.arrow { font-size: 18px; font-family: serif; font-weight: 900; } .readmore-link { margin-top: 20px; border-bottom: 1px solid gainsboro; margin-left: 250px; }
SELAMAT DATANG DI BLOG HOLONG MARINA COMPUTER/ INANG GROUP CORPORATION

RAJA MAKALAH

RAJA MAKALAH

Jumat, 27 Januari 2017

PENGEJAAN EJAAN YANG DISEMPURNAKAN

PENGERJAAN EJAAN YANG DISEMPURNAKAN


D
I
S
U
S
U
N
Oleh:
NAMA                                    : JIJA HANNUM
NIM                                        : 163020024


              
Dosen Pengampu:
NURFITRIANI, M. KOM, M.Pd


JURUSAN BIMBINGAN KONSELING
FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
(IAIN) PADANGSIDIMPUAN

T.A 2016/2017


Description: ARAB5.jpgKATA PENGANTAR

Segala puji atas kebesaran Sang Khalik yang telah menciptakan alam semesta dalam suatu keteraturan hingga dari lisan terpetik  berjuta rasa syukur kehadirat ALLAH SWT. Karena atas limpahan Rahmat dan Karunia-Nyalah sehingga kami diberikan kesempatan dan kesehatan untuk dapat menyelesaikan makalah Bahasa Indonesia ini dengan judul “Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan” yang merupakan tugas kami dalam mata kuliah Bahasa Indonesia di semester tujuh ini. Shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada baginda Nabi Muhammad SAW, yang diutus ke permukaan bumi ini menuntun manusia dari lembah kebiadaban menuju ke puncak peradaban seperti sekarang ini.
Kami menyadari sepenuhnya,dalam penyusunan makalah ini tidak lepas dari tantangan dan hambatan. Namun berkat usaha dan motivasi dari pihak-pihak langsung maupun tidak langsung yang memperlancar jalannya penyusunan makalah ini sehingga makalah ini dapat kami susun seperti sekarang ini. Olehnya itu, secara mendalam kami ucapkan banyak terima kasih atas bantuan dan motivasi yang diberikan sehingga Penyusun dapat menyelesaikan makalah ini.
              Akhirnya dengan segala kerendahan hati kami menyadari bahwa hanya kepada ALLAH SWT jugalah kita menyerahkan segalanya. Semoga makalah ini dapat menjadi referensi dan tambahan materi pembelajaran bagi kita semua, Aamiin Yaa Robb.
                                                                                 
Makassar, 20 September 2016




DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................        i
DAFTAR ISI ........................................................................................        ii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................        1
A.    Latar Belakang ...........................................................................        1
B.     Rumusan Masalah ......................................................................        1
C.     Tujuan Penulisan ........................................................................        2
BAB II PEMBAHASAN .....................................................................        3
A.    Pengertian Ejaan yang Disempurnakan ......................................        3
B.     Pemakaian Huruf ........................................................................        4
C.     Penulisan Kata ............................................................................        13
BAB III PENUTUP .............................................................................        23
A.    Kesimpulan..................................................................................        23
B.     Saran ...........................................................................................        23
DAFTAR PUSTAKA


BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (EYD) pada dasarnya merupakan ejaan bahasa Indonesia hasil dari penyempurnaan terakhir atas ejaan-ejaan yang pernah berlaku di Indonesia. Sebelum EYD diberlakukan di Indonesia pernah berlaku ejaan Ch. A. Van Ophuysen, ejaan Republik (ejaan Soewandi) dan ejaan Malindo.
Adapun yang disempurnakan itu bukan bahasa Indonesianya, melainkan ejannya yakni tata cara penulisan yang baku.
Selama ini belum semua orang mematuhi kaidah yang tercantum dalam EYD, baik karena belum tahu, enggan mematuhi atau karena ada pedoman yang mereka pegang selama ini yang mereka anggap pedoman itu sudah tepat. Tindakan seperti ini jelas dapat mengacaukan perkembangan bahasa Indonesia. Padahal dengan diberlakukannya EYD, seharusnya setiap warga negara Indonesia, termasuk warga pengadilan sebagai pemakai bahasa Indonesia wajib mengikuti dan mematuhi kaidah-kaidah yang tercantum di dalamnya.
Dalam rangka menyebarluaskan dan memasyarakatkan EYD itulah dalam kaitan dengan teknik penulisan karya ilmiah, tulisan ini terbit. Diharapkan tulisan ini dapat memberikan manfaat dan petunjuk praktis bagi masyarakat di semua lingkungan dalam menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Tentu saja tulisan ini tidak luput dari kekurangan dan diperlukan sumbangan pemikiran dari para pembaca.        

B.  Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang masalah ini, permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1.    Bagaimana pemakaian huruf yang benar sesuai dengan pedoman EYD?
2.    Bagaimana penulisan huruf yang benar sesuai dengan pedoman EYD?
3.    Bagaimana penulisan kata yang benar sesuai dengan pedoman EYD?
C.  Tujuan Penulisan
Pada makalah ini penulis menguraikan bentuk tulisan dengan tujuan sebagai berikut:
1.    Untuk mengetahui bagaimana pemakaian huruf yang benar sesuai dengan pedoman EYD.
2.    Untuk mengetahui bagaimana penulisan huruf yang benar sesuai dengan pedoman EYD.
3.    Untuk mengetahui bagaimana penulisan kata yang benar sesuai dengan pedoman EYD.







BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Ejaan yang Disempurnakan
Ejaan ialah penggambaran bunyi bahasa dengan kaidah tulis-menulis yang distandardisasikan. Lazimnya, ejaan mempunyai tiga aspek, yakni aspek fonologis yang menyangkut penggambaran fonem dengan huruf dan penyusunan abjad aspek morfologi yang menyangkut penggambaran satuan-satuan morfemis dan aspek sintaksis yang menyangkut penanda ujaran tanda baca.[1]  Keraf  mengatakan bahwa ejaan ialah keseluruhan peraturan bagaimana menggambarkan lambang-lambang bunyi ujaran dan bagaimana interrelasi antara lambang-lambang itu (pemisahannya, penggabungannya) dalam suatu bahasa. Adapun menurut KBBI  ejaan ialah kaidah-kaidah cara menggambarkan bunyi-bunyi (kata, kalimat, dan sebagainya) dalam bentuk tulisan (huruf-huruf) serta penggunaan tanda baca. Dengan demikian, secara sederhana dapat dikatakan bahwa ejaan adalah seperangkat kaidah tulis-menulis yang meliputi kaidah penulisan huruf, kata, dan tanda baca.
Sampai saat ini dalam bahasa Indonesia telah dikenal tiga nama ejaan yang pernah berlaku. Ketiga ejaan yang pernah ada dalam bahasa Indonesia adalah sebagai berikut.[2]
1. Ejaan van Ophuysen
2. Ejaan Republik atau Ejaan Soewandi
3. Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan
Sebagaimana yang telah umum diketahui, Ejaan van Ophuysen  sesuai dengan namanya -- diprakarsai oleh Ch. A. van Ophuysen, seorang berkebangsaan Belanda. Ejaan ini mulai diberlakukan sejak 1901 hingga munculnya Ejaan Soewandi. Ejaan van Ophuysen ini merupakan ejaan yang pertama kali berlaku dalam bahasa Indonesia yang ketika itu masih bernama bahasa Melayu.
Sebelum ada ejaan tersebut, para penulis menggunakan aturan sendiri-sendiri di dalam menuliskan huruf, kata, atau kalimat. Oleh karena itu, dapat dipahami jika tulisan mereka cukup bervariasi. Akibatnya, tulisan-tulisan mereka itu sering sulit dipahami. Kenyataan itu terjadi karena belum ada ejaan  yang dapat dipakai sebagai pedoman dalam penulisan. Dengan demikian, ditetapkannya Ejaan van Ophuyson merupakan hal yang sangat bermanfaat pada masa itu.
Setelah negara kesatuan Republik Indonesia terbentuk dan diproklamasikan menjadi negara yang berdaulat, para ahli bahasa merasa perlu menyusun ejaan lagi karena tidak puas dengan ejaan yang sudah ada. Ejaan baru yang disusun itu selesai pada tahun 1947, dan pada tanggal 19 Maret tahun itu juga diresmikan oleh Mr. Soewandi selaku Menteri PP&K (Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan). Ejaan baru itu disebut Ejaan Republik dan dikenal juga dengan nama Ejaan Soewandi. [3]
Sejalan dengan perkembangan kehidupan bangsa Indonesia, kian hari dirasakan bahwa Ejaan Soewandi perlu lebih disempurnakan lagi. Karena itu, dibentuklah tim untuk menyempurnakan ejaan tersebut. Pada tahun 1972 ejaan itu selesai dan pemakaiannya diresmikan oleh Presiden Soeharto pada tanggal 16 Agustus 1972 dengan nama Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (EYD).

A.  Pemakaian Huruf
1.    Huruf Abjad
Abjad yang digunakan dalam bahasa Indonesia ada 26 huruf, yaitu:[4]
Huruf
Abjad
Dibaca
Huruf
Abjad
Dibaca
A a
B b
C c
D d
E e
F f
G g
H h
I i
J j
Kk
Ll
Mm
a
be
ce
de
e
ef
ge
ha
i
je
ka
el
em
N n
O o
P p
Q q
R r
S s
T t
U u
V v
W w
X x
Y y
Z z
en
o
pe
ki
er
es
te
u
ve
we
eks
ye
zet

2.    Huruf Vokal
Huruf yang melambangkan vokal dalam bahasa Indonesia terdiri atas huruf a, e, i, o, dan u.[5]
Huruf
Vokal
Contoh pemakaian dalam kata
Di Awal
Di Tengan
Di Akhir
a
 e*

i
o
u
azrar
enak
emas
itu
oleh
ulang
hani
petak
kena
simpan
kota
bumi
Ifa
sore
tipe
murni
radio
wahyu
3.    Huruf Konsonan
Huruf yang melambangkan konsonan dalam bahasa Indonesia terdiri atas 21 huruf, yaitu:[6]
Huruf
Konsonan
Contoh pemakaian dalam kata
Di Awal
Di Tengan
Di Akhir
b
c
d
f
g
h
j
k

l
m
n
p
  q**
r
s
t
v
w
  x**
y
z
bahasa
cakap
dua
fakir
guna
hari
jalan
kami
-
lekas
maka
nama
pasang
Quran
raih
sampai
tali
varia
wanita
xenon
yakin
zeni
sebut
kaca
ada
kafir
tiga
saham
manja
paksa
rakyat*
alas
kami
anak
apa
furqan
bara
asli
mata
lava
hawa
-
payung
lazim
Adab
-
abad
maaf
balig
tuah
mikraj
sesak
bapak*
kesal
diam
daun
siap
-
putar
lemas
rapat
-
-
-
-
Juz
*   Huruf k di sini melambangkan bunyi hamzah
** Huruf q dan x digunakan khusus untuk nama dan keperluan ilmu
4.    Huruf Diftong
Di dalam bahasa Indonesia terdapat diftong yang dilambangkan dengan ai, au, dan oi.[7]
Huruf
Diftong
Contoh pemakaian dalam kata
Di Awal
Di Tengan
Di Akhir
Ai
au
oi
ain
aula
-
syaitan
saudara
boikot
Pandai
harimau
 amboi




5.    Gabungan Huruf Konsonan
Di dalam bahasa Indonesia terdapat empat gabungan huruf yang melambangkan konsonan, yaitu kh, ng, ny, dan sy.[8]
Gabungan
Huruf
Konsonan
Contoh pemakaian dalam kata
Di Awal
Di Tengan
Di Akhir
Kh
ng
ny
sy
khusus
ngilu
nyata
syarat
akhir
bangun
hanyut
isyarat
Tarikh
senang
-
Arasy

Singkatan kata (termasuk singkatan kata asing) yang dibaca huruf demi huruf dilafalkan menurut cara bahasa Indonesia, seperti:
Singkatan
Dibaca
Bukan Dibaca
ABC
BBC
ICCU
LCD
IUD
LCC
LPG
YMCA
MTQ
TV
a-be-ce
be-be-ce
i-ce-ce-u
el-ce-de
i-u-de
el-ce-ce
el-pe-ge
ye-em-ce-a
em-te-ki
te-ve
ei-bi-si
bi-bi-si
ai-si-si-yu
 el-si-di
ai-yu-di
el-si-si
el-pi-ji
wai-em-si-ei
em-te-kyu
ti-vi

6.    Pemenggalan Kata pada Kata Dasar
Hal yang terpenting dalam pemenggalan kata pada kata dasar sebagai berikut:[9]
a.    Jika di tengah kata ada huruf vokal yang berurutan, pemenggalannya dilakukan di antara kedua huruf vokal itu.
Contoh:
Ma-in                                    Sa-at
b.    Jika di tengah kata ada dua buah huruf konsonan yang berurutan, pemenggalannya dilakukan di antara kedua konsonan itu. 
Contoh:
Pan-dai                                 Cap-lok
Swas-ta                                 Ap-ril
c.    Jika di tengah kata ada tiga buah huruf konsonan atau lebih, pemenggalannya dilakukan di antara konsonan yang pertama (termasuk ng) dengan huruf konsonan yang kedua.
Contoh:
In-stru-men               in-tra
Bang-krut                  ben-trok
d.   Imbuhan, termasuk awalan yang mengalami perubahan bentuk, serta partikel yang biasanya ditulis serangkai dengan kata dasarnya, dapat dipenggal pada pergantian baris.
Contoh:
Lapa-ngan                beri-kan
Mem-bangun             pergi-lah
e.    Jika suatu kata terdiri atas lebih dari satu unsur dan salah satu unsur itu dapat bergabung dengan unsur lain, pemenggalan dapat dilakukan (1) di antara unsur-unsur itu atau (2) pada unsur gabungan itu sesuai dengan kaidah a, b, c, dan d diatas.
Contoh:
Biografi                                 bio-grafi                      bi-o-gra-fi
Kilogram                               kilo-gram                     ki-lo-gram
Pascapanen                         pasca-panen                 pas-ca-pa-nen
7.    Penulisan Nama Diri
Penulisan nama diri (nama sungai, gunung, jalan dan sebagainya) disesuaikan dengan Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan, kecuali jika ada pertimbangan khusus. Pertimbangan khusus itu menyangkut segi adat, hukum atau sejarah. [10]
a.    Penulisan nama diri
Contoh:
Sungai Walanae
Gunung Bawakaraeng
Jalan Sultan Alauddin
b.    Penulisan nama diri dengan pertimbangan khusus
Contoh:
Universitas Gadjah Mada
Husni Djamaluddin
NV Hadji Kalla
Dji Sam Soe
Tjahaja Satoe Lima

B.  Penulisan Huruf
1.    Huruf Kapital atau Huruf Besar
Dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan terdapat lima belas kaidah penulisan huruf kapital. Berikut ini disajikan beberapa hal yang perlu diperhatikan:[11]
a.    Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam menuliskan ungkapan yang berhubungan dengan hal-hal keagamaan, kitab suci, dan nama Tuhan, termasuk  kata ganti untuk Tuhan.
Contoh:
                     Alloh SWT                                      atas rahmat-Ku
                     Nabi Muhammad SAW                  dengan kuasa-Nya
                    Al Qur’an                                         dengan izin-Mu
Akan tetapi, huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama untuk menuliskan kata-kata, seperti imam, makmum, doa, puasa, dan misa.
Contoh:
                     Ia diangkat menjadi imam masjid dikampungnya.
    Saya akan mengikuti misa digereja itu.
b.    Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang diikuti nama orang.
Contoh:
                      Sultan Hasanuddin
                      Andi Pangeran Pettarani
                      Imam Hambali
                      Nabi Ibrahim
Akan tetapi, huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang tidak diikuti nama orang.
Benar
Salah
ayahnya menunaikan
ibadah haji
sebagai seorang sultan
Ayahnya menunaikan
Ibadah Haji
Sebagai seorang Sultan
c.    Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang , nama instansi, atau nama tempat.
Contoh:
                     Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
                    Gubernur Syahrul Yasin Limpo
                    Rektor Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
Huruf  kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama jabatan dan pangkat yang tidak diikuti nama orang, nama instansi, atau nama tempat.
Contoh:
Sebagai seorang gubernur yang baru, ia berkeliling di daerahnya untuk berkenalan dengan masyarakat yang dipimpinnya.
(bukan)
Sebagai seorang Gubernur yang baru, ia berkeliling di daerahnya untuk berkenalan dengan masyarakat yang dipimpinnya.
d.   Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku, dan bahasa.
Contoh:
                      bangsa Indonesia
                      suku Jawa
                      bahasa Mandar
Perhatikan penulisan berikut:
                      mengindonesiakan kata-kata asing
                      keinggris-inggrisan
e.    Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari raya, dan peristiwa sejarah.
Contoh:
Benar
Salah
tahun Hijriah
tahun Masehi
bulan Agustus
Perang Diponegoro
Proklamasi Kemerdekaan
Republik Indonesia
Tahun Hijriah
Tahun Masehi
Bulan Agustus
perang Diponegoro
proklamasi kemerdekaan
republik Indonesia
f.     Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama khas dalam geografi.
Contoh:
Benar
Salah
Teluk Bone
Gunung Bawakaraeng
Danau Tempe
Selat Selayar
Sungai Jeneberang
Asia Tenggara
teluk Bone
gunung Bawakaraeng
danau Tempe
selat Selayar
sungai Jeneberang
asia tenggara
Akan tetapi, perhatikan penulisan berikut:
                        Ia berlayar sampai ke teluk.
                        Jangan mandi di danau yang kotor.
                        Mereka menyeberangi selat yang dangkal.
g.    Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama resmi badan, lembaga pemerintahan dan ketatanegaraan, serta nama dokumen resmi.
Contoh:
                     Departemen Pendidikan Nasional
    Dewan Perwakilan Rakyat
    Undang-Undang Dasar
Perhatikan penulisan berikut:
Benar
                     Dia menjadi pegawai di salah satu departemen.
                     Menurut undang-undang, perbuatan itu dapat.
Salah
                     Dia menjadi pegawai di salah satu Departemen.
                     Menurut Undang-Undang, perbuatan itu dapat.
h.    Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penghubung kekerabatan, seperti bapak, ibu, saudara, kakak, adik, dan paman yang dipakai sebagai kata ganti atau sapaan.
Contoh:
Kapan Bapak berangkat?
Apakah itu, Bu?
Surat Saudara sudah saya terima.
Saya akan disuntik, Dok?
Di mana rumah Bu Hanifah?
Perhatikan penulisan berikut:
Benar
                     Kami sedang menunggu Bu Guru.
                     Rumah Pak Guru terlekat di tengah-tengah kota.
                     Menurut keterangan Bu Dokter penyakit saya tidak parah.
Salah
                     Dia menjadi pegawai di salah satu Departemen.
                     Menurut Undang-Undang, perbuatan itu dapat.
i.      Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata ganti Anda
Contoh:
Benar
                     Tahukah Anda bahwa gaji pegawai negeri dinaikkan?
                     Apakah kegemaran Anda?
Salah
                     Tahukah anda bahwa gaji pegawai negeri dinaikkan?
                     Apakah kegemaran anda?
2.    Huruf Miring[12]
Huruf miring dalam cetakan, yang dalam tulisan tangan atau ketikan dinyatakan dengan tanda garis bawah, dinyatakan untuk (1) menuliskan nama buku, majalah, dan surat kabar yang dikutip dalam karangan (2) menegaskan atau mengkhususkan huruf , bagian kata, atau kelompok kata, dan (3) menuliskan kata nama-nama ilmiah, atau ungkapan asing, kecuali kata yang telah disesuaika ejaannya.
Contoh:
                        Sudahkah Anda membaca buku I La Galigo?
                        Majalah Dunia Pendidikan sangat digemari oleh guru.
                        Harian Fajar dapat merebut hati pembacanya.
                        Nama Latin untuk buah manggis adalah Carcinia Mangostana

C.  Penulisan Kata
Penulisan kata yang masih perlu diperhatikan sebagai berikut:[13]
1.    Kata Dasar
Kata yang berupa kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan.
Contoh:
Ibu percaya bahwa engkau bisa
Kantor pajak penuh sesak
Buku itu sangat tebal
2.    Kata Turunan
a.    Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran) ditulis serangkai dengan kata dasarnya.
Contoh:
Dikelola                              Penetapan
Menengok                           Mempermainkan
b.    Jika bentuk dasar berupa gabungan kata, awalan atau akhiran ditulis serangkai dengan kata yang langsung mengikuti atau mendahuluinya.
Contoh:
Bertepuk tangan                 Garis bawahi
Sebar luaskan
c.    Jika bentuk dasar yang berupa gabungan kata mendapat awalan dan akhiran sekaligus, unsur gabungan kata itu ditulis serangkai.
Contoh:
Menggarisbawahi                Menyebarluaskan
Dilipatgandakan                 Penghancurleburan
d.   Jika salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam kombinasa, gabungan kata itu ditulis serangkai.
Contoh:
Adipati                                Mahasiswa
Aerodinamika                     Mancanegara
Antarkota                            Narapidana
Audiogram                          Nonkolaborasi
Pancasila                             Bikarbonat
Biokimia                             Paripurna
Dasawarsa                           Poligami
Pramugari                            Dekameter
Prasangka                            Reinkarnasi
3.    Bentuk Kata Ulang
Bentuk ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda hubung   (-).[14]
Contoh:
Anak-anak                   buku-buku
Hati-hati                      huru-hara
Biri-biri                        lauk-pauk
Mondar-mandir           porak-poranda
Kuda-kuda                  sayur-mayur
Ramah-tamah              tukar-menukar
Kupu-kupu                  tukar-menukar
Laba-laba                     terus-menerus
Mata-mata                   sia-sia
4.    Gabungan Kata
a.    Gabungan kata yang lazim disebut kata majemuk, termasuk istilah khusus, unsur-unsurnya ditulis terpisah.[15]
Contoh:
Duta besar                           mata pelajaran
Orang tua                            simpang empat
Kambing hitam                   meja tulis
Persegi panjang                   rumah sakit umum
b.    Gabungan kata, termasuk istilah khusus, yang mungkin menimbulkan kesalahan pengertian, dapat ditulis dengan tanda hubung untuk menegaskan pertalian di antara unsur yang bersangkutan.
Contoh:
Ibu-bapak kami                   anak-istri saya
c.    Gabungan kata berikut ditulis serangkai
Contoh:
Acapkali                              manakala
Adakalanya                         manasuka
Akhirulkalam                      mangkubumi
Alhamdulillah                     astagfirullah
Olahraga                             bagaimana
Padahal                               barangkali
Beasiswa                             peribahasa
Belasungkawa                     bismillah
Radioaktif                           saputangan
Daripada                             saripati
Kacamata                            sukarela
5.    Kata Ganti ku, kau, mu, dan nya
Kata ganti ku- dan kau- ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya, sedangkan kata -ku, -mu, dan –nya ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
Contoh:
Apa yang kumiliki boleh kauambil.
Bukuku, bukumu, dan bukunya tersimpan di perpustakaan.
6.    Kata depan di, ke, dan dari
Kata depan di, ke, dan dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya kecuali di dalam gabungan kata yang sudah lazim dianggap sebagai satu kata seperti kepada dan daripada.
Contoh:
Kain itu terletak di dalam lemari.
Bermalam semalam di sini.
Di mana Siti sekarang.
Mereka ada di rumah.
Mari kita berangkat ke pasar.
Catatan: kata-kata yang dicetak miring dibawah ini ditulis serangkai.
Contoh:
Si Amin lebih tua daripada Si Ahmad.
Ia masuk, lalu keluar lagi.
Bawa kemari gambar itu. 
7.    Kata si dan sang
Kata si dan sang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.
Contoh:
Harimau itu marah sekali kepada sang Kancil.
Surat itu dikirimkan kembali kepada si pengirim.
8.    Partikel
a.    Partikel –lah dan –kah ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
Contoh:
Bacalah buku itu baik-baik.
Makassar adalah tempat yang indah.
Siapakah gerangan dia?
b.    Partikel pun ditulis terpisah dari kata dari kata yang mendahuluinya.
Contoh:
Apa pun yang dimakannya, ia tetap kurus.
Jika ibu pergi, adik pun ingin pergi. 
Catatan: kelompok yang lazim dianggap padu, misalnya adapun, andaipun, ataupun, bagaimanapun, biarpun, kendatipun, maupun, meskipun, seklipun, sungguhpun, dan walaupun ditulis serangkai.
Contoh:
Adapun sebab-sebabnya belum diketahui.
Bagaimanapun juga akan dicobanya menyelesaikan tugas itu.
c.    Partikel per yang berarti ‘mulai’, ‘demi’, dan ‘tiap’ ditulis terpisah dari bagian kalimat yang mendahului atau mengikutinya.

Contoh:
Pegawai negeri mendapat kenaikan gaji per 1 April.
Mereka masuk ke dalam ruangan satu per satu.
Harga kain itu Rp 2.000.00 per helai.
9.    Singkatan dan Akronim
a.    Singkatan ialah bentuk yang dipendekkan yang terdiri atas satu huruf atau lebih.
1)   Singkatan nama orang, nama gelar, sapaan, jabatan, atau pangkat, atau pangkat diikuti dengan tanda titik.
Contoh:
A.S. Kramawijaya
Suman Hs.
M. Rais
Sukanto S.A.
M.B.A.                                   master of business administration
M.Sc.                           master of science
S.E.                              sarjana ekonomi
Bpk.                             bapak
2)   Singkatan nama resmi lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan atau organisasi, serta nama dokumen resmi yang terdiri atas huruf awal kata ditulis dengan huruf kapital dan tidak diikuti dengan tanda titik.
Contoh:
DRP                             Dewan Perwakilan Rakyat
PGRI                           Persatuan Guru Rakyat Indonesia
GBHN                         Garis-Garis Besar Haluan Negara
KTP                             Kartu Tanda Penduduk
3)   Singkatan umum yang terdiri atas tiga kata atau lebih diikuti satu tanda titik.
Contoh:
dll.                               Dan lain-lain
dsb.                              Dan sebagainya
dst.                               Dan seterusnya
hlm.                              Halaman
sda.                              Sama dengan atas
Yth.                             Yang terhormat

Tetapi:
a.n.                               atas nama
d.a.                               dengan alamat
u.b.                               untuk beliau
u.p.                               untuk perhatian
4)   Lambang kimia, singkatan satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang tidak diikuti tanda titik.
Contoh:
Cu                                kuprum
TNT                             trinitrotoluen
kVA                             kilovolt-ampere
kg                                 kilogram
Rp                                rupiah
b.    Akronim ialah singkatan yang berupa gabungan huruf awal, gabungan suku kata, ataupun gabungan huruf dan suku kata dari deret kata yang diperlakukan sebagai kata.
1)   Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf awal dari deret kata ditulis seluruhnya dengan huruf kapital.
Contoh:
ABRI               Angkatan Bersenjata Republik Indonesia
LAN                Lembaga Administrasi Negara
SIM                 Surat Izin Mengemudi
2)   Akronim nama diri yang berupa gabungan suku kata atau gabungan huruf dan suku kata dari deret kata ditulis dengan huruf awal huruf kapital
Contoh:
Akabri              Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia
Bappenas         Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
Kowani            Kongres Wanita Indonesia
3)   Akronim yang bukan nama diri yang berupa gabungan huruf, suku kata, ataupun gabungan huruf dan suku kata dari deret kata seluruhnya ditulis dengan huruf kecil.
Contoh:
                                   pemilu                          pemilihan umum
                                   rapim                            rapat pimpinan
                                   rudal                             peluru kendali                        
10.    Angka dan Lambang Bilangan
a.    Angka dipakai untuk menyatakan lambang bilangan atau nomor. Di dalam tulisan lazim digunakan angka Arab atau angka Romawi.
Contoh :
Angka Arab       : 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9
Angka Romawi  : I, II, III, IV, V, VI, VII, VIII, IX
b.    Angka digunakan untuk menyatakan (1) ukuran panjang, berat, luas, dan isi, (2) satuan waktu, (3) nilai uang, dan (4) kuantitas.
Contoh:
0,5 sentimeter                 1 jam 20 menit
5 kilogram                      pukul 15.00
10 liter                            tahun 1928
c.    Angka lazim dipakai untuk melambangkan nomor jalan, rumah, apartemen, atau kamar pada alamat.
Contoh:
Jalan Sultan Alauddin II No.3
Hotel Indonesia, Kamar 23
d.   Angka digunakan juga untuk menomori bagian karangan dan ayat kitab suci.
Contoh:
Bab I, Pasal 2, halaman 23
Surah Yasin: 9
e.    Penulisan lambang bilangan dengan huruf dilakukan sebagai berikut:
Contoh:
1)   Bilangan utuh
Contoh:
Dua belas                                 12
Dua puluh dua                         22
2)   Bilangan pecahan
Contoh:
Setengah                                  ½
Tiga perempat                          ¾
Satu persen                              1%
f.     Penulisan lambang bilangan tingkat dapat dilakukan dengan cara yang berikut.
Contoh:
Paku Buwono X
Paku Buwono ke-10
Paku Buwono kesepuluh
                               Bab II
Bab ke-2
Bab kedua
g.    Penulisan lambang bilangan yang mendapat akhiran –an mengikuti cara berikut (lihat juga keterangan tentang tanda hubung, Bab V, Pasal E, Ayat 5).
Contoh:
Tahun ’50-an                    atau                 tahun lima puluhan
Uang 5000-an                   atau                 uang lima ribuan                    
h.    Lambang bilangan yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata ditulis dengan huruf kecuali jika beberapa lambang bilangan dipakai secara berurutan, seperti dalam perincian dan pemaparan.
Contoh:
Amir menonton drama itu sampai tiga kali.
Ayah memesan tiga ratus ekor ayam.
i.      Lambang bilangan pada awal kalimat ditulis dengan huruf. Jika perlu, susunan kalimat diubah sehingga bilangan yang tidak dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata tidak terdapat pada awal kalimat.
Contoh:
Lima belas orang tewas dalam kecelakaan itu.
Pak Darmo mengundang 250 orang tamu.
Bukan:
15 orang tewas dalam kecelakaan itu.
Dua ratus lima puluh orang tamu diundang Pak Darmo.
j.      Angka yang menunjukkan bilangan utuh yang besar dapat dieja sebagian supaya lebih mudah dibaca.
Contoh:
Perusahaan itu baru saja mendapat pinjaman 250 juta rupiah.
Penduduk Indonesia berjumlah lebih dari 120 juta orang.
k.    Bilangan tidak perlu ditulis dengan angka dan huruf sekaligus dalam teks kecuali di dalam dokumen resmi seperti akta dan kuitansi.
Contoh:
Kantor kami mempunyai dua puluh orang pegawai
Di lemari itu tersimpan 805 buku dan majalah.
Bukan:
Kantor kami mempunyai 20 (dua puluh) orang pegawai.
Di lemari itu tersimpan 805 (delapan ratus lima) buku dan majalah.
l.      Jika bilangan dilambangkan dengan angka dan huruf, penulisannya harus tepat.
Contoh:
Saya lampirkan tanda terima uang sebesar Rp 999,75 (sembilan ratus sembilan puluh sembilan dan tujuh puluh lima perseratus rupiah).

Saya lampirkan tanda terima uang sebesar 999,75 (sembilan ratus sembilan puluh sembilan dan tujuh puluh lima perseratus) rupiah.













BAB III
PENUTUP

A.  Kesimpulan
Kesimpulan pada makalah ini adalah sebagai berikut:
1.    Pemakaian huruf sesuai dengan pedoman EYD diantaranya yaitu huruf abjad, huruf vokal, huruf konsonan, huruf diftong, dan pemenggalan kata.
2.    Penulisan huruf sesuai dengan pedoman EYD meliputi huruf kapital dan huruf miring. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam menuliskan ungkapan yang berhubungan dengan hal-hal keagamaan, kitab suci, dan nama Tuhan, termasuk  kata ganti untuk Tuhan dan lain sebagainya. Huruf miring dalam cetakan, yang dalam tulisan tangan atau ketikan dinyatakan dengan tanda garis bawah, dinyatakan untuk (1) menuliskan nama buku, majalah, dan surat kabar yang dikutip dalam karangan (2) menegaskan atau mengkhususkan huruf , bagian kata, atau kelompok kata, dan (3) menuliskan kata nama-nama ilmiah, atau ungkapan asing, kecuali kata yang telah disesuaika ejaannya
3.    Penulisan kata sesuai dengan pedoman EYD meliputi kata dasar, kata turunan, bentuk ulang, kata ganti, kata depan, partikel, singkatan, angka dan lambang bilangan.

B.  Saran
Tentunya dalam penyusunan makalah ini terdapat kekurangan dan kesalahan olehnya itu :
1.    Diharapkan kepada para pembaca agar memberikan perbaikan yang semestinya demi kesempuranaan makalah ini. 
2.    Diharapkan agar pembaca memberikan koreksi terhadap materi-materi EYD yang sekiranya ada tidak sesuai dengan yang sebenarnya.
3.    Diharapkan kepada para pembaca untuk mencari referensi lain agar dapat menambah wawasan.


DAFTAR PUSTAKA
Rijal, Syamsul dkk. 2008. Bahan Penyuluhan Bahasa Indonesia di Provinsi Sulawesi Selatan. Makassar: Departemen Pendidikan Nasional Pusat Bahasa Balai Bahasa Ujung Pandang.
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 2003. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Finoza, Lamudin. 1993. Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Diksi Insan Mulia,.
Mustakim. 1996. Tanya Jawab Ejaan Bahasa Indonesia untuk Umum. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.
Nazar, Noerzisri. 2004. Bahasa Indonesia dalam Karangan Ilmiah. Bandung: Humaniora.




[1] Rijal, Syamsul dkk. Bahan Penyuluhan Bahasa Indonesia di Provinsi Sulawesi Selatan. (Makassar: Departemen Pendidikan Nasional Pusat Bahasa Balai Bahasa Ujung Pandang. 2008), hal. 87
[2] Lamudin Finoza, Komposisi Bahasa Indonesia. (Jakarta: Diksi Insan Mulia, 1993), hal. 65
[3] Sugihastuti, dkk. Editor Bahasa. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2006), hal. 43
[4] Lamudin Finoza, Op. Cit, hal. 76
[5] Hasan Alwi, Dkk. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Edisi-2. (Jakarta: Balai Pustaka. 2003), hal. 65
[6] Ibid, hal. 66
[7] Ibid, hal. 67
[8] Sugihastuti, dkk, Op. Cit, hal. 98
[9] Sugihastuti, dkk, Op. Cit, hal. 99
[10] Mustakim. 1996. Tanya Jawab Ejaan Bahasa Indonesia untuk Umum. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
[11] Nazar, Noerzisri. Bahasa Indonesia dalam Karangan Ilmiah. (Bandung: Humaniora, 2004), hal. 54
[12] Ibid,. hal. 64
[13] Ibid, hal. 65
[14] Syamsul Rijal dkk, Op. Cit, hal. 65
[15] Lamudin Finoza, Op. Cit, hal. 74

Tidak ada komentar:

Posting Komentar