindakan ke suatu hal yang bersifat duniawi dan hanya menyisakan sisa-sisa waktu(ada kadarnya) untuk Tuhan, atau hal duniawi yang membuat manusia lebih mengandalkan hal tersebut dan menjadi mudah khawatir ketika hal itu sedang menjauh, dengan kata lain kecanduan terhadap suatu hal yang berlebihan sehingga fokus yang biasanya untuk Tuhan, jadi beralih ke hal duniawi yang lebih menyenangkan, seperti kecanduan game sering membuat orang lupa waktu, sehingga waktu untuk beribadah pun digunakan untuk bermain game atau saat beribadah yang seharusnya memfokuskan waktu itu untuk Tuhan, justru digunakan untuk bermain game dengan segala alasan yang terlihat masuk akal namun hanya ingin memuaskan keinginan akibat kecanduan main game tsb, contoh lainnya lagi kecanduan chatting baik BBM atau WA juga sering kali membuat fokus teralihkan saat beribadah atau saat d tempat ibadah dengan alasan tidak enak kalau tidak membalas atau ada hal penting yang kalau tidak langsung membalas atau alasan lainnya yang sebenarnya hanya alasan untuk memuaskan kecanduan chatting belaka. serta kecanduan terhadap materi-materi nyata.[4] Dan sering kali orang mengabaikan hal-hal seperti ini dan dikarenakan banyak juga orang lain yang juga seperti itu sehingga dianggap hal yang wajar dan biasa aja. Namun sebenarnya secara tidak sadar kita sedang melakukan penyembahan berhala.
Lantas bagaimana cara kita menilai atau melihat, jika kita sudah berada pada tahap penyembahan berhala berhadap hal-hal duniawi? sebenarnya sangat gampang untuk melihatnya, sebagai contoh : Hp, Hp itu seharusnya sebuah alat komukasi dengan berbagai fitur yang memungkinkan untuk melakukan banyak hal menarik dan menyenangkan, meskipun hp itu sangat penting terutama di kota besar, ketika hp itu ketinggalan dirumah saat kita berpergian, apa reaksi kita? seandainya reaksinya panik setengah mati, atau membuat kita tidak tenang seharian dan binggung entah mau bagaimana, seolah-olah dunia mau kiamat dan jadi tidak ada niat untuk melakukan hal lain, dan hati mulai khawatir, maka ini sudah termasuk penyembahan berhala masa kini kepada hp tersebut karena telah memfokuskan hati kita ke hp tersebut. Uang, Uang itu sangat penting dalam kehidupan sehari-hari, mendapatkan uang yang banyak itu adalah hal yang wajar, pernahkah uang membuat kita jadi lupa waktu untuk istirahat? pernahkan uang membuat anda lupa waktu beribadah? atau pernahkah karena kehilangan uang yang banyak membuat anda merasa tidak berdaya dan membuat anda menjadi kehilangan arah? atau pernahkah uang membuat anda jadi lebih mementingkan uang itu dari pada mementingkan hal lain seperti keluarga, ibadah atau teman? atau hati mulai khawatir? jika iya, maka ini sudah termasuk penyembahan berhala masa kini penyembahan berhala terhadap uang tersebut Game, Game itu sebuah hiburan dan hal yang wajar ketika menyediakan sedikit waktu untuk bermain game, yahh itung-itung rilex bentar untuk menghilangkan stress, tapi pernahkah karena game anda jadi lupa waktu? lupa waktu untuk makan, untuk tidur, atau waktu untuk keluarga bahkan kita lupa waktu untuk Tuhan? jika ya, maka ini sudah termasuk penyembahan berhala masa kini penyembahan berhala terhadap game tersebut. Intinya penyembahan berhala masa kini membuat manusia lebih bergantung kepada benda dibanding kepada Tuhan serta hal yang membuat kita lebih mementingkan hal tersebut dibanding hal lain yang lebih penting seperti keluarga, saudara atau Tuhan, meninggalkan sumber kepuasan yang tidak terbatas dan mengalihkan pikiran kepada hal-hal duniawi yang terbatas yang hanya mampu memuaskan secara sesaat. Kita memang harus waspada, banyak hal duniawi yang bisa secara nyata namun tidak sadar membawa kita pada penyembahan berhala masa kini, membuat kita menjauh dari yang Maha Kuasa.
C.    Berhala-Berhala Yang Tidak Disadari
Dalam renungan hari ini, kita belajar bahwa Allah berpesan pada kita agar jangan ada allah lain di hadapanNya dan agar jangan kita berpaling kepada berhala-berhala. Apa itu berhala? Berhala adalah sesuatu yang dapat mengalihkan perhatian kita dari menyembah Allah yang sesungguhnya kepada sesuatu yang kita rasa kita butuhkan.[5]
Pada jaman bangsa Israel, berhala identik dengan patung-patung yang mereka dirikan yang tampak dengan amat sangat jelas sebagai penyembahan berhala. Tetapi saya mendapati bahwa pada saat sekarang ini, kita sebagai orang Kristen juga bisa terjebak kepada penyembahan berhala dalam bentuk berhala-berhala modern di antaranya :[6]
1.      Artis / idola / pendeta
Berapa banyak dari kita yang begitu mengidolakan artis sampai-sampai rela mengorbankan tidak pergi ibadah hanya karena ingin menonton konser mereka misalnya. Atau ada sebagian dari kita yang sampai mengikuti style artis idola kita karena kita begitu mengidolakan mereka. Gembala Sidang kita Pak Josia pernah berkata bahwa, idola kita sebaiknya hanya Tuhan Yesus Kristus saja dan tidak ada yang lain.
Ada mungkin sbagian orang yang begitu mengidolakan seorang pendeta sampai-sampai kalo bukan pendeta tersebut yang berkotbah maka mereka tidak pergi ke gereja. Mari hari ini kita belajar bahwa yang kita cari harusnya Tuhan itu sendiri dan bukan manusia. Yang kita idolakan hanya Tuhan Yesus dan bukan manusia.
2.      Pangkat / karir / jabatan / kekuasaan / kekayaan
Banyak orang juga yang hidupnya mengejar hal-hal di atas dan tanpa sadar, mereka sudah terjebak dalam penyembahan berhala. Mereka begitu haus akan kekuasaan misalnya dan sampai rela membayar harga apapun demi untuk memuaskan hawa nafsunya tersebut.
Ada yang begitu mengejar kekayaan karena mereka berpikir dengan mendapat itu semua, mereka akan memperoleh keamanan dan kepastian dalam hidup. Mereka lupa bahwa hanya Tuhan Yesus lah satu-satunya yang menjadi sumber keamanan dan kepastian hidup mereka.
3.      Pujian
Ada orang yang begitu haus akan pujian sehingga mereka melakukan segala upaya apapun sehingga mereka dapat dipuji orang. Tanpa sadar, itu juga sudah menjadi berhala mereka. Orang-orang yang terbiasa tampil di atas panggung, sebagian dari mereka mungkin terjebak dalam berhala ini.
Apabila pada suatu ketika mereka tampil dan tidak mendapat pujian yang mereka harapkan, maka hati mereka menjadi tidak puas dan kesal karena merasa tidak dihargai.
4.      Hobby
Ada orang yang begitu tenggelam dalam hobbynya sampai-sampai tidak sempat untuk berdoa dan berhubungan intim dengan Tuhan. Tiap ada waktu kosong, waktunya dipakai untuk melakukan hobbynya dan sampai berlarut-larut yang akhirnya mengorbankan waktu yang seharusnya bisa dipakai untuk Tuhan.
Bukan sesuatu yang salah mempunyai hobby, tetapi apabila hobby itu sudah lebih banyak menyita waktu kita sampai-sampai kita tidak punya lagi waktu untuk Tuhan, maka itu sudah termasuk sebagai berhala kita.
5.      Orang yang dikasihi
Sadar atau tidak sadar, orang yang dikasihi pun dapat menjadi berhala dalam hidup kita. Ketika orang itu sudah menjadi lebih semakin penting bagi kita dibanding Tuhan, maka ia sudah menjadi berhala bagi kita. Ketika orang yang dikasihi itu hilang dari hadapan kita atau dipanggil Tuhan dan kita menjadi marah kepada Tuhan, maka mereka sudah menjadi berhala dalam hidup kita.
6.      Uang
Tidak ada berhala yang lebih ampuh yang menjadi lawan tanding Tuhan selain uang. Banyak orang bahkan sampai rela menjual imannya demi uang. Banyak orang bahkan sampai rela putus hubungan saudara karena uang. Banyak orang bahkan bisa sampai saling bunuh karena uang.
Allah mengumpamakan kepercayaan orang-orang musyrik terhadap kekuatan berhala-berhala yang disembahnya sama dengan kepercayaan laba-laba terhadap kekuatan sarangnya, seperti termaktub dalam surah Al 'Ankabuut (laba-laba) pada ayat 41 surat ini, dimana Allah mengumpamakan penyembah-penyembah berhala-berhala itu, dengan laba-laba yang percaya kepada kekuatan rumahnya sebagai tempat ia berlindung dan tempat ia menjerat mangsanya, jikalau dihembus angin atau ditimpa oleh suatu barang yang kecil saja, sarang itu akan hancur.


BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Dalam Islam, Berhala adalah obyek berbentuk makhluk hidup atau benda yang didewakan, disembah, dipuja dan dibuat oleh tangan manusia. Ritual terpenting dari ajaran paganisme berkaitan dengan seks dan perang. Segala bentuk penyembahan berhala bertumpu pada pemuasan hawa nafsu dan kekuatan fisik duniawi untuk mencapai surga duniawi. Tidak ada aspek transcendental dalam semua ajaran paganisme. Sementara agama samawi menitik beratkan pencapaian tertinggi dalam kehidupan bersifat transcendental, dalam konsep kebahagiaan ruhaniyah yang abadi sesudah mati dialam akhirat.
Penyembahan berhala masa kini membuat manusia lebih bergantung kepada benda dibanding kepada Tuhan serta hal yang membuat kita lebih mementingkan hal tersebut dibanding hal lain yang lebih penting seperti keluarga, saudara atau Tuhan, meninggalkan sumber kepuasan yang tidak terbatas dan mengalihkan pikiran kepada hal-hal duniawi yang terbatas yang hanya mampu memuaskan secara sesaat. Kita memang harus waspada, banyak hal duniawi yang bisa secara nyata namun tidak sadar membawa kita pada penyembahan berhala masa kini, membuat kita menjauh dari yang Maha Kuasa.


DAFTAR PUSTAKA
Kuncoro, widago. 2008. Pendidikan agama islam. Jakarta utara : Rajawali Cili
Jaih Mubarok. 2004.  Sejarah Peradaban Islam, Bandung : Pustaka Bani Quraisy
Musthafa, 2013, Kisah-kisah berhala musyrikin jahiliyahdan Modren, Gema Ilmu Yogyakarta.
https://id.wikipedia.org/wiki/Berhala_(Islam), di upload. Tanggal 26 Oktober 2016 Puku. 20.21 WIB


[1] Jaih Mubarok. Sejarah Peradaban Islam, (Bandung : Pustaka Bani Quraisy, 2004. )., ha. 87
[2] Ibid., hal. 88
[3] Kuncoro, widago. Pendidikan agama islam. (Jakarta utara : Rajawali Cili, 2008)., hal. 102
[4] https://id.wikipedia.org/wiki/Berhala_(Islam), di upload. Tanggal 26 Oktober 2016 Puku. 20.21 WIB
[5] Ibid
[6] Musthafa, Kisah-kisah berhala musyrikin jahiliyahdan Modren, (Gema Ilmu Yogyakarta tahun 2013), Hal. 69-70 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar