.arrow { font-size: 18px; font-family: serif; font-weight: 900; } .readmore-link { margin-top: 20px; border-bottom: 1px solid gainsboro; margin-left: 250px; }
SELAMAT DATANG DI BLOG HOLONG MARINA COMPUTER/ INANG GROUP CORPORATION

RAJA MAKALAH

RAJA MAKALAH

Jumat, 27 Januari 2017

FENOMENA PELATIHAN EMOSIONAL SPRITUAL QUESTION (ESQ) DALAM PENINGKATAN AHLAK SPRITUAL

FENOMENA PELATIHAN EMOSIONAL SPRITUAL QUESTION (ESQ) DALAM PENINGKATAN
AHLAK SPRITUAL
D
I
S
U
S
U
N
OLEH
1.      SAMARIA                                   13 310 0156
2.      SURYANI                                                13 310 0158
3.      SUCI RAHMASARI                   13 310 0159
4.      TIONANG HASIBUAN             13 310 0160
5.      HALIMAATUSSAKDIAH        11 310 0151

DOSEN PEMBIMBING :
MUHAMMAD YUSUF PULUNGAN, MA
NIP. 19740527 199903 1 003

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULATAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
PADANGSIDIMMPUAN

2016

KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya kepada kita semua yang berupa ilmu dan amal. Dan berkat Rahmat dan Hidayah-Nya pula, penulis dapat menyelesaikan makalah Fenomena Pelatihan ESQ dalam Peningkatan Ahlak Spritual.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini tidak akan tuntas tanpa adanya bimbingan serta bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya, khususnya kepada Bapak selaku dosen pembimbing.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih terdapat banyak kekurangan. Akhirnya, kritik, saran, dan masukan yang membangun sangat penulis butuhkan untuk dijadikan pedoman dalam penulisan ke arah yang lebih baik lagi. Semoga makalah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Amin.
                                                                        Padangsidimpuan,   November  2016




                                                                                    Penulis


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................   i
DAFTAR ISI...............................................................................................   ii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................   1
A.    Latar Belakang ................................................................................   1
BAB II PEMBAHASAN............................................................................   2
A.    Hakikat Training (Emotional dan Spiritual Question) ESQ.............   2
B.     Program Penguatan ESQ.................................................................   5
C.     Pelatihan ESQ dalam Peningkatan Ahkal Spritual..........................   8
D.    Materi Pelatihan ESQ......................................................................   11
BAB III PENUTUP....................................................................................   13
A.    Kesimpulan......................................................................................   13
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................   14


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Sukses tidak hanya ditentukan oleh kecerdasan intelektual, tapi juga harus dibarengi dengan kecerdasan emosi dan spiritual. Berkembangnya teknologi dan kehidupan jaman  sekarang mengharuskan manusia untuk memiliki pengetahuan dan high selfawareness sebagai bekal hidup. Pernah tidak kamu perhatikan orang orang di sekitar kamu. Ada orang yang bisa dibilang gagal dalam bidang akademis tapi berhasil dalam berkarier.  Atau, ada juga orang yang sukses dalam bidang akademis tapi gagal dalam kariernya. Ada beberapa faktor lain yang mempengaruhi sukses tidaknya seseorang.
Setiap manusia memiliki tiga jenis kecerdasan. Ada kecerdasan intelektual atau Intellectual Quotient (IQ), ada kecerdasan emosi atau Emotional  Quotient (EQ), dan ada pula kecerdasan spiritual atau Spiritual Quotient (SQ). Ketiga jenis kecerdasan ini harus berintegrasi menjadi satu kesatuan. Hubungan diantara ketiganya bisa diibaratkan seperti sebuah telur ayam. IQ merupakan kulit luar, EQ merupakan putih telur, sedangkan SQ merupakan kuning telur dan menjadi inti. Kecerdasan-kecerdasan itu dapat disinergikan melalui Emotional Spiritual Quotient (ESQ).


BAB II
PEMBAHASAN
A.    Hakikat Training (Emotional dan Spiritual Question) ESQ
a.       Pengertian Pengertian Training ESQ
Kata training berasal dari bahasa Inggris yaitu bentuk kata benda train yang artinya kereta api kemudian diubah ke dalam bentu kata kerja menjadi training yang berarti latihan.[1]
Training ESQ adalah sebuah metode pelatihan pembentukan karakter yang sistematis, yang didalamnya membahas bagaimana membangun karakter seseorang melalui Rukun Iman, Rukun Islam, dan Ihsan. Sangat mudah diingat dan diajarkan karena merupakan kebiasaan sehari-hari , sehingga diharapkan akan mampu menciptakan kecerdasan emosi dan spiritual. Dan jika pelatihan ini dilakukan secara terus menerus atau berulang-ulang, maka akan terbentuk pemahaman, visi, sikap terbuka, integritas, konsisten dan sifat kreatif yang didasari atas kesadaran diri yang timbul dari suara hati terdalam, yang pada akhirnya akan menjadi Islam tidak sebatas agama ritual namun juga sebagai “The Way of Life”.[2]
Jadi, training ESQ merupakan sebuah metode pengembangan kepribadian dengan tujuan membentuk karakter tangguh dan memadukan konsep Kecerdasan Intelektual (IQ), Kecerdasan Emosional (EQ), dan Kecerdasan Spiritual (SQ) secara terintegrasi dan transendental melalui Rukun Iman, Rukun Islam, dan Ihsan.
b.      Pengertian ESQ
Pada hakikatnya, manusia hidup di dunia ini untuk mencari makna hidup. Manusia diberikan nikmat oleh Allah untuk merasakan kebahagiaan, namun mengapa terkadang mereka tidak merasa bahagia. Tanpa mereka sadari, sebenarnya mereka sedang dalam pencarian makna kehidupan yang sebenarnya. Namun terkadang kebahagiaan itu mereka raih hanya melalui dunia saja, dan ada sisi lain yang mereka lupakan. Mungkin hanya kecerdasan IQ dan EQ nya saja yang sudah mencapai keberhasilan.
“Manusia adalah makhluk dua dimensi yang membutuhkan penyelarasan akan kepentingan dunia dan akhirat. Oleh karena itu, manusia harus memiliki konsep duniawi atau kepekaan emosi serta intelegensi yang baik (EQ dan IQ) dan penting pula penguasaan ruhial vertikal atau Spiritual Quotient (SQ)”.[3]
Ketika seseorang mencapai kesuksesan atau keberhasilan, sudah mendapatkan pekerjaan, mampu menghasilkan uang banyak, kebutuhan pun sudah terpenuhi lebih dari cukup, apapun yang ia inginkan dengan mudah ia dapatkan, namun terkadang tipe orang yang seperti ini masih merasa bingung bahkan tidak tahu untuk apa sebenarnya ia hidup, untuk apa ia bekerja selama ini, hampir-hampir ia diperbudak oleh uang dan waktu, perasaan dan batinnya terasa kosong dan hampa.[4] Sama halnya dengan para remaja yang mungkin sebagian dari mereka unggul dalam hal IQ nya, namun mereka belum memiliki EQ dan SQ yang matang. Misalnya siswa kelas X yang akan naik ke kelas XI dan ketika itu dihadapkan oleh beberapa pilihan penjurusan, pada umumnya IPA dan IPS. Mereka bingung untuk memilih jurusan yang akan mereka ambil, karena apa yang mereka pilih akan berpengaruh bagi pendidikan di perguruan tingginya kelak. Dalam hal jati diri atau identitas diri pun banyak dari para remaja yang masih belum menemukannya, mereka belum mengetahui akan jadi apa dan ke mana nantinya.
“Disinilah ESQ akan menjawab permasalahan tersebut. ESQ sebagai sebuah metode dan konsep pasti jawaban dari kekosongan batin sang jiwa. Ia adalah  konsep universal yang mampu menghantarkan seseorang pada “predikat memuaskan” bagi dirinya sendiri dan juga bagi sesamanya. Mengapa bukan SQ saja menjawab pertanyaan tersebut? Karena kita akan kembali lagi pada konsep pemisahan dunia dan akhirat tadi- dikotomi pemikiran ‘dunia saja’ atau ‘akhirat saja’ yang berdiri sendiri-yang seharusnya kita hindari, karena keduanya seharusnya mampu secara proporsional bersinergi, menghasilkan kekuatan jiwa raga yang seimbang”.
Jadi, ESQ adalah sebuah training yang merupakan metode pelatihan pembentukan karakter yang sistematis, yang didalamnya membahas bagaimana membangun karakter dengan menggabungkan tiga keerdasan sekaligus yaitu IQ, EQ, dan SQ seseorang melalui Rukun Iman, Rukun Islam, dan Ihsan.
c.       Tujuan dan Fungsi ESQ
“ESQ Model yaitu suatu formula yang menyatukan unsur EQ, IQ dan SQ dalam satu kesatuan sistem yang terintegrasi” ESQ Model adalah sebuah mekanisme sistematis untuk me”manage” ketiga dimensi manusia yaitu body, mind, dan soul, atau dimensi fisik, mental dan spiritual dalam satu kesatuan yang integral. Sederhananya, ESQ berbicara tentang bagaimana mengatur tiga komponen utama: Iman, Islam dan Ihsan dalam keselarasan dan kesatuan tauhid.”
Ketiga kecerdasan tersebut merupakan satu kesatuan dan tidak terpisahkan. ESQ merupakan sinergitas kekuatan emosi dan spiritual dimana hati menjadi pusatnya dan Allah hadir di dalamnya. Maka kehadiran Allah di dalam hati akan terjadi manakala kita banyak atau sering berdzikir kepada-Nya. Semakin sering kita berdzikir dan mengingat sifat-sifat Allah maka hati kita akan semakin bersih, begitupun sebaliknya jika hati ini kotor maka ketidakstabilan emosi yang akan terjadi, semakin lemah, jahil, kacau, dan lain sebagainya.[5]
“Adapun fungsi dari ESQ model adalah sebagai sebuah mekanisme sistematis untuk mengolah dan me”manage” energi spiritual. Sedangkan tujuannya adalah agar setiap diri manusia memiliki sebuah “mata hati” yang mampu  untuk melihat, apakah sudah menjejakkan hati pada garis orbit yang benar (inline) dan mengitari pusat orbit yang tepat (online).”[6]
Jadi, tujuan dari training ESQ ini adalah agar para pesertanya senantiasa mampu mengembangkan tiga kecerdasan yang telah disebutkan tadi. Mereka dapat mengenali dirinya sendiri, dan agar lebih memahami akan makna hidup di dunia ini. Sehingga pada akhirnya dapat mengembalikan mereka kepada fitrah dan menjadikan mereka sebagai pribadi yang kuat dan positif.

B.     Program Penguatan ESQ
Emosi memainkan peran sangat penting dalam perkembangan mental siswa, sehingga diperlukan upaya emosi untuk bisa di kelolah dan dikembangkan secara baik oleh guru dan siswa. Peran emosi yang sangat mendasar yaitu: [7]
(a)            memberi kekuatan kepada siswa yang sedang berkembang,
(b)           bertugas sebagai pemotivasi atau penggerak tingkah laku,
(c)            mempengaruhi cara menyesuaikan atau beradaptasi dengan masyarakt,
(d)           keadaan emosi yang tegang menggangu keseimbangan (equilibrium) mental dan ketenangan siswa.
            Program penguatan ESQ (karakter) di sekolah hendaknya mencakup: [8]
(1)       penguatan keterampilan emosional,
(2)       keterampilan kognitif,
(3)       keterampilan perilaku,
(4)       penguatan keterampilan self science.
1.      Kecerdasan Emosional (Emotional Intelligence)
Kecerdasan emosional di artikan sebagai kemampuan untuk “mendengarkan” bisikan emosi, dan menjadikannya sebagai sumber informasi amat penting untuk memahami diri sendiri dan orang lain demi mencapai tujuan. Kecerdasan emosional didefinisikan sebagai kemampuan merasakan, memahami, dan secara efektif menerapkan kepekaan emosi sebagai sumber energi, informasi dan pengaruh manusiawi.
Kecerdasan emosional meliputi:[9]
(1)      mengidentifikasi perasaan-perasaan,
(2)      mengungkapan perasaan,
(3)      menilai intensitas perasaan,
(4)      mengelolah perasaan,
(5)      menunda pemuasan,
(6)      mengendalikan dorongan hati,
(7)      mengurangi stres,
(8)      mengetahui perbedaan antara perasaan dan tindakan.
2.      Keterampilan Kognitif
Intelegensi merupakan salah satu istilah psikologi yang populer di masayarakat dan seringkali dikaitkan secara langsung dengan faktor bawaan. Dalam kamus psikologi (1987) intelegensi didefinisikan sebagai kemampuan berurusan dengan abstraksi-abstraksi, mempelajari sesuatu, dan kemampuan menangani situasi baru.
Karakteristik intelektual yaitu adanya kemampuan untuk memahami masalah-masalah yang bercirikan:[10]
(1)     mengandung kesukaran,
(2)     kompleks,
(3)     abstrak,
(4)     ekonomis,
(5)     diarahkan pada suatu tujuan,
(6)     berasal dari sumbernya.
Sedangkan Gardner merumuskan konsep inteligensi yang dikenal dengan multi intellegence dalam tujuah jenis kecerdasan, yaitu:
(1)      linguistik,
(2)      matematik-logis,
(3)      spasial,
(4)      musik
(5)      kelincahan tubuh,
(6)      interpersonal,
(7)      intrapersonal.
Ciri-ciri intelegensi yang tinggi antara lain adalah: (1) adanya kemampuan untuk memahami dan menyelesaikan problem mental dengan cepat, (2) kemampuan mengingat, (3) kreaktivitas yang tinggi, dan (4) imajinasi yang berkembang.
3.      Keterampilan prilaku
Keterampilan spritual siswa sangat penting ditumbuhkembangkan dalam pembelajaran. Spritual intelligence merupakan puncak kecerdasan, wawasan pemikiran uyang luar biasa mengagumkan dan sekaligus argumen pemikiran tentang betapa pentingnya hidup sebagai manusia yang cerdas.
Kecerdasan spritual merupakan landasan yang diperlukan untuk mengfungsikan kecerdasan intelektual dan kecerdasan emosional secara efektif, kecerdasan spritual adalah kecerdasan jiwa, yakni tingkat baru kecerdasan yang bertumpu pada bagian dalam diri siswa yang berhubungan kearifan.[11]
Karakteristik siswa yang memiliki kecerdasan spritual adalah: (1) memiliki integritas keimanan, (2) terbuka, (3) mampu menerima kritik, (4) rendah hati, (5) mampu menghormati orang lain dengan baik, (6) terinspirasi oleh visi, (7) mengenal diri sendiri dengan baik, (8) memiliki spritualitas yang kokoh, (9) selalu mengupayakan yang terbaik bai diri sendiri dan orang lain.
Pembentukan dan pengembangan kecerdasan emosi dan spritual (karakter) siswa dapat dibentuk oleh guru dan keadaan lingkungan. Oleh karena itu, pendidikan kecerdasan (karakter) sangat penting ditampilkan oleh kepala sekolah, guru melalui keteladanan.
Aspek-aspek yang dapat berpengaruh pada emosi siswa di lingkungan sekolah antara lain: (1) kurangnya jaminan keselamatan emosi, (2) faktor ekonomi orang tua, (3) cara mengajar guru, (4) suasana  menanktukan di sekolah, (5) guru tyang tidak stabil emosi, (6) keadaan fasilitas sekolah yang serba kurang, (7) mengabaikan perbedaan individu, (8) kurangnya aktivitas kekurikuler, (9) kelemahan sistem penilaian, dan kelemahan kurikulum terutama metode pembelajaran.

C.    Pelatihan ESQ dalam Peningkatan Ahkal Spritual
Pelatihan ESQ adalah pelatihan kepemimpinan dan pengembangan kepribadian dengan tujuan membentuk karakter tangguh yang memadukan konsep kecerdasan intelektual (IQ) yang berfunsi “What I Think” (apa yang saya pikirkan) untuk mengelola fisik atau materi, kecerdasan emosional (EQ) yang berfungsi “What I Fell” (apa yang saya rasakan) untuk mengelola kekayaan sosial, dan kecerdasan spiritual (SQ) yang berfungsi “Who am I” (siapa saya) untuk mengelola kekayaan spiritual secara terintegrasi dan transendental. Konsep yang ditawarkan oleh Ary Ginanjar Agustian tentang membangun Emotional Spiritual Quotient (ESQ) berdasarkan pada 6 Rukun Iman dan 5 Rukun Islam, yang dapat dirangkum sebagai berikut :
1.      Proses penjernihan pikiran (Zero Mind Process).[12]
Pada tahap ini terjadi proses pembebasan pikiran dari belenggu-belenggu menuju pada suatu pikiran yang fitrah (God Spot), serta perlu diperhatikan kemampuan mengendalikan hati dan pikiran yang fitrah. Langkah ini dilakukan agar pikiran manusia terbebas dari paradigm salah yang akan membatasi pikiran. Hasil akhir yang diharapkan dari porses ini adalah lahirnya alam berfikir jernih dan suci atau fitrah, yaitu krmbali pada hati dan pikiran yang bersifat merdeka serta bebas. Dan ini merupakan tahap titik tolah dari kecerdasan emosi dan spiritual.
2.      Pembangunan mental (Mental Building).
Melalui enam prinsip yang didasarkan pada Rukun Iman, yaitu :[13]
1)      Iman kepada Allah sebagai pegangan dalam hidup, sehingga timbul rasa aman dan ketenangan yang akan menjernihkan pikiran sekaligus memberikan kesiapan mental untuk menghadapi perubahan-perubahan yang terjadi.
2)      Iman kepada Malaikat (Prinsip malaikat), yaitu memiliki integritas, loyalitas dan kebiasaan member sehingga selalu dipercaya oleh orang lain
3)      Iman kepada Rasul (Prinsip kepemimpinan), yang akan menjadikan seseorang pemimpin yang berpengaruh
4)      Iman kepada Al-Qur’an, (Kitab Allah), menyadari arti pentingnya prinsip pembelajaran yang akan mendorong kepada suatu kemajuan
5)      Iman kepada hari Kiamat, yaitu mempunyai prinsip masa depan sehingga seseorang akan memiliki visi dalam hidupnya.
6)      Iman kepada Takdir, yaitu memiliki prinsip keteraturan sehingga tercipta suatu system dalam satu kesatuan tauhid atau prinsip dalam berfikir.
3.      Menciptakan ketangguhan pribadi (Personal Strength) dan ketangguhan social (Social Strength)
Melalui prinsip 5 Rukun Islam, yaitu sebagai berikut :[14]
Penetapan misi, melalui penjabaran Syahadat karena makna Syahadat akan melatih membangun suatu keyakinan dalam berusaha, menicptakan daya dorong dalam mencapai suatu tujuan, membangkitkan keberanian dan optimism sekaligus menciptakan ketenangan batin dalam menjalankan misi hidup.
Pembangunan karakter yang dilambangkan dengan shalat. Shalat adalah suatu metode relaksasi untuk menjaga kesadaran diri agar tetap memiliki cara berfikir yang fitrah, serta metode yang dapat meningkatkan kecerdasan emosional dan spiritual secara terus menerus mengasah serta mempelajari ESQ yang diperoleh dari Rukun Iman.
Pengendalian diri (Self Controlling) yang dapat dilatih melalui puasa. Puasa adalah metode pelatihan untuk pengendalian diri dan memelihara fitrah diri.
Zakat merupakan suatu upaya Srtategic Collaboration sebagai langkah nyata untuk membangun suatu landasan yang kokoh guna membangun sebuah sinergi yang kuat, yaitu berlandaskan sikap empati, kepercayaan, sikap kooperatif dan keterbukaan, serta kredibilitas.
Haji merupakan total action dan transformasi prinsip dan langkah secara total. Selain itu, haji adalah persiapan fisik dan mental dalam menghadapi berbagai tantangan masa depan.
Selain itu, adapaun fungsi dari pelatihan ESQ, yaitu :
-          Lebih menyadari siapa diri kita
-          Menumbuhkan rasa empati
-          Memiliki kasih sayang yang tulus
-          Memiliki visi hidup
-          Senantiasa memiliki memotivasi diri
-          Lebih terbuka dan Fleksibel
-          Bisa menerima kekurangan orang lain
-          Selalu berpikir positif
-          Mudah ber-intropseksi diri
-          Ikhlas menerima dan memberi
-          Berprilaku jujur
-          Berpikir maju
-          Siap menghadapi tantangan hidup
-          Menghargai perasaan dan kepentingan orang lain
-          Mengikis rasa egois dan matrialistis
Pelatihan ESQ adalah sebuah pelatihan pengembangan sumber daya manusia yang mampu menggabungkan 3 potensi yaitu potensi fisik, emosi dan spiritual; serta ketiga kecerdasan IQ, EQ dan SQ yang selama ini terpisah. Penggabungan tersebut akan menghasilkan sebuah totalitas yang didorong oleh tiga motivasi, dimana hidup dan bekerja bukan sekedar dorongan oleh motivasi yang bersifat fisik maupun emosi, namun juga motivasi yang bersifat spiritual. Hal tersebut akan menghasilkan kompetensi serta kehidupan yang berbahagia dan penuh makna.

D.    Materi Pelatihan ESQ
Adapun materi pelatihan ESQ ini, diantaranya yaitu :[15]
1.      Zero Mind Process
Adalah upaya untuk menjernihkan hati, dengan tujuan memunculkan kemampuan  mendengar suara hati terdalam yang merupakan sumber kebijaksanaan(wisdom) dan motivasi (energy)
2.      Mental Building
Adalah suatu metode untuk melindungi dan menjaga potensi dasar melalui 6  prinsip yang meliputi :
-          Star Principle, yaitu membangun integritas, loyalitas dan rasa tanggung jawab didalam diri pekerja.
-          Angel Principle, yaitu membangun komitmen dan keikhlasan dalam pekerja
-          Leadership Principle, yaitu membangun nilia-nilai kepemimpinan didalam diri setiap pekerja.
-          Learning Principle, yaitu membangun kesadaran didalam diri setiap pekerja untuk terus memperbaiki diri dan meningkatkan kemampuan.
-          Vision principle, yaitu memberikan kesadaran bahwa setiap orang yang hidup akan meninggal sehingga apapun yang dilakukan akan memperoleh balasannya nanti.
-          Well organized principle, yaitu memberikan kesadaran bahwa setiap orang memiliki peranan penting sekecil apapun.
3.      Personal Strength
Adalah suatu metode untuk melepaskan, mengarahkan, mengendalikan kekuatan pikiran bawah sadar (unconscious mind), sehingga menjadi suatu langkah nyata dalam  kehidupan sehari-hari, sekaligus pola pengasahannya, melalui:
-          Mission Statement, yaitu internalisasi visi dan misi perusahaan didalam diri setiap pekerja.
-          Character Buildin, yaitu memberikan pemahaman mengenai cara pembangunan karakteryang diharapkan.
-          Self Controlling, yaitu memberikan kesadaran tentang karakter buruk yang harus diperbaiki untuk menjalankan nilai-nilai perusahaan.
4.      Social Strength
Adalah upaya pembangunan teamwork berdasarkan kesamaan suara hati sehingga tercipta kolaborasi hati yang tangguh dan solid, melalui :
-          Strategic Collaboration
-          Total Action, yaitu memberikan kesadaran untuk mengimplementasikan ide da mencapai target.


BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Pelatihan ESQ adalah pelatihan kepemimpinan dan pengembangan kepribadian dengan tujuan membentuk karakter tangguh yang memadukan konsep kecerdasan intelektual (IQ) yang berfunsi “What I Think” (apa yang saya pikirkan) untuk mengelola fisik atau materi, kecerdasan emosional (EQ) yang berfungsi “What I Fell” (apa yang saya rasakan) untuk mengelola kekayaan sosial, dan kecerdasan spiritual (SQ) yang berfungsi “Who am I” (siapa saya) untuk mengelola kekayaan spiritual secara terintegrasi dan transendental. Konsep pelatihan ESQ di Indonesia, pertama kali ditawarkan oleh Ary Ginanjar Agustian sebagai penulis sekaligus pelopor mengenai pelatihan dalam membangun Emotional Spiritual Quotient (ESQ) berdasarkan pada 6 Rukun Iman dan 5 Rukun Islam.
ESQ Leadership Center adalah lembaga training sumber daya manusia yang bertujuan membentuk karakter melalui penggabungan 3 potensi manusia, yaitu kecerdasan intelektual, emosional dan spiritual. Selama ini ketiga potensi tersebut terpisah dan tidak didayagunakan secara optimum untuk membangun sumber daya manusia. Sehingga, ketiga potensi manusia tersebut dapat digabungkan dan dibangkitkan sehingga terbentuk karakter yang tangguh, peningkatan produktivitas sekaligus melahirkan kehidupan yang bahagia dan penuh makna.


DAFTAR PUSTAKA
John M. Echols dan Hasan Shadily, 2003. Kamus Inggris Indonesia: An English-Indonesia Dictionary, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Ginanjar, Agustian, Ary, 2009. ESQ: Emotional Spiritual Quotient: Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan Spiritual,  Jakarta: ARGA TILANTA.
Muhyiddin, Muhammad, 2007. Manajemen ESQ Power, Yogyakarta: DIVA Press.
Pasiak, Taufik, 2003. Revolusi IQ/EQ/SQ Antara Neurosains dan Al-Qur’an, Bandung: PT Mizan Pustaka.
, Shinta, (ed), 2008. Kumpulan Artikel Kompas, Mencetak Anak Cerdas dan Kreatif, Jakarta: PT Kompas Media Nusantara.
Lucy, Bunda, 2010. Mengembangkan Minat dan Bakat Anak, Jakarta: PT Tangga Pustaka.
Efendi, Agus, 2005. Revolusi Kecerdasan Abad 21 Kritik Mi, EI, SQ, AQ & Successful Intelligence atas IQ, Bandung: Alfabeta (Anggota IKAPI).
Danah Zohar dan Ian Marshall, 2001. SQ Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual dalam Berpikir Integralistik dan Holistik untuk Memaknai Kehidupan, Bandung: Mizan Anggota IKAPI.
Nggermanto, Agus, 2009. QQ Cara Tepat Melejitkan IQ, EQ, dan SQ secara Harmonis, Bandung: Nuansa.
Suharsono, 2004.  Mencerdaskan Anak, Depok: Inisiasi Press.




[1] John M. Echols dan Hasan Shadily, Kamus Inggris Indonesia: An English-Indonesia Dictionary, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2003), h. 600.
[2] Ary Ginanjar Agustian, ESQ: Emotional Spiritual Quotient: Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan Spiritual,  (Jakarta: ARGA TILANTA, 2009),  jilid.1 h. xx
[3] Ibid., h. xviii
[4] Ibid., hal. xviii
[5] Muhammad Muhyiddin, Manajemen ESQ Power, (Yogyakarta: DIVA Press, 2007), Cet. 3, h. 9.
[6] Ary Ginanjar Agustian,Op. Cit, h. 20
[7] Taufik Pasiak, Revolusi IQ/EQ/SQ Antara Neurosains dan Al-Qur’an, (Bandung: PT Mizan Pustaka, 2003)cet. 3, h. 15-17
[8] Shinta Ratnawati, (ed), Kumpulan Artikel Kompas, Mencetak Anak Cerdas dan Kreatif, (Jakarta: PT Kompas Media Nusantara), h. 184
[9] Bunda Lucy, Mengembangkan Minat dan Bakat Anak, (Jakarta: PT Tangga Pustaka, 2010 ), h. 53.
[10] Shinta Rahmawati (ed), Op. Cit, h. 185.
[11] Agus Efendi, Revolusi Kecerdasan Abad 21 Kritik Mi, EI, SQ, AQ & Successful Intelligence atas IQ, (Bandung: Alfabeta (Anggota IKAPI), 2005), h. 171-172.
[12] Danah Zohar dan Ian Marshall, SQ Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual dalam Berpikir Integralistik dan Holistik untuk Memaknai Kehidupan, (Bandung: Mizan Anggota IKAPI, 2001), h.8-9.
[13] Agus Nggermanto, QQ Cara Tepat Melejitkan IQ, EQ, dan SQ secara Harmonis, (Bandung: Nuansa), Cet. 4, h. 115-117
[14] Agus Efendi, Revolusi Kecerdasan Abad 21 Kritik MI, EI, SQ, AQ & Successful Intelligence Atas IQ, (Bandung: Alfabeta (Anggota IKAPI), 2005), cet. 1, h. 81.
[15] Suharsono, Mencerdaskan Anak, (Depok: Inisiasi Press, 2004), Cet. 1, h. 46